16 - Hukuman (Sudah direvisi)

1K 58 0
                                    

"Ngapain lo ke sekolah naik motor?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo ke sekolah naik motor?"

"Emang kenapa?"

"Lo tau gak?! Itu tuh bahaya!" Arlan menaikkan beberapa oktaf suaranya. Saat ini mereka termasuk inti RAVLOSKA sedang berada di kantin padahal waktu belajar sedang berlangsung tapi mereka malahan bolos.

"Bahaya kenapa?" Aleysa masih bingung dengan perkataan Arlan tadi.

Arlan mendengus, "Makan! lain kali makan dulu. Belajar jadi istri yang baik." Mendengar ucapan Arlan, Aleysa mengangkat wajahnya dan menatap Arlan. Arlan malahan memainkan hpnya. Aleysa memakan makanan yang Arlan pesan tadi di bu kantin.

"Wih a'a sulthan sa ae," Alaskar menggeplak bahu Arlan.

"Biasalah Kar,"

"Yang udah suami istri mah beda."

"Gak jelas lo pada." Arlan menatap Elvan dan Alaskar dengan sebal.

"Ulu uluh," goda Alaskar sambil mencolek dagu Arlan.

"Najis," Arlan mengusap dagunya dengan kasar.

"Ngapain lo pada bolos? Lo juga Pan, lo kan osis anjirt." Arlan heran saat melihat Elvan malahan ikut-ikutan.

"Kali-kali gue bolos." Elvan menjawabnya dengan santai dan meneguk air mineralnya.

"Osis macam apa ini miskah?!"

"Gak ada osis yang modelan kayak gue."

"Kampret!"

"Gem ngomong napa?" Elvan yang berada di dekat Gema menyenggol lengannya.

"Apa?!" Gema menengok, ia sedari tadi tidak minat dengan pembahasan mereka. Lebih baik ia mengerjakan pekerjaan kantornya.

"Gue ingetin aja Gem, lo bukan robot." Gema akhirnya melepaskan tabletnya. "Manusia gak bakalan sempurna." Lanjut Elvan.

"Gue tau. Tapi keadaan yang memaksa."

"Kak?" Semua mata tertuju kearah Aleysa yang sedari tadi memperhatikan mereka. Arlan yang merasa terpanggil pun mengangkat alisnya.

"Katanya tadi ke kantor kok ada disini." sebenarnya Aleysa sudah sedari tadi ingin menanyakan hal ini tapi ia tak enak menyelang pembicaraan mereka.

"Udah gue urus."

"Jadi setiap pulang sekolah kak Arlan bakalan kerja?"

"Buat lo makan, duitnya." Sontak ucapan Arlan membuat pipi Aleysa merah merona. Jangan di tanya duo curut itu sudah menutup mulutnya pura-pura kaget atau mungkin kaget beneran.

"Tersenyum seperti logo kumon." Andalan Elvan.

"Enak ya, nongkrong di kantin. Yang lain pada belajar ini malahan bolos." Dari arah ujung koridor pak Mat sedang berjalan kearah mereka sambil memegang golok.

ARLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang