JUST SHORT PART
"Tuhan bila masih kudiberi kesempatan, ijinkan aku untuk mencintanya, namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup sekali ni saja"
Sekali ini saja
By : Glenn Fredly"Sori ya girls, gue ga jadi nyusul, gue tiba-tiba males, have fun ya, bye, muuuaaaaahhh" Prilly mengakhiri teleponnya.
"Maaf ya sayang-sayangku, ga tau nih gue lagi kenapa, otak gue sengklek kayanya, jangan-jangan gara-gara keseringan gaul sama Ali ya?tapi dia kan ga salah, emang gue yang mau, bodo ah, gue mau siap-siap dulu, mau jalan bareng Ali lagi, hihi, tuh kan gue udah gila, hahahhaha" ucap Prilly pada dirinya sendiri.
Hari ini Ali akan mengajaknya mengamen lagi, Prilly pun ikut ketagihan dengan hobi sekaligus pekerjaan Ali tersebut. Menurutnya ada kebahagiaan tersendiri saat orang-orang memberikan uang setelah mereka bernyanyi.
"Hai" sapa Ali tersenyum saat Prilly membukakan pintu untuknya.
"Haaiii" balas Prilly bersemangat.
"Yuk, udah siap kan?" Tanya Ali.
"Udah dong" jawab Prilly tersenyum.
Ali mengajak Prilly ke sebuah terminal yang lain dari sebelumnya. Suasana terminal yang hiruk pikuk sudah menjadi pandangan biasa bagi Prilly.
Ali menuntun Prilly menaiki salah satu bus yang belum terlalu padat. Ali mulai memetik gitarnya dan bernyanyi.
"Tuhan bila masih kudiberi kesempatan, ijinkan aku untuk mencintanya, namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup sekali ni saja"
Prilly memperhatikan wajah Ali yang begitu serius menyanyikan lagu Glenn Fredly tersebut. Prilly tak mengerti apa yang terjadi padanya, rasanya aneh sekali, tiba-tiba ia menggenggam ujung belakang baju Ali, membuat Ali menoleh kepadanya sekilas lalu kembali fokus bernyanyi.
Setelah Ali mengumpulkan uang dari para penumpang, Ali menarik tangan Prilly agar berdiri di sebelahnya, karena mereka akan turun di halte berikutnya. Tak berapa lama, bus itu langsung dipenuhi oleh penumpang yang kebanyakan para karyawan kantor. Ali terpaksa meraih tubuh Prilly kepelukkannya agar tidak terhimpit dan terombang ambing karena bus yang melaju dengan cepat.
"Emang selalu kayak gini ya?" Bisik Prilly.
"Ya gitu deh" jawab Ali tersenyum.
"Gila ya, kenapa mereka pada mau ya sempit-sempitan kaya gini?kenapa ga naik taxi aja gitu?" Tanya Prilly polos.
"Kalau tiap hari pulang pergi naik taxi gajinya habis buat ongkos aja" ucap Ali membuat Prilly berpikir.
Tanpa sadar Prilly merangkulkan lengannya di pinggang Ali agar tidak terjatuh.
"Ih peluk-peluk" canda Ali tersenyum jahil.
"Isshhh, apaan sih, ga sengaja kali, ge er, wleee" balas Prilly sewot.
"Sengaja juga gapapa" sahut Ali lagi tersenyum menggigit bibir bawahnya.
"Genit lo" ucap Prilly ikut tertawa sambil menepuk dada Ali.
"Buset dah, gue baru nyadar, badannya Ali keker juga, masa sih dia rajin nge gym?ga mungkin" ucap Prilly dalam hati.
Ali menarik tangan Prilly untuk turun dari bus dan berjalan ke halte yang saat itu sepi.
"Duduk Prill, kamu cape kan?" Ucap Ali mempersilakan Prilly duduk.
YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
FanficBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...