"KAKK ARLAN!"
Teriakan Aleysa membuat semua penghuni SMA KORDOVA menatap kearahnya. Siswa atau siswi yang sedari tadi fokus ke Arlan dan Gema pun teralihkan.
Banyak pasang mata yang menatap kearah Aleysa bingung. Arlan pun sama, dia menatap kearah Aleysa. Aleysa kikuk, dari pada membuat ia semakin malu ia berlari kearah taman belakang sekolahnya.
Arlan yang melihat itu pun lantas mengejar Aleysa, Arlan tak memperdulikan semua orang yang masih terbengong-bengong. Dapat Arlan lihat Aleysa sedang duduk di sebuah kursi kayu lapuk dengan tangan yang menutupi wajahnya.
Arlan mendudukkan tubuhnya di samping Aleysa dengan hati-hati. Arlan berdehem, membuat Aleysa mengangkat wajahnya yang bersemu merah.
"Ngapain?" Tanya Arlan tanpa mengalihkan tatapannya pada wajah Aleysa.
Aleysa yang di tatap oleh Arlan semakin gugup dan malu. "Oh hah emm ahshsbbshsjs." Jawab Aleysa tidak jelas membuat Arlan mengernyitkan alisnya.
"Ley?"
"Hah?" Aleysa masih tak sadar, ia merutuki dirinya yang tadi gugup, apalagi ia tadi ngomong apa. Aleysa meringis saat sadar akan kebodohannya tadi. Itu sama saja mempermalukannya di hadapan Arlan.
"Coba tarik nafas dulu," Aleysa menurut, Berulangkali ia menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya lagi.
"Gimana?" Aleysa mengangguk.
"Tadi teriak ngapain?" Aleysa gelagapan, ia harus menjawab apa. Aleysa juga tadi bingung kenapa bisa ia teriak, kan membuat semua mata tertuju kepadanya. Lagi, ia merutuki kebodohannya.
"A-aanuu" Aleysa takut-takut menengok kearah Arlan yang masih stay disitu. Arlan menunggu jawaban Aleysa.
"Mau selingkuh lo sama Gema?" Karena gereget, Arlan menebak apa yang Aleysa ucapkan.
Aleysa melotot, lantas ia menggeleng dengan kencang. "Enggak! enggak gitu."
"Udah gue tebak, lo manggil gue buat lindungin Gema kan?"
Kenapa Arlan beropini sendiri? mana mungkin ia membela Gema. Aleysa hanya ingin membuat Arlan berhenti menghajar Gema tadi, itupun buat diri Arlan sendiri. Aleysa tidak mau jika Arlan di panggil ke BK ataupun di skorsing.
"Iya kan?!" Arlan semakin gencar.
"Mana mungkin aku belain kak Gema, Orang tadi aku belain kakak," Arlan yang mendengar itu berdecih.
"Halah gak percaya gue."
"Kalo kak Arlan gak percaya, gak papa." Aleysa menunduk sendu, apa Arlan tidak melihat jika ia mengkhawatirkan dirinya, "emang muka Aley kelihatan gak dapat dipercaya ya?" Lanjut Aleysa saat dirasa Arlan tak menjawab ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...