Prilly berjalan tergegas dengan geram, setelah ia mendengar kronologi kenapa papanya kembali tumbang. Ini sudah yang kesekian kalinya Niken membuatnya dalam masalah besar. Ia memasuki studio tempat Ali biasa rekaman, dan langsung menuju sebuah ruangan sendiri yang jelas ia tahu adalah ruang kerja Niken.Prilly mengetuk pintu dengan tak sabar, tak mendegar jawaban apa-apa dari dalam, ia memberanikan diri membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, alangkah terkejutnya Niken saat keluar dari toilet di ruangannya. Prilly berdiri dengan wajah mengeras menahan amarah.
“Ga pernah diajarin ketuk pintu sebelum masuk ke rumah orang ya bu, oh iya gue lupa, bokap nyokap lo kan dulu orang sibuk, jadi ga ada waktu ngajarin anaknya. Sekarang aja mereka gembel makanya bisa ada di rumah mulu”ucap Niken angkuh.
Prilly berjalan menghampirinya dan mendaratkan sebuah tamparan kasar ke pipi Niken.
“Lo denger baik-baik ya, itu cukup buat ngebales semua perbuatan jahat lo, sekali lagi lo ganggu kehidupan gue dan keluarga gue, gue ga akan segan-segan masukkin lo ke penjara, ngerti lo” ucap Prilly tegas.
“Oh, lo mulai berani ya sama gue, brengsek, dasar cewe sialan” teriak Niken geram sambil menghardik tubuh Prilly ke belakang, tangannya menjambak kasar rambut Prilly hingga gadis itu berteriak kesakitan.
Prilly tak tinggal diam, ia ikut menarik balik rambut Niken menarik tubuhnya hingga memutar tubuh Niken terpojokkan ke dinding, Niken masih menjambak rambut Prilly kuat, bahkan ia hampir menggigit tangan Prilly, beruntung gadis itu bisa menghindar.
Prilly menginjak kaki Niken dengan kuat, hingga gadis itu menjerit kesakitan melepaskan rambut Prilly. Tapi Niken tak menyerah begitu saja, ia mendorong tubuh Prilly hingga Prilly terjatuh ke bawah, Niken duduk diatas tubuh Prilly dan menamparnya keras. Dengan sekuat tenaga Prilly mendorong tubuh Niken hingga ia mampu duduk dan bangkit berdiri, ia kembali menarik rambut Niken dengan kedua tangannya dengan geram.
“Lo dengerin gue baik-baik, gue bukan cewe lemah kaya yang lo kira, kalo Cuma buat ngadepin cewe gila kaya lo gue masih sanggup, ngerti lo” serunya kencang.
“Prilly..” teriak sebuah suara mengejutkan mereka berdua.
“Ali?” seru Prilly dan Niken berbarengan dan saling menjauh.
“Kenapa kamu ada di sini dan kenapa kalian bisa berantakan kaya gini?” tanya Ali bingung, karena seharusnya Prilly berada di Rumah Sakit menjaga papanya.
“Bagus lo dateng, lo tanya aja langsung sama cewe lo yang ga tau sopan santun ini” sahut Niken merapikan rambutnya yang sudah seperti disasak.
“Heh nenek lampir, jaga mulut lo ya, lo yang ga tau sopan santun, dateng-dateng ke rumah orang ngomong yang engga-engga, sampe papa gue collapse, untung bokap gue selamat, kalau sampe ada apa-apa sama bokap gue, gue pastikan lo masuk neraka saat ini juga” balas Prilly keras.
“Maksud kamu apa Prill?” tanya Ali tak mengerti.
“Jadi jantung papa kumat karena Niken datang ke rumah dan ngasih tau ke papa kalau bang Teo masuk penjara” jawab Prilly menatap tajam ke arah Niken.
“Niken? Tega-teganya kamu berbuat kaya gitu?”ucap Ali penuh kekecewaan.
“Aku kan Cuma ngasih tau kebenaran, salah?” sahut Niken membela diri.
“Tapi moment kamu ga tepat, oom Ridwan sedang sakit, dan bukan kapasitas kamu untuk menyampaikan informasi itu, kamu membahayakan nyawanya, apa kamu ga mikir dampaknya, hah? Keterlaluan kamu” kali ini Ali meninggikan nada bicaranya.
“Kamu ga apa-apa sayang?kenapa bisa sampe berdarah gini sih?” Ali beralih meraih wajah Prilly, di sisi bibir kanannya ada darah segar yang sedikit mengalir. Ali menyeka dengan sapu tangan miliknya.
YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
FanfictionBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...