CHAPTER 23

27.9K 1.4K 49
                                        

CHAPTER 22

" Kucari tak kudapatkan dirimu
kuhirup tak kudapatkan nafasmu
kemana kini dirimu berada?
hilangkah atau hanya sementara?

Meski jauh takkan pernah tergantikan
kau ada di setiap nafasku

Kuharap kau ada
disampingku saat ini
kuharap kau ada
disampingku saat ini"
Kuharap kau ada
By : Rio Febrian

Ada sebuah cerita dari pengarang luar bernama William Shakespeare tentang sebuah percintaan sepasang anak manusia. Pertemuan yang tidak disengaja ternyata menimbulkan benih-benih cinta diantara mereka, pertemuan-pertemuan yang terjadi memercikkan kebahagiaan di hidup mereka. Hingga mereka tahu cinta yang mereka miliki ditentang oleh keluarganya sendiri. Pernikahan diam-diam pun harus dipilih demi memperjuangkan cinta mereka. Namun takdir berkata lain, sekuat apapun mereka berusaha untuk bersatu, peperangan dua keluarga memaksa mereka harus berpisah. Sang wanita memilih menjalankan rencana menipu keluarganya dengan berpura-pura mati, tetapi sang pria mendapatkan pesan yang berbeda, betapa hancurnya ia saat tahu bahwa cintanya mati karena menenggak racun. Di samping tubuh kekasihnya ia turut meminum racun hingga mati tergeletak di sisi sang wanita, saat sang wanita terbangun, alangkah menyesalnya ia menemukan pujaan hatinya mati sia-sia tanpa ucapan perpisahan darinya. Dengan sebuah belati yang ada di tangan kekasihnya, ia menghabisi nyawanya sendiri. Kisah Romeo dan Juliet yang hanya sebuah karangan belaka terjadi nyata di hidupku, ya, kisah cinta tragis sang Juliet yang dipisahkan dari Romeonya karena pertentangan keluarga. Kali ini, aku melihatnya nyata di depan mataku. Adik kandungku dari papa yang sama tergolek lemah di ruang ICU, beberapa tim medis sedang mencoba untuk menyelamatkannya, di bangsal sebelahnya dengan nasib yang sama terbaring sang romeonya.

Seandainya aku datang lebih cepat, mungkin mereka tidak akan seperti ini. Terkurung dalam ruang sempit berisi pipa, dan harus menderita keracunan gas.

Entah bagaimana mereka bisa sampai di ruangan itu, saat aku tiba, aku sudah melihat mereka dalam keadaan tidak sadarkan diri sambil berpegangan tangan.

Jantungku sempat berhenti berdetak saat melihat Prilly tak bernafas. Untung saja pertolongan pertama yang aku berikan membuatnya kembali bernafas meskipun ia masih belum sadarkan diri.

Cinta yang mereka miliki tak direstui oleh papaku, dan kejadian ini akan semakin membuat papa memiliki alasan kuat untuk memisahkan mereka.

Aku menoleh ke arah Tasya yang merangkul lenganku sambil menyandarkan kepalanya di pundakku, sedari tadi ia hanya menangis bersama Dita dan Mila. Bagaimana tidak, sahabatnya sejak kecil sekaligus saudari perempuannya sedang berjuang melawan maut. Yang mirisnya lagi, kekasih yang merupakan satu-satunya orang yang paling bisa membuatnya bertahan hidup ikut berjuang mempertahankan hidupnya.

"Abanggg, Prilly pasti hidup kan?" Ucapnya lirih terisak. Aku menahan air mataku sekuat tenaga, mencoba tegar agar mereka tak kehilangan semangat. Dita ikut menyemangatiku dengan merangkul lengan sebelah kananku.

"Prilly itu kuat, dia ga pernah kalah sama keadaan, apapun rasa takut yang dia alami, dia slalu mampu mengahadapinya, kali ini, abang yakin, dia juga pasti mampu, kita berdoa aja buat yang terbaik untuk mereka" ucapku menenangkan mereka.

Tak jauh dari tempat kami berdiri, Mila mencoba menenangkan mama Ali yang terduduk lemas sambil menangis.

"Tante yang sabar ya, Ali sama Prilly pasti selamat, dokter pasti bisa nyelamatin mereka" ucap Mila merangkul tante Resi sambil mengusap punggungnya.

Bukan Romeo & JulietWhere stories live. Discover now