Hari ini adalah hari Minggu, tentu saja Arlan dan Aleysa libur sekolah. pagi ini ada kedatangan tamu di kediaman mereka. Ya siapa lagi jika bukan ibu mertuanya, Murni. Tapi Murni tidak sendiri dia bersama seorang yang mungkin lebih tua dari bunda Murni.
"Silahkan bund," bunda Murni mengangguk.
Aleysa menuju dapur untuk mengambil air dan beberapa cemilan. Arlan saat ini masih tidur di kamarnya. Aleysa tidak berani membangunkan Arlan dia takut Arlan marah. Sudah selesai, Aleysa berjalan menuju ruang tamu dan menaruh air dan camilan tersebut.
"Di minum bund, tante?"
"Ah makasih nyonya," ucap orang tersebut.
"Nyonya?" Tanya Aleysa bingung dia langsung saja menatap bunda Murni, meminta penjelasan.
Bunda murni terkekeh, "Iya sayang, sekarang bi Wulan kerja disini."
"Kerja? Buat apa bund?"
"Buat bantu-bantu kamu di rumah ini."
"Loh Aleysa kan bisa sendiri," bunda Murni menggeleng, "Kamu sekolah, takut kamu capek jadi bunda bawa bi Wulan kesini. bi Wulan kerjanya dari jam 6 sampai jam 3 sore soalnya rumah bi Wulan Deket, bunda gak mau kamu nolak Ley." bunda Murni menjelaskan. Aleysa tersenyum dan mengangguk.
"Iya udah deh,"
"Nanti ada pak Ujang yang bakal jadi satpam disini, kalian berdua aja di rumah. jadi bunda takut ada apa-apa sama kalian berdua." ALeysa lagi-lagi tersenyum, bundanya ini kenapa perhatian sekali?
"Ya udah bi, sekarang bisa langsung kerja." ucap bunda Murni kepada bi Wulan dan di jawab dengan anggukan.
"Minum dulu bunda," Bunda Murni mengangguk dan meminumnya.
"Arlan belum bangun?" Aleysa menggeleng, "Belum kak Arlan mungkin semalam main game, bisa jadi kak Arlan bergadang." jawab Aleysa.
Tiba-tiba dari kamar Arlan pintunya terbuka, menampilkan Arlan yang Shirtless dan masih setengah sadar. Bunda Murni mengernyitkan alisnya, kenapa sang anak tidur dikamar bawah? Dan kenapa sang anak tidak tidur dikamar atas?
"Ar?" Arlan yang hendak menuju dapur pun menoleh kearah ruang tamu.
"Eh? Ada bunda?" Arlan akhirnya tidak jadi menuju dapur, dia malah menghampiri bundanya dan sang istri.
"Kenapa kamu tidur di kamar bawah? Kenapa gak di atas?" Baru juga Arlan mendudukkan bokongnya di sofa sudah mendapatkan pertanyaan beruntun dari bundanya.
Arlan gelagapan, matanya melirik kearah Aleysa yang sedang memperhatikannya. Dapat Arlan lihat Aleysa mengangkat bahunya pertanda dia tidak tahu harus menjawab apa.
Shit dia sendiri harus menjawab apa?
"Ar?" bunda Murni menatap sang anak dan menantunya secara bergantian meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...