꒰ 30 ⤸ vf - Bagian Tiga Puluh ❞

368 50 6
                                    

Seminggu berlalu, ini adalah hari kepulangan Felix. Soal lomba, ia menempati juara tiga, dan Felix bangga dengan itu.

Melihat senyum manis kakaknya di depan rumah membuat Felix ikut tersenyum. Ia segera berlari menghampiri Minho, meninggalkan kopernya yang masih tergeletak di jalan. Ia benar-benar merindukan sosok pria yang sudah ia anggap kakaknya ini.

Minho terkekeh, ia bergerak melepaskan pelukannya lalu mengambil koper Felix, ia menuntun Felix untuk duduk di latar rumahnya. Tak lama dari itu, Eunji datang dengan segelas teh hangat.

Eunji turut bahagia mendengar kemenangan Felix, begitupun Minho. Felix yang mendapat rentetan pujian dari kedua orang itu membuatnya bersemu.

"Udah dong mujinyaaa!" Rengek Felix.

Minho terkekeh, "lucu banget sihh!!" Tangannya terulur untuk mencubit pipi Felix.

"Yakkk sakit!"

Mereka tertawa bersama setelahnya. Tanpa mereka sadari, sosok paruh baya tengah melihat kejadian itu dari dalam mobil.

"Ceria sekali anakku, maafkan papa nak."

Jungrok menunduk, tampak menyesali perbuatannya di masa lalu. Ia begitu di hantui rasa bersalah.

"Semoga rahasia itu tidak membuat hubunganmu dengan Minho menjadi renggang, maafkan papa nak, papa menyayangimu meski kau bukan anak kandungku."

..
..
..

"Felix pulang hari ini ya? Udah nyampe di rumah," Hyunjin tersenyum menatap foto yang di kirimkan Minho, kekasih mungilnya tengah meminum teh, lucu sekali.

Banyak yang berubah seminggu ini tanpa Felix, ia merindukan banyak kasih sayang darinya.

"Kangen, Fel."

Hyunjin terkekeh pelan, mengusap foto kekasihnya itu. Bisa saja ia menelponnya, namun ia memilih diam membiarkan Felix istirahat terlebih dahulu.

Hyunjin keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu, Jisung benar-benar merawatnya dengan baik. Setelah keluar dari rumah sakit, Hyunjin juga harus menjaga tubuhnya untuk pemulihan.

Ia di minta istirahat beberapa hari sampai-sampai ia benar-benar sehat dan bisa kembali beraktivitas. Pikirannya berkelana memikirkan Felix, bagaimanapun ia sangat menyayangi Felix.

"Tambah lucu aja sayangku."

"Jadi kangen berat."

Ia terus berucap sembari mengusap foto kekasihnya, sampai seseorang mencium bibirnya dan mengalihkan atensinya pada orang itu.

"Udah puas liatin Felix nya?"

Hyunjin terkekeh pelan, ia menaruh ponselnya lalu menarik pinggang orang itu, kembali menyatukan bibir mereka dengan lumatan-lumatan kecil.

"Udah cemburunya?"

..
..
..

Malam hari, Felix memutuskan untuk berkunjung ke rumah kekasihnya karena rindu yang berat tidak dapat di tahan lagi. Felix berjalan perlahan menaiki tangga satu persatu, mencoba memelankan langkahnya agar Hyunjin tidak tahu kedatangannya.

Tepat di depan pintu kamar Hyunjin, ia menarik nafas perlahan. Memegang kenop pintu kamar tersebut lalu membukanya perlahan. Belum sempurna pintu itu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada Hyunjin yang tengah berciuman dengan orang di pangkuannya.

Felix kembali menutup pintu itu, sepertinya mereka belum menyadari kehadiran Felix tadi. Nafasnya memburu, dadanya menyesak. Ia mencoba menahan isak tangisnya.

"H—Hyunjin— hiks."

Felix berjalan turun ke bawah, memilih kembali bersama Lyna. Menemani wanita itu menonton televisi bersama Yeji.

Sick [HYUNLIX] Complate ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang