"Tak kusangka, kau hadir di hidupku, kau penuhi semua impian hidupku. Sungguh Tuhan kubersyukur padaMu, kau ijinkan aku untuk mencintainya. Kau terbaik, yang pernah kumiliki, jangan kau pergi dariku, namun bila harus berpisah, ku ingin kau tahu, kaulah yang terbaik"
Kau Terbaik
By : ElloAli menelungkupkan kepalanya di atas lututnya, ia butuh berpikir dengan jernih setelah kejadian sore tadi. Hujan malam itu membuat suasana semakin dramatis.
"Ali, kamu mau cerita sama mama?" Tanya mamanya lembut mengelus kepala putranya yang masih menenggelamkan kepalanya.
Firasatnya mengatakan telah terjadi sesuatu diantara Ali dan Prilly sehingga membuat Ali murung seperti ini. Berbeda dengan malam-malam sebelumnya saat Ali pulang dengan wajah ceria dan senyum sumringah.
Ali menghela nafasnya lalu perlahan mengangkat kepalanya.
"Ma, Ali kangen papa" ucapnya pelan dengan mata berkaca-kaca.
Mama Resi tersenyum lembut lalu merebahkan kepala Ali di pangkuannya.
"Dulu, waktu kamu masih kecil, kamu selalu ngerengek minta ikut papa kerja, kalau sudah kaya gitu, papa pasti langsung gendong kamu di atas pundaknya trus bawa kamu muter-muter seperti sedang naik pesawat terbang, trus kamu pasti bilang, papa, nanti Ali mau jadi pilot biar bisa terbang tinggi, dan papa selalu bilang, kalau nanti Ali udah di atas, jangan pernah lupa sama yang di bawah" cerita mamanya.
"Iya ma, Ali masih inget, papa selalu bilang, Ali harus banggain papa, jadi pelindung mama dan anak yang hormat sama orang tua" ucap Ali menyahuti.
Mamanya tersenyum sambil mengusap kepalanya lembut, ia tahu anaknya sudah mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia mencium pelipis Ali dan memberikan bantal untuk Ali saat ia sudah terlelap.
Di tempat lain, Prilly yang dikurung di dalam kamarnya meronta-ronta menggedor pintu kamarnya agar dibukakan.
"Papa....papa buka pintunya, papa jangan kaya gini, aku sayang sama Ali pa, Ali ga salah apa-apa, papa...." tangisnya hingga ia tersungkur di lantai dan bersandar ke pintu kamarnya.
Papa Prilly berdiri kaku di depan kamar putrinya, dalam hatinya ia tidak tega memperlakukan putri kesayangannya seperti ini, tujuannya datang hari ini sebenarnya ingin memberikan Prilly kejutan, ia sangat merindukannya hingga rela berbagi tugas dengan istrinya untuk bergantian kembali ke Indonesia. Tapi bukannya Prilly yang merasa terkejut, melainkan dirinya sendiri yang mendapatkan surprise.
Mendapatkan putrinya mengamen di jalan bersama seorang pria yang hanya seorang pengamen membuat Ridwan takut. Ia tak mau putrinya hidup susah bersama pria itu, masa depan yang cerah seharusnya sudah menjadi takdir Prilly, Ridwan takut pria itu hanya memanfaatkan putrinya saja, ia terpaksa mengurung Prilly agar putrinya berhenti menemui pria itu.
"Oom, tolong jangan kurung Prilly kaya gini oom, kasian Prilly oom" ucap Mila memelas.
"Mila, kamu harusnya bisa mencegah Prilly untuk dekat dengan anak itu" ucap Ridwan tegas.
"Oom salah menilai Ali, dia anak yang baik oom, Prilly jauh berubah setelah kenal Ali, dia lebih bisa menghargai hidupnya, bahkan untuk mata kuliah matematika yang sangat dia benci, Ali mampu membuat Prilly jadi juara kelas, Prilly yang sekarang sudah jauh berubah oom, dia lebih sabar dan bisa bersikap dewasa" ucap Mila menjelaskan.
Ridwan menatap Mila lurus, Mila merupakan sahabat Prilly yang menurutnya paling bijak dan dewasa, ia bisa percaya dengan kata-katanya.
"Tapi kamu lupa Mila, anak itu cuma pengamen, kamu bisa bayangin bagaimana hidupnya Prilly kalau sampai dia menikah sama anak itu.

YOU ARE READING
Bukan Romeo & Juliet
Fiksi PenggemarBernyanyi di dalam bus ataupun pinggir jalan, berpanas-panasan atau basah terguyur hujan, di usir tanpa diberikan uang, sudah menjadi hal yang biasa bagi Ali yang bekerja sebagai pengamen jalanan demi biaya hidupnya dan mamanya, serta tabungan yang...