"Kak"
"Hmm?"
Saat ini Arlan dan Aleysa hendak menuju ke bioskop. Tapi arah jalan menuju bioskop bukan kesini tapi sebaliknya.
"Katanya mau ke bioskop, kok kesini?" Di balik helm yang Aleysa pakai, alisnya mengernyit.
"Ketemu temen gue dulu!" jawab Arlan lumayan kencang, lantaran banyak kendaraan lain.
"Loh nanti mereka-" ucapan Aleysa terpotong oleh Arlan.
"Udah tau."
"Sejak kapan?" Setahu Aleysa, pernikahan mereka berdua sangat terbatas tamu undangannya dan tidak ada satu orangpun teman Arlan yang menghadiri acara mereka berdua. hanya kerabat, rekan bisnis, dan para guru yang tahu acara resepsi pernikahan mereka.
"Kemarin,"
"Terus?"
Arlan mengangkat bahunya. Aleysa yang melihat itu mendengus. Arlan ini, sudah tau Aleysa orangnya kepoan.
"Pegangan." suara Arlan mengintruksikan Aleysa. dengan segera Aleysa memegang jok motor belakang Arlan. Aralan yang tak merasakan tangan Aleysa berada di pinggangnya pun melirik kearah spion motornya. Arlan menggelengkan kepalanya.
Sepertinya ia terlalu berharap!
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala Arlan. Arlan tersenyum jail di balik helm yang ia pakai. Dengan jail Arlan meng-gas motornya membuat Aleysa tersentak dan hampir menjungkal kebelakang, jika tidak segera ia melingkarkan tangannya di pinggang Arlan.
Untung saja tidak menganggu pengendara lain.
"Kakk!!!"
"Apa?" Ucap Arlan sambil terkekeh melihat reaksi Aleysa. Aleysa mendengus kesal, entah keberanian dari mana Aleysa menggeplak kepala Arlan yang terbalut oleh helm.
Arlan yang di geplak pun terdiam cukup lama. Walaupun tidak sakit tapi Arlan kaget. Aleysa yang sadar apa yang telah ia lakukan pun meringis, sudah di pastikan beberapa menit bahkan detik Arlan akan marah padanya. Aleysa melepaskan lingkaran tangannya di pinggang Arlan dengan perlahan.
Arlan masih melajukan motornya. Aleysa yang duduk dibelakang sudah tidak tenang. Aleysa mendekatkan wajahnya pada wajah samping Arlan, upaya melihat wajah Arlan yang terbalut helm itu. Arlan yang merasa tidak nyaman pun mendorong kepala Aleysa kebelakang.
"Kak, marah ya?" Cicit Aleysa, tapi masih di dengar oleh Arlan. Arlan tersenyum geli di balik helmnya. Tiba-tiba tawa Arlan terdengar oleh Aleysa. Aleysa yang mendengar Arlan tertawa pun mengernyitkan alisnya dan melihat Arlan dari kaca spion.
Banyak pengendara lain yang melirik kearah mereka. tapi Arlan masa bodoh. berbanding terbalik dengan Arlan, Aleysa sudah malu dilihat oleh pengendara lain. Untung saja ia pakai helm.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...