Setelah solat subuh Aleysa lanjut mandi dan menggunakan baju rumahan biasa. di karenakan Arlan yang meminta dirinya membuatkan sarapan. Jika mengingat ulang kejadian semalam membuat Aleysa merona dan tersenyum. Cepat-cepat Aleysa menggelengkan kepalanya upaya mengenyahkan pemikirannya. Dengan semangat Aleysa membuka pintu kamarnya dan menuruni anak tangga. Keadaan rumah sepi, ya memang hanya di tempati oleh dirinya dan juga Arlan.
Aleysa membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan yang ia butuhkan. Setelah mendapatkannya Aleysa mencuci bersih sayuran tersebut. Aleysa akan buat capcay untuk menu hari ini, semoga saja Arlan suka.
Lanjut, Aleysa memotong-motong sayurannya. Dengan cekatan Aleysa memasaknya. Wangi harum menyeruak di penciuman sampai membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Ya siapa lagi jika bukan Arlan.
Dengan penampilan rambut acak-acakan dan tidak mengenakan baju, hanya mengenakan boxer saja untuk menutupi aset pribadinya. Arlan memang sudah terbiasa kalo tidur tidak pakai baju padahal sejak awal ingin tidur dia rapih menggunakan piyama tapi setelah tengah malam pasti dia buka baju. Arlan berjalan kearah Aleysa yang sedang sibuk itu dan berdiri di belakang Aleysa, memperhatikan setiap detik Aleysa bergerak.
"Wanginya sampai masuk kamar," Aleysa menoleh kebelakang dan mendapatkan Arlan tengah yengir.
Aleysa tersenyum, "kenapa gak pake baju?" Tanya Aleysa yang masih tersenyum, "eh gak pake baju?" Setelah sadar apa yang ia lihat Aleysa mengercapkan matanya. Dapat Aleysa lihat di bagian bawah perut Arlan tercetak jelas roti sobek dan dada bidang. Aleysa tak berani menatap kearah bawah perut Arlan, karena sudah pasti itu menonjol.
"Kenapa liatin? Suka?" Tanya Arlan santai.
Cepat-cepat Aleysa menggelengkan kepalanya. Dengan segera Aleysa berbalik dan memasak kembali yang sempat tertunda tadi akibat kedatangan Arlan.
Jantung Aleysa sudah berdebar kencang saat Arlan malah membalikkan tubuhnya dan mematikan kompornya. Aleysa baru pertama kali melihat seorang cowok setengah bertelanjang seperti ini membuat dia ketar ketir.
"Kakk!"
"Hmm?"
"Bajunya kemana?" Tanya Aleysa yang hanya menatap manik mata Arlan tak berani menatap kearah lain takut salah lihat.
"Semalam gerah,"
"Kan ada AC."
"Masih gerah."
Aleysa hanya mengangguk, "mandi dulu kak, terus kita sarapan." Arlan menurut setelah itu dia melangkah meninggalkan Aleysa yang sudah ketar ketir akibat Arlan.
Huftt
Aleysa menghembuskan nafasnya. Dia lanjut memasak yang tertunda. Masakan sudah matang, Aleysa menyajikannya di meja makan. Setelah itu dia menuju lantai atas, kamarnya.
Aleysa memakai seragam sekolahnya dengan rapih dan menata rambutnya dengan jepitan bintang, kesukaannya. Setelah selesai Aleysa turun kembali kebawah. Di sana Arlan sudah rapih menggunakan seragam sekolah yang sama dengannya, Arlan sedang duduk di kursi meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...