Hari ini adalah hari minggu biasanya di hari Minggu ini Arlan menghabiskan waktunya dengan rebahan di rumah ataupun main dengan teman-temannya. tapi di hari minggu ini berbeda, di pagi hari ini Arlan sudah rapih berpakaian formal. Arlan mendesah setelah itu dia mengusap wajahnya.
tok tok
Tiba-tiba pintunya di ketuk setelah itu menampilkan wanita paruh baya yang sudah rapi menggunakan baju kebaya. Wanita paruh baya itu berjalan mendekati Arlan, Arlan yang melihat paruh baya itu segera membalikkan badannya.
"Ar, bunda mau bilang mungkin ini gak adil buat kamu tapi bunda gak pernah minta sesuatu dari kamu bunda juga selalu bebasin kamu ya walau bunda kadang-kadang larang kamu, jadi bunda mohon kali ini aja ya?"
Arlan masih diam tak menjawab ucapan bundanya. setelah itu Arlan berbalik menatap sang bunda dengan tatapan kecewa.
"Bun Arlan masih sekolah gimana dengan sekolah Arlan? Lagian nanti calon istri Arlan mau di kasih makan apa?" dengan lemas nya Arlan membalas ucapan sang bunda.
"Urusan itu gampang, Nanti kamu juga bakal jadi penerus papah jadi gak usah mikirin itu. kamu fokus belajar sama rumah tangga kamu nanti."
Arlan mengangguk lesu, "iya Arlan terima perjodohan ini." Finalnya.
"Gimana udah siap?" Tiba tiba seorang pria berdiri di belakang mereka.
"Iya pah,"
"Iyaudah ayok ke bawah, nanti tinggal nunggu calon istri kamu yang lagi di dandanin."
Setelah itu arlan dan orang tuanya keluar dari kamar Arlan itu. memang pernikahan ini di gelar di rumah sang mempelai pria dan tamu undangan juga hanya kerabat terdekat, acara pernikahan ini bisa dibilang sederhana itu jelas kemauan Arlan.
Kini Arlan sudah anteng duduk di atas altar berhadapan dengan sang penghulu, Arlan gugup jika dirinya salah mengucapkan ijab kabul nanti.
Terlihat dari arah tangga mempelai wanita sedang berjalan kearah altar sambil menggandeng tangan sang ayah. Sesaat Arlan terpesona dengan wanita yang akan menjadi istrinya itu, begitu cantik menggunakan gaun warna putih dan mahkota di atas kepalanya.
Mempelai wanita itu duduk di samping Arlan dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya, Arlan terpesona dengan senyuman yang sangat indah. Setelah itu acara pernikahan akan segera dimulai.
•••
Acara pernikahan sudah selesai kini mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri, mereka saat ini sedang berada di ruang keluarga bersama orang tua mereka.
"Nanti kalian tinggal di rumah yang papa beli ya?" Ucap papah arlan atau ardi.
"Iya tuh, lokasi rumahnya juga dekat sekolah kalian," timpal ayah Aleysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...