꒰ 29 ⤸ vf - Bagian Dua Puluh Sembilan ❞

337 46 4
                                    

Ini adalah hari keberangkatan Felix, dengan berat hati Hyunjin merelakan Felix pergi untuk satu minggu ini. Jisung menepati janjinya untuk menjaga Hyunjin, bersama dengan Lyna pastinya.

Pagi sebelum Jisung berangkat sekolah, ia sempatkan untuk menjenguk Hyunjin di rumah sakit. Membawa dua porsi bubur untuk Lyna dan Hyunjin nantinya.

Ia berangkat sendiri tanpa Minho, karena ia yang meminta. Minho juga mulai di sibukkan dengan ekskul dance nya.

Saat ia membuka ruangan itu, Jisung menemukan Lyna yang tertidur di sofa yang cukup besar. Jisung meletakan bubur itu di nakas, tanpa di sadari ternyata Hyunjin sudah bangun.

Hyunjin menatap Jisung, "pagi banget." Suaranya Hyunjin begitu serat.

"Gue kan sekolah, dodol!"

Hyunjin terkekeh pelan

"Gue pen minum."

Jisung mengambil gelas berisi full air putih, "mau minum dari bibir gue, gak?" Tanyanya dengan senyum miring.

Hyunjin menatapnya malas.

"Yaelah becanda kali!"

Akhirnya Jisung membantu Hyunjin untuk duduk dan memberikan gelas tersebut. Usai meneguk air itu, Hyunjin segera memberikannya pada Jisung.

Tak lama dari itu Lyna bangun, ia begitu kaget melihat Jisung di sini.

"Jisung kapan dateng?" Tanya Lyna dengan suara seraknya.

Jisung menoleh ke belakang, "ah," Jisung terkekeh, "tadi, tante."

Lyna mengangguk, lalu ia beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Sementara kini Jisung membantu Hyunjin memakan bubur dengan di suapi.

Tak bisa bohong, Jisung benar-benar senang melakukan in. Bukan karena merasa bersalah juga dengan janjinya pada Felix, tapi ia senang melakukan ini karena ia menyukai Hyunjin.

Tidak ada yang bisa menebak perasaan, tiap kali manik mereka bertemu entah kenapa Jisung merasakan degupan di jantungnya. Jika cinta tanpa alasan, maka Jisung lah orang yang merasakan hal itu, namun tanpa sebab yang jelas.

Mungkin juga efek rasa iri yang ia rasakan lantaran Felix yang mendapatkan perlakuan lebih manis dari Hyunjin, sedangkan Minho memberinya afeksi sewajarnya.

Katakan Jisung orang yang tidak tau bersyukur, karena itu benar adanya. Jisung pun tak menyangkal hal itu, ia menyadarinya.

..
..
..

Lagi-lagi Minho dan Yeji terlibat dalam perbincangan yang sangat serius. Tidak habisnya mereka membahas, meskipun salah satu dari mereka meminta untuk mengulur waktu agar semuanya tidak terbongkar.

Minho tidak bisa membayangkan jika Felix akan membencinya, entah Felix benci atau tidak tapi tetap saja Minho salah.

"Gue takut Felix benci gue, Ji."

Yeji melirik Minho, "dan gue harusnya seneng pas tau itu, kan?"

Minho menghela nafas, "resiko gue, ya?"

Yeji tertawa, "i'ts okay, Ho. Mungkin emang bakal ngorbanin hati nantinya, tapi kita tetep bakal jadi kakak yang baik buat Felix."

Minho lagi-lagi menghela nafas. Ia menjadi sedikit tenang jika ia berbicara soal ini kepada Yeji, tapi saat bersamaan ia juga merasa takut akan ungkapan-ungkapan yang Yeji beri tahu nantinya.

Ini alasan ia tidak mengantar Jisung, Minho memilih berangkat sekolah pagi buta dengan Yeji yang kondisinya sekarang sudah sedikit vit.

"Gue pen ngucapin seribu maaf sama Felix, karena gue yang bikin Felix gagal balik ke orang tua kandungnya.."

Sick [HYUNLIX] Complate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang