"Biarkan aku menjaga perasaan ini, menjaga segenap jiwa yang telah kau beri, engkau pergi aku takkan pergi, kau menjauh aku takkan jauh, sebenarnya diriku masih mengharapkanmu"
Manjaga hati
By : Yovie & NunoPrilly menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya, hari ini moodnya buruk sekali, sejak tadi pagi ada saja hal-hal yang membuatnya kesal. Mulai dari gosip Kemal kekasihnya yang berselingkuh, ia gagal dalam kuis mata kuliah matematika, tidak jadi makan bakso gara-gara pengamen aneh, nunggu lama di kampus karena mobil mogok, terkena macet di jalanan, hingga saat ini ia pulang ke rumah, tak ada satupun keluarganya yang menyambut.
Prilly termenung menatap langit-langit kamarnya, ia merasakan kesepian yang luar biasa. Menjadi anak tunggal bukanlah hal yang mengasyikkan lagi, dulu ia sangat senang karena tidak memiliki adik ataupun kakak, karena ia bisa mendapatkan perhatian penuh dari oramg tuanya.
Mereka selalu memberikan apa yang ia mau, permintaannya merupakan sebuah keharusan bagi mereka. Papanya selalu membawanya bermain di kolam renang rumah mereka hanya untuk menghabiskan weekend bersama, mamanya tak pernah lupa mengajak ke pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang baru yang membuatnya selalu tampil berbeda.
Tapi masa itu sudah berubah, semenjak usaha papanya berkembang menjadi go international, orang tuanya jadi lebih sering meninggalkannya di rumah hanya dengan para karyawan rumah mereka. Bukan hanya 1-2 hari, tapi berminggu-minggu, karena mereka harus ke luar negeri bertemu dengan klien mereka di sana. Meskipun hampir setiap hari mereka berkomunikasi melalui video call, tapi kehadiran fisik mereka di sampingnya jauh lebih berharga dibanding hanya sekedar menyapa melalui telepon.
Tak jarang juga Prilly berontak karena kesal, seperti tahun ini, di hari pentingnya mereka bahkan tak bisa hadir, dan hanya mengirimkan hadiah sebuah mobil BMW putih yang saat ini menjadi kendaraan sehari-harinya. Bukannya tersenyum, Prilly malah menangis dan membanting semua kado pemberian teman-temannya yang datang ke pestanya. Di ulang tahunnya yang ke 18 ini, Prilly hanya menginginkan 1 hadiah, yaitu kehadiran mama dan papanya di sampingnya.
Prilly beranjak dari ranjangnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi bernuansa krem yang terlihat hangat serta lengkap dengan fasilitas jacuzy, berendam air hangat adalah cara yang tepat pikirnya untuk menghilangkan penat dan aura negatif yang ada pada dirinya saat ini.
Perlahan ia masuk ke dalam bathtub berbentuk lingkaran yang sudah berisi air hangat dengan gelembung-gelembung udara untuk terapi, saat tubuhnya sudah berada di dalam air, tiba-tiba ia teringat dengan pengamen aneh yang tadi siang membuatnya kesal. Sepertinya ia terlihat bahagia meskipun hidupnya terlihat susah, bermain hujan dan tertawa bersama teman-teman kecilnya. Entah mengapa Prilly begitu tergugah melihat senyum manis yang terpancar dari wajahnya, membuatnya begitu damai.
"Aarrghhhh, Prilllyyyy, kenapa lo jadi mikirin cowo aneh itu sih, dudulll" serunya pada diri sendiri sambil mengetuki kepalanya.
"Gini nih kelamaan ga shopping, otaknya karatan" ucapnya lagi lalu membasuh mukanya dengan air hangat.
-------
"Ma, Ali pulang" seru Ali saat tiba di rumahnya.
"Halo sayang, kamu udah pulang?lho ko basah-basahan, kamu pasti main ujan lagi ya, kebiasaan deh, mama ga mau kamu sakit ah" sahut mamanya menyambut Ali pulang lalu mencium keningnya.
"Tuh, mukanya dingin banget lagi, mama masakin air panas ya, biar kamu mandi, ganti dulu bajunya nanti kamu masuk angin, taro aja barang-barang kamu disitu biar mama nanti yang bersihin" ucapnya lagi dan langsung dituruti oleh Ali.

YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
FanficBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...