"Ku ingin dia yang sempurna untuk diriku yang biasa. Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya, Ku ingin semua yang ada pada dirinya. Ku hanya manusia biasa, Tuhan bantu ku tuk berubah, tuk miliki dia, tuk bahagiakannya, tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia"
DIA
By : Sammy SimorangkirSaat itu masih pukul 07.00 pagi, tapi Ali sudah berangkat dari rumahnya menuju rumah Prilly. Hari ini Prilly berniat untuk menemani Ali mengamen, meskipun Ali tak tega jika melihat Prilly berpanas-panasan dan harus lelah karena berjalan kaki, tapi Ali juga tak mampu menolak permintaan Prilly yang sedikit memaksa.
"Hai" sapa Prilly saat melihat Ali sudah berada di depan pintu rumahnya.
"Hai" balas Ali tersenyum lebar.
"Kenapa sih?ko senyum-senyum?ada yang aneh?"tanya Prilly yang bingung melihat Ali seperti menertawainya.
"Engga, seneng aja liat kamu bisa tampil casual kaya gini" ucap Ali yang kagum pada penampilan Prilly pagi ini yang hanya menggunakan kaos berwarna biru laut, jeans, topi yang menutupi rambutnya yang hanya dikuncir, dan juga sepatu kets sederhana.
"Emang kenapa?ga pantes?"tanya Prilly ketus.
"Kamu diapain aja pantes ko?aku cuma salut aja kamu bisa berdandan beda dari biasanya yang selalu pake dress atau pakaian modis berharga mahal itu" jawab Ali.
"Udah deh, ga usah mulai, mood gue lagi baik nih"sahut Prilly cepat.
"Sori, ya udah yuk, kita berangkat sekarang, udah siap?" tanya Ali.
"Bawel lo ya, orang udah rapi gini tinggal jalan, lama banget pake nanya-nanya dulu" ucap Prilly berlalu meninggalkan Ali yang langsung mengejarnya.
---
Ali menggandeng tangan Prilly saat mereka berjalan masuk ke dalam terminal yang hiruk pikuk. Meskipun hari masih pagi, tetapi sinar matahari saat itu cukup terik, membuat Prilly harus menahan rasa gerah dan pandangan yang silau. Ali membantu Prilly naik ke dalam salah satu bus AC yang hendak berangkat meninggalkan terminal.
"Sini" ucap Ali menuntun Prilly untuk berdiri di sampingnya, Prilly pun langsung mengikutinya.
Untung saja bus yang dipilih Ali merupakan bus AC, sehingga Prilly tak perlu berpanas-panasan di dalam bus. Dan juga saat itu penumpang bus tersebut belum terlalu padat, sehingga mereka masih bisa berdiri leluasa.
"Ku ingin dia yang sempurna untuk diriku yang biasa. Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya, Ku ingin semua yang ada pada dirinya. Ku hanya manusia biasa, Tuhan bantu ku tuk berubah, tuk miliki dia, tuk bahagiakannya, tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia"
Ali bernyanyi dengan penuh penghayatan sambil memandang ke arah Prilly. Ada beberapa penumpang yang bertepuk tangan karena penampilan Ali, bahkan ada yang meminta mereka untuk duet.
"Nyanyi lagu apa ya?" Tanya Prilly.
"Ini aja" ucap Ali lalu membisikkan sebuah lagu ditelinga Prilly dan Ali mulai memetik gitarnya.
"I’m the one who wants to be with you, Deep inside I hope you’ll feel it too, Waited on a line of greens and blues, just to be the next to be with you. I’m the one who wants to be with you.Let me be the one to show you"
Tanpa latihan dan tanpa rencana apapun, suara Ali dan Prilly menyatu dengan musik dan lirik lagu yang mereka nyanyikan. Saling pandang dan melemparkan senyum penuh arti membuat penampilan mereka terlihat sempurna dan sangat natural, seperti 2 anak manusia yang saling jatuh cinta.
Kali ini hampir dari semua penumpang memberikan tepuk tangan penghargaan, dan saat Ali berjalan meminta saweran dengan topi kupluknya, Ali begitu terpana saat melihat banyak dari mereka yang memberikan uang lembaran 10.000 rupiah, tidak seperti biasanya yang hanya uang logam ataupun uang kertas 1000 dan 2000 rupiah.
YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
FanfictionBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...