"Oke, sekarang kalian bapak hukum buat bersihin toilet setelah pulang sekolah, selama satu Minggu." Ucapan pak Mat setelah menimang-nimang apa yang cocok dengan hukuman mereka berdua.
"APA?! BERSIHIN TOILET?! SATU MINGGU?!"
BRAK
Pak Mat menggebrak meja membuat Arlan yang tadi berteriak jadi diam dan Zufar yang berada di sebelahnya terkekeh. Arlan melirik Zufar sinis, tapi Zufar pura-pura tidak melihat.
"Jangan teriak-teriak! Bapak yang lebih tua dari pada kamu! Mau bapak gorok pake golok hah?"
"Iya pak enggak."
"Kamu juga Zufar! Katanya kamu yang mancing Arlan duluan kan?!" Ucapan pak Mat beralih kepada Zufar.
"Enggak pak! Orang saya yang di tonjok duluan sama Arlan." Elak Zufar, jelas-jelas dia yang mancing-mancing duluan.
"Gak sopan." Cibir Arlan saat Zufar tak memanggilnya dengan embel-embel kak atau apa kek. bukannya terlalu gilak hormat, tapi setidaknya Zufar ada rasa hormat kepada Arlan. Bahkan Arlan dulu masih awal masuk SMA dia sopan kepada kakel. Memang dasarnya saja adik kelas sekarang pada songong.
"APA LO?!"
"Berisik."
"Sudah-sudah, intinya nanti pulang sekolah kalian berdua bersihin toilet." Pak Mat melerai mereka. Kini tatapan pak Mat beralih kepada Arlan. "Awas aja kamu Arlan, jika hukuman kamu di bantuin sama geng kamu itu. Walaupun kakek kamu pemilik sekolah ini tapi kakek kamu tetap saja jika kamu membuat salah bakalan di hukum sesuai peraturan sekolah." Jelas pak Mat panjang kali lebar.
Arlan hanya mengangguk-angguk saja.
Zufar yang mendengar jika Arlan cucu dari pemilik sekolah ini melongo, kenapa juga dia cari ribut dengan si Arlan itu. Untung Arlan tidak mengeluarkannya dari sekolah.
"Pak?"
"Kenapa Zuf? Mau negoisasi? Tidak semudah itu ferguso!"
"Bukan! Suujon aja nih bapak."
"Ya terus apa?"
Arlan yang melihat itu merasa jengah dan memutar bola matanya malas. Akhirnya Arlan berdiri berniat keluar dari ruangan keramat, menurut Arlan dan kawan-kawan. "Saya duluan pak." Pak Mat hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku Arlan.
Saat Arlan membuka pintu, Alaskar dan Elvan terjatuh di hadapan Arlan. Ya mereka sedari tadi menguping.
"Sshhhh," desis Alaskar saat badannya di tindih oleh Elvan. "Pan goblok lo! bangun anjeeenngg!"
Elvan dengan segera berdiri di bantu Gema. "Udah gue bilang juga apa, jangan nguping, ngeyel si." Peringat Gema sambil menarik Elvan di bagian kerah belakang baju seragamnya.
"Kira-kira aja lo Gem, narik gue kayak narik anak kambing." Elvan merajuk dan memonyongkan bibirnya membuat Arlan mengusap dadanya.
"Najis Pan, bukan gemes malah kayak bebek bibir lo!" Gema bergidik ngeri, dan hal itu membuat Elvan mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...