CHAPTER 20

25K 1.5K 45
                                    

"Kaulah segalanya untukku, kaulah belahan hati ini, tak mungkin ku melupakanmu, tiada lagi yang kuharap, hanya kau seorang"
Kaulah Segalanya
By Ruth Sahanaya

"Good job, kamu memang benar-benar berbakat, oom yakin, sebentar lagi kamu akan jadi rising star" ucap Wisnu menepuk pundak Ali bangga.

"Makasih Oom, semoga tidak mengecewakan oom" sahut Ali tersenyum.

"Ga Li, oom malah puas banget liat hasilnya, diluar ekspektasi oom, beruntung sekali wanita yang bisa mendapatkan kamu" ucapnya lagi membuat Ali tertawa kecil.

"Oom bisa aja"

"Ngomong-ngomong, kamu udah punya pacar belum?"tanya Wisnu dengan nada ingin tahu.

"Alhamdulilah udah oom" jawab Ali jujur.

"Wah, sayang sekali, tadinya oom mau menjodohkan kamu sama anak oom, Niken. Tapi gapapa, itu artinya belum berjodoh, kapan-kapan, kamu bawa gadis kamu itu ya, oom senang sekali kalau bisa bertemu dengan dia, pasti gadis itu luar biasa, karena bisa membuat kamu tergila-gila sama dia"

"Lain waktu, kalau ada kesempatan pasti saya kenalin sama dia oom, bukan cuma luar biasa, tapi dia segalanya buat saya" ucap Ali tersenyum menunduk, merindukan Prilly yang dari pagi tadi belum ia temui karena harus take vocal.

"Oom doakan, Semoga kalian bahagia, ya sudah, kamu sudah boleh pulang Li, kamu pasti mau ketemu dia kan, sana, kasian nanti kalau nunggunya kemaleman" ucap Wisnu yang cukup memahami gerak-gerik Ali.

"Makasih oom, saya permisi dulu, Assalamulaikum"sahut Ali berpamitan.

"Walaikumsalam" balas Wisnu dan team yang ada di sana.

Tak berapa lama setelah Ali pergi, Niken datang berkunjung ke studio papanya.

"Papaaaaaaa" seru Niken memeluk papanya manja.

"Halo sayang, dari mana aja?" Tanya Wisnu mencium kening Niken penuh sayang.

"Aku tadi ada urusan bentar pa, oya, Ali nya mana pa?" Tanya Niken melihat ke sekeliling mencari keberadaan Ali.

"Baru aja pulang" jawab papanya singkat.

"Ahhh, papa, ko ga ditahan sih sampe aku dateng dulu" rengek Nilen manja.

"Niken, Ali itu sudah punya pacar, kamu cari cowo lain aja" ucap papanya santai.

"Ga mau, aku maunya Ali aja pa, plis pa, bantuin Niken, kan aku udah bantuin papa buat cari bibit baru" rengek Niken lagi mengguncang lengan Wisnu.

"Niken, sayang, maafin papa, kalau untuk urusan hati, papa paling ga suka maksain orang, mereka punya pilihan masing-masing, dan yang berhak menentukan hanya Tuhan" jawab Wisnu menjelaskan.

Mendadak wajah Niken berubah, ia mencoba menahan air mata yang menggenang di matanya.

"Pokoknya Niken cuma mau Ali, apapun caranya akan Niken lakuin" ucapnya sedikit geram lalu pergi meninggalka ruangan itu.

"Niken......Niken....?" Panggil papanya, tapi ia tak menoleh sedikitpun.

---------

"Kamu lama banget datengnya?" Ucap Prilly manja memeluk Ali yang baru datang mengunjunginya di appartement Teo.

"Kamu ngapain aja hari ini?" Tanya Ali mengusap pipi Prilly lembut.

"Makan, tidur, nonton, ngulet, selfie, sama mainin Hp aja, alias beteeeee" ucapnya sedikit ngambek.

"Hihihi, maaf" Ali membujuk dengan memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Prilly, cara jitu Ali saat Prilly marah padanya.

"Gimana rekamannya tadi?" Tanya Prilly yang mulai luluh.

"Lancar, dan oom Wisnu puas dengan hasilnya" jawab Ali.

"Yeaayyy, selamat ya honey, kamu pasti keren banget deh tadi, aku mau ikut dong kalau kamu rekaman lagi, aku pengen tau kamu kalau lagi rekaman gimana" ucap Prilly menolehkan wajahnya ke arah Ali yang masih memeluknya dari belakang.

"Kebetulan, tadi oom Wisnu ngundang kamu untuk dateng, dia pengen kenal kamu katanya" ucap Ali memainkan hidungnya ke hidung Prilly singkat.

"Oya?ko bisa?emang kamu cerita apa ke dia?" Tanya Prilly bingung dengan undangan Wisnu yang ingin mengenalnya.

"Aku ga cerita apa-apa, aku cuma bilang,,,,,,kamu itu segalanya buat aku" Ucap Ali serius sambil menatap Prilly yang langsung terdiam mendengar kata-katanya.

"Honeyyy"

Prilly memutar tubuhnya dan langsung memeluk Ali erat.

"Aku juga, kamu itu segalanya buat aku, aku sayang banget sama kamu, aku ga kuat kalau sampe harus pisah sama kamu" ucapnya mulai menangis haru.

"Iya sayang" jawab Ali membalas pelukkan Prilly.

Perlahan Prilly merenggangkan pelukkannya dan menatap Ali penuh rindu.

"Aku kangen" ucap Prilly pelan.

"Apalagi aku" sahut Ali lalu menarik Prilly lebih dekat dan perlahan mendekatkan wajahnya, mencium gadis itu dengan mesra seperti biasanya.

Prilly memejamkan matanya menikmati bibir hangat Ali yang terasa lembut menekan bibir mungilnya.

Mereka saling melemparkan senyum dan tertawa karena kebahagiaan sederhana yang tercipta saat mereka bersama.

"Kamu kenapa ketawa sih?" Tanya Prilly.

"Kamu juga kenapa ketawa?" Tanya Ali balik.

"Aku lucu liat muka kamu kalo lagi mupeng, hahahaha" canda Prilly membuat Ali tertawa malu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tuh kan, dia malah malu, hahahaha" seru Prilly makin menjadi.

Kali ini Ali balas menjahili Prilly dengan menggelitiknya.

"Arrrrghhhhh" seru Prilly menghindar, tapi Ali tetap masih meraih dan semakin menggodanya.

"Heiiii, aku punya sesuatu buat kamu" ucap Ali saat ia berhasil menangkap Prilly dalam pelukkannya lagi. Prilly menghentikan perlawanannya lalu mencoba mendengarkan Ali.

"Kamu mau ngapain?"

"Engga, aku cuma mau kasih kamu ini" ucap Ali menyodorkan sebatang coklat untuknya.

"Ihhhh, cokelattttt, makasih sayang..." seru Prilly meraih cokekat dari tangan Ali dan langsung membukanya. Prilly duduk di sofa yang ada di ruang TV, malam itu Prilly hanya seorang diri di appartement, karena Teo baru saja pergi ke rumah Dita.

"Sini honey, kamu ga cape apa berdiri disitu?" Ajak Prilly sambil membuka bungkus cokelatnya.

Ali menurutinya dan duduk menghadap Prilly. Ia tersenyum saat melihat Prilly memasang wajah girang karena cokelat yang mulai ia makan.

Tiba-tiba mata mereka saling bertemu pandang, Perlahan Prilly mematahkan sebaris cokelat tersebut dan meletakkannya di antara giginya sambil menghadap ke arah Ali.

Prilly menaikkan alisnya singkat menantang Ali untuk ikut menggigit secara perlahan coklat yang ada di mulutnya.

Ali sempat tertawa menghadap arah lain sebelum akhirnya menyanggupi tantangan Prilly. Mendekatkan wajah dan menggigitnya di ujung yang lain berhadapan dengan Prilly, secara bersamaan mulai menggigit coklatnya hingga bibir mereka bertemu dan dilanjutkan dengan ciuman yang jauh lebih membuat Ali kewalahan mengontrol hasratnya. Ia menghentikan ciumannya dan merangkul Prilly yang bersandar di pundaknya manja sambil menonton sebuah film komedi yang sedang disiarkan di TV.

-----------------------------------------------------------------

Bukan Romeo & JulietWhere stories live. Discover now