"Chaewon— meninggal."
Mendengar penuturan sang ayah membuat seorang kakak itu memeluk erat adiknya yang masih berumur dua tahun.
Sementara sang ibu menangis dalam pelukan sang ayah, kakak tersebut berusaha menahan air matanya di depan sang adik yang masih belum mengerti apa-apa.
"Lyna kamu harus tenang.."
"Gimana aku bisa tenang.. hiks."
Felix terbangun begitu merasakan pundaknya di tepuk oleh seseorang. Dengan terengah-engah, ia mendongak.
"Kak Yeji?"
Yeji tersenyum, ia menyuruh Felix untuk menggeser duduknya agar ia bisa duduk di samping Felix.
Felix menurut, ia hanya diam saja menunggu apa yang akan Yeji lakukan selanjutnya.
"Di kelas sendiri?" Yeji menolehkan pandangannya untuk melihat Felix.
"Menurut kakak?" Felix tertawa canggung.
Yeji terkekeh, pertanyaan bodoh macam apa ini. "Gue cuman mau tau kabar lo."
"Baik, kak."
Yeji mengangguk, lantas ia pamit dari untuk menyusul teman-temannya di kantin.
Felix terdiam melihat kepergian Yeji, tiba-tiba pikirannya tertuju pada mimpinya tadi. Entah siapa Chaewon itu, namun ia rasa tidak asing dengan nama itu.
Lelah bergelut dengan pikirannya, ia memutuskan untuk pergi ke kantin untuk sekedar mengisi perutnya. Tadi ia sempat di ajak ke kantin oleh Jisung, namun ia menolak dengan alasan mengantuk.
Tak lama ia sampai di kantin, ia mencoba mencari tempat kosong yang bisa gunakan nantinya, namun pandangannya terpaku begitu melihat Jisung, Hyunjin dan Jeongin berada di meja yang sama.
Bukan hal yang biasa, Hyunjin yang tengah bermain pocky stick dengan Jeongin, dan Jisung menyorakinya.
Menunggu pemainan itu berakhir, baru Felix menghampiri meja mereka. Ia duduk di samping Jisung tanpa permisi, mengundang keterkejutan tiga orang yang bertetanggaan itu.
Hyunjin yang tengah mengunyah biskuit berbentuk stik itu mendadak tersedak, dengan cepat Hyunjin meminum minuman yang ia pesan.
"Kamu kapan dateng?" Tanya Hyunjin setelah menelan semuanya.
"Baru," singkatnya.
Terdengar helaan nafas lega dari Hyunjin, karena merasa suasana tidak bagus akhirnya Jisung dan Jeongin berpamitan untuk kembali ke kelas.
"Kamu kenapa keluar kelas?"
Felix melirik sekilas Hyunjin yang ada di seberangnya, "laper."
"Y-yaudah aku pesenin makanan ya."
Felix menggeleng, "mendadak kenyang."
"Kok bisa?"
"Nggak tau deh, aku duluan."
Hyunjin hanya diam saja melihat sikap Felix berbeda. Ia menduga jika Felix melihat permainan yang lakukan sebagai dare dari Jisung.
..
.."Anjir Felix liat gak sih tadi?" Tanya Jisung dengan perasaan paniknya.
Jeongin menggeleng, "nggak tau. Kalo liat pun gue bodo amat."
Jisung menatap Jeongin kesal, "kok bisa lu gini sih?!"
Jeongin memutar bola matanya malas, "gue gini dari dulu, kan? Kek gatau gue aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick [HYUNLIX] Complate ✓
Ficção Adolescente[COMPLATE] Takdir mempertemukan Hwang Hyunjin dan Lee Felix, namun pertemuan mereka nyatanya membawa sebuah dosa besar. Tentang Lee Felix dan segala penderitaannya, serta Hwang Hyunjin yang selalu berada di sampingnya, bahkan menjadi salah satu ses...