CHAPTER 21

28.5K 1.6K 47
                                        


"Mengapa tiba-tiba kau minta putus dariku, tak sanggup hati ini, mendengar keputusanmu. Oh Tuhan tolonglah, kucinta dirinya, tak Oh Tuhan tolonglah ku cinta dirinya. Tak mampu diriku lupakan dirinya
Oh Tuhan berikan aku kekuatan. Agar ku dapat melupakan. Semua cinta yang telah ia khianati"
Kucinta Dirinya
By : Mike Mohede

Prilly terkejut saat mendengar suara papa dan abangnya bertengkar, sepertinya papanya akan membawa paksa ia pulang. Prilly segera mengunci pintu kamarnya, ia bersembunyi di balik lemarinya ketakutan. Tak pernah ia setakut ini bertemu papanya, ia mulai menangis dan menelungkupkan kepalanya di lutut.

"Pa, mau sampai kapan papa kaya gini?papa ga kasian liat Prilly, kalau papa masih kaya gini, dia pasti ga akan pernah mau ketemu sama papa lagi, apa mau kaya gitu?" seru Teo mencegah papanya masuk ke kamar Prilly.

"Teo, harus berapa kali papa bilang, papa cuma mau melindungi adik kamu, asal jangan pemuda itu, apapun akan lakukan buat dia" ucap papanya dengan nada bergetar.

"Apa papa tidak belajar dari pengalaman hidup papa? jangan sampe papa mengulangi kesalahan yang dibuat opa" sahut Teo keras.

"Cukup Teo, kamu ga tau apa-apa, justru karena papa belajar dari pengalaman, papa ga mau Prilly merasakan hal yang sama dengan mama kamu, biarkan papa membawa Prilly pulang" ucap Ridwan lagi sambil berjalan semakin dekat ke kamar Prilly.

Teo langsung memasang badan menghalangi papanya, mereka saling beradu pandang tanpa bicara.

Ridwan menghela nafasnya berat, "Kalau begitu kalian memaksa Papa untuk menggunakan cara lain" ucapnya lalu meninggalkan appartement Teo.

tok..tok...tok...

"Prilly, ini abang, udah aman sayang, papa udah pulang" ucap Teo mengetuk pintu kamar Prilly.

Tak berapa lama Prilly membuka pintu kamarnya dan langsung memeluk Teo sambil menangis, Teo tak bisa bicara apa-apa, ia tak tega melihat Prilly harus mengalami ini, entah apa yang merasuki papanya hingga ia tak bisa berlapang dada menerima hubungan Ali dan Prilly, semoga saja papanya tidak melakukan hal buruk pada Ali dan keluarganya. Teo bersumpah akan melindungi ali dan Prilly jika papanya tega melakukan hal itu.

--------

Ali baru saja menyelesaikan launching single pertamanya di radio, Wisnu mempercepat proses peluncurannya karena strategi bisnis yang sedang bersaing dengan artis lain. Ali mencoba menghubungi Prilly, entah kenapa seharian ini perasaannya tak tenang dan terus memikirkan Prilly. Di saat yang bersamaan, Niken dan Wisnu datang menghampiri Ali.

"Selamat ya Li, akhirnya kamu memulai karir kamu, semoga sukses" ucap Niken menggandeng lengan Ali mesra lalu mencium pipi Ali singkat membuat Ali refleks menjauh dan memandang Niken kesal.

"Niken, kamu harus bisa jaga sikap kamu, papa ga suka kamu bertindak berlebihan seperti itu, ingat, Ali sudah punya paccar" ucap Wisnu dengan nada tegas. Ali sedang malas menanggapi ulah Niken, dan lebih memilih pamit pada Wisnu dan beranjak menemui Prilly.

Saat Ali hendak keluar dari gedung stasiun radio tersebut, Ali dikejutkan dengan keberadaan sosok pria setengah baya yang berdiri dengan wajah tegang menghadapnya.

"Oom Ridwan?" tanya Ali dengan rasa yang tak karuan, ia menebak-nebak apa yang kali ini akan dilakukan pria itu padanya. Baru kali ini ia mau menemui Ali, dan sepertinya bukan untuk menyampaikan kabar baik, karena wajahnya menampakkan ketidaksukaannya pada Ali.

Belum sempat Ali mendapatkan jawaban dari Ridwan, Wisnu datang dari belakang dan tak kalah terkejut melihat Ridwan berada di sana.

"Ridwan?hahahha, kenapa bisa ketemu di sini?lama tak jumpa ya, sepertinya perusahaanmu sukses besar, apa kabar?" ucapnya menghampiri Ridwan dan berjabat tangan dengannya, sepertinya mereka sudah saling mengenal sejak lama. Ridwan membalas sapaan dari Wisnu dengan hangat, berbeda sekali dengan sikapnya saat menatap Ali. Mereka terlibat perbincangan singkat sebelum akhirnya Wisnu menyadari keberadaan Ali di sana.

Bukan Romeo & JulietWhere stories live. Discover now