Sejak kejadian dimana Arlan dan Rini bertengkar di pusat perbelanjaan. saat itu pula Arlan selalu menghindari Rini dan itu membuat Rini terus mengejar Arlan. Tapi Arlan selalu mengabaikannya. Arlan hanya ingin hubungannya dengan Rini membaik, apalagi dengan ucapan Rini yang kelewatan.
Seperti saat ini contohnya, Arlan sedang duduk anteng di dalam kelas bersama sahabatnya dan Rini yang terus merecoki Arlan yang sedang bermain game di jam istirahat ini.
"Arlan? Seriously kamu masih marah sama aku?" Sudah lebih dari tiga puluh menit yang lalu Arlan selalu mengabaikan Rini. Tapi Rini tidak menyerah sampai di situ saja. Pepatah bilang, cinta itu harus di perjuangkan. bukan?
Arlan menghela nafasnya, "Gue bukan marah sama lo, tapi cuma agak sedikit kecewa sama lo aja." Arlan menegaskan.
"Ck, drama." Gema yang melihat itu sedari tadi berdecak dan berdiri melangkah keluar kelas meninggalkan mereka.
"Ar, urus dulu dah urusan lo." Ucapan Alaskar di angguki oleh Elvan, "Kita ke kantin dulu sama cari Gema." Elvan melanjutkan.
"Udah deh lo pergi aja, ganggu tau gak?!" Usir Rini kepada Elvan dan Alaskar.
"Gue ikut," mereka menengok kearah Arlan yang sudah berdiri dan merapihkan hoodie kebanggaannya, Ravloska.
Dengan kecepatan kilat, Rini menahan tangan Arlan dengan sekuat tenaganya. " Apaan sih kamu Ar?! Udah disini aja temenin aku." Lagi, Arlan menghela nafasnya.
"Saran gue sih Ar mending lo berdua putus aja dah, apalagi lo udah hak patennya Al-" ucapan Alaskar terhenti saat mulutnya di bekap oleh Elvan. "Lo kalo ngomong gak bisa liat sekeliling apa?" Alaskar meringis dan mengedarkan penglihatannya ke sekelilingnya yang hanya beberapa orang saja yang tak memperdulikan mereka. Kelihatannya sih anak pintar, apalagi beberapa dari mereka yang sedang membaca buku pelajaran.
"Rin lepas!" Peringat Arlan. Rini menggeleng pertanda ia tidak mau melepaskan pegangan tangannya, malahan Rini mempererat pegangannya.
"Lepas atau gue bakalan nyakitin lo?!" Arlan menekankan setiap perkataannya.
"Cuma masalah begitu kamu masih marah aja sama aku?" Rini menatap Arlan tidak percaya. Tingkah Arlan kali ini kekanakan sekali.
"Cuma lo bilang?"
"Emang iya kan?"
Dengan kasar Arlan melepaskan dirinya dari Rini dan berjalan keluar meninggalkan Rini yang masih teriak, meneriakkan namanya. Dan Alaskar Beserta Elvan masih berdiri di sana. Melihat Arlan yang sudah pergi itu membuat kedua curut itu mengikuti Arlan.
Arlan baru saja sampai di pintu kelasnya tapi pemandangan tak mengenakan terpampang jelas di hadapan matanya. Nafas Arlan memburu apalagi saat seorang cowok dengan lancangnya mengurung Aleysa di dinding.
Sudah sangat jelas jika Aleysa ketakutan. Arlan yang melihat itu mengeram dan berjalan kearah cowok tersebut dan tanpa menunggu lama lagi Arlan menghajar cowok tersebut sampai membuatnya mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...