21 - Berbeda dari yang lain.

1K 64 3
                                    

Arlan sudah berada di kantor papahnya, Arlan masuk dan mengganti bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arlan sudah berada di kantor papahnya, Arlan masuk dan mengganti bajunya. yang awalnya kaus hitam kini memakai seragam kantor.

"Arlan! Kamu terlambat 5 menit. Cepat bersihkan lantai di ruangan meeting sebentar lagi akan ada meeting." Salah satu pekerja menyuruh Arlan cepat-cepat mengerjakan pekerjaannya.

Jika kalian pikir Arlan Bekerja di kantor papahnya akan menjadi ceo atau minimal sekertaris lah, kalian salah besar. Awalannya memang waktu itu Arlan sempat membantu ayahnya, tapi Arlan lewat pintu belakang gedung dan tidak ada yang tahu jika Arlan anak dari bos mereka.

Sebenarnya Ardi menaruh Arlan di bagian Office boy bukan tanpa alasan, Ardi mau Arlan belajar dari cara menghargai seseorang, bagaimana lelahnya kerja di bawah atasan yang harus di suruh-suruh ataupun jika kita membuat kesalahan akan di maki, bukan hanya tau memaki saja. Ardi juga ingin membuat Arlan mandiri dengan caranya.

Arlan mengangguk, "Maaf, tadi di jalan macet." Pekerja itu mengangguk. Dengan segera Arlan membawa alat pembersih itu ke ruangan yang akan di pakai meeting oleh ayahnya.

Setelah sampai, Arlan segera membersihkannya. mulai dari menyapu, mengepel atau membersihkan buku-buku dengan kemoceng.

"Bapak gue berbeda dari yang lain anjir." Arlan juga merasa kesal terhadap papahnya itu, tapi mau gimana lagi. Mau membantah Arlan takut jika papahnya mengadu kepada sang bunda. Toh ini juga demi kebahagiaan dirinya di masa depan.

Hampir selesai, Arlan segera membereskan alat pembersih itu dan berniat ingin pergi dari ruangan meeting. Arlan melangkah keluar tapi di perjalanan Arlan berpapasan dengan sang papah. Arlan menatap sang papah sinis dan di balas senyuman geli oleh Ardi.

"Mas udah di bersihkan tempat meeting nya kan?" Ardi berniat menggoda Arlan, saat benar-benar berada di hadapannya.

"Y." Balas Arlan singkat. Membuat Ardi terkekeh.

"Mas nanti saya pesan kopi ya setelah meeting." Pria yang berdiri di samping Ardi pun angkat bicara. Mungkin pria itu yang akan mengajak Bekerja sama dengan perusahaan papah ardi.

"Y." Lagi Arlan membalasnya dengan singkat. Tak sengaja matanya menangkap sosok Gema yang berdiri di belakang papahnya, Gema sedang memainkan Ponselnya.

Merasa di perhatikan, Gema mendongak dan mengernyitkan alisnya. Lantas Gema menaikkan alisnya seolah bertanya.

"Tanya dah sama ceo kantor ini." Gema yang paham pun mengangguk saja.

Arlan membungkukkan badannya penuh hormat kepada Ardi. Ardi mengangguk dan masih terkekeh melihat wajah Arlan yang masih menatap dirinya sinis. Tanpa menunggu lama-lama lagi, Ardi melangkah dan diikuti orang-orang penting yang akan bekerja sama dengan perusahaan yang Ardi kembangkan.

"Belum aja gue bantai." Gumam Arlan yang menatap punggung ardi.

•••

Karena jam waktu kerjanya sudah selesai, Arlan sekarang sedang mengendarai motornya di jalanan yang terlihat ramai.

ARLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang