"This romeo is bleeding
But you can't see his blood
It's nothing but some feelings
That this old dog kicked upIt's been raining since you left me
Now I'm drowning in the flood
You see I've always been a fighter
But without you I give upNow I can't sing a love song
Like the way it's meant to be
Well, I guess I'm not that good anymore
But baby, that's just meAnd I will love you, baby - Always
And I'll be there forever and a day - Always
I'll be there till the stars don't shine
Till the heavens burst and
The words don't rhyme
And I know when I die, you'll be on my mind
And I'll love you - Always"
Always
By : BonjoviTeo POV
Aku berlari mengejar Dita yang sedang marah karena melihatku makan siang bersama Wulan. Sudah 2 tahun ini aku dan Wulan bersama, bukan karena kami memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih, melainkan hanya sekedar hubungan profesionalitas karena rencana kerjasama yang dijalankan perusahaanku dengan perusahaannya.
Setelah kejadian malam itu, aku baru menyadari perasaanku terhadap Wulan sudah berubah, aku menciumnya hanya sebatas rasa rinduku padanya. Dan aku sudah meminta maaf padanya atas kekhilafanku. Saat ini aku dalam masa persiapan pernikahanku dengan Dita yang baru saja lulus dan mendapatkan gelar sarjananya.
Aku harus menjelaskan kesalahpahaman ini pada Dita, sejak perusahaan papaku bangkrut, hanya anak perusahaan yang kukelola saja yang bisa kami andalkan dalam menunjang kehidupan kami. Dan saat ini, perusahaanku sangat membutuhkan sokongan dana dari perusahaan milik suami Wulan tersebut.
"Dita, tunggu sayang" seruku menarik tubuhnya hingga berbalik ke arahku.
"Apalagi yang mau kamu jelasin?"tanya Dita penuh emosi.
"Kamu salah paham, aku sama Wulan cuma urusan kerjasama, perusahaannya mau memberikan dana bantuan berupa kepemilikan saham di perusahaan aku, tolong ngertiin aku" ucapku meyakinkan Dita.
"Kalau itu cewe lain, mungkin aku masih bisa ngerti, tapi dia ka Wulan, mantan pacar kamu, aku tau gimana cintanya kamu sama dia, ga mungkin diantara kalian udah ga ada rasa sama sekali, bullshit" seru Dita membuat beberapa orang yang lewat menjadikan kami tontonan hangat.
Aku meraih pundak Dita dan mencoba menenangkannya.
"Sayang, dengerin aku, demi Tuhan, aku ga ada hubungan apa-apa sama dia, dulu aku memang cinta mati sama dia, tapi setelah aku ketemu kamu, semua cinta aku udah buat kamu, plis, jangan salah paham, aku ga mau rencana pernikahan kita jadi berantakan, ya, aku janji, aku akan jaga hati aku cuma buat kamu" Aku berharap Dita bisa lebih berlapang dada. Dita hanya diam dalam beberapa detik, kulihat wajahnya yang masih menunjukkan kekesalannya, aku tahu, wajar kalau ia cemburu, tapi aku juga punya alasan.
"Kalau gitu, aku mau kamu selalu ajak satu orang dari team kamu tiap kamu ketemu sama dia, dan harus ditempat yang ramai, bisa?" Tanya Dita dingin namun membuatku sedikit tenang.
"Oke, aku janji, tapi kamu jangan marah lagi" jawabku memegangi wajahnya yang menurutku sangat membuatku nyaman tiap kali melihat ekspresinya.
"Aku bisa pegang janji kamu?" Tanya Dita lagi. Aku tak menjawab pertanyaannya, tanganku bergerak sendiri menarik kepalanya dan bibirku tahu-tahu sudah mendarat di keningnya. Kali ini aku bisa melihat senyum terkembang di wajah tiap orang yang melihat kami.
Aku terlalu menyayangi gadis ini, entah apa yang membuatnya begitu mempesona di mataku, mungkin karena sifatnya yang sedikit mirip mamaku, sehingga membuatku jatuh hati padanya. Aku menariknya ke dalam pelukkanku, tak peduli itu di tempat umum, kali ini aku tak mau kehilangan cintaku hanya karena sifat cuek dan gengsiku.

YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
Hayran KurguBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...