3 - Murid baru (Sudah direvisi)

1.3K 69 0
                                    

Beberapa meter lagi mereka sampai di sekolah, Awan semakin mendung Arlan mempercepat laju motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa meter lagi mereka sampai di sekolah, Awan semakin mendung Arlan mempercepat laju motornya. Arlan memberhentikan motornya di pertigaan, Aleysa melirik Arlan lewat kaca spion dengan bingung.

"Turun!"

"Kenapa kak?" Tanya Aleysa yang masih anteng di atas motor.

"Telinga lo budek? turun disini! gak mungkin kan kita barengan sampe sekolah?" Jelas Arlan.

Mendengar ucapan Arlan, Aleysa hanya menghela nafas. Baru juga dirinya senang naik motor bareng sang suami, Aleysa tersenyum meski sikap Arlan tak mengenakan, langsung saja Aleysa turun dari atas motor sport.

Tanpa mengucapkan apapun lagi Arlan menancapkan motornya dengan kecepatan tinggi, Melihat itu Aleysa hanya tersenyum, Aleysa mulai melangkah sekitar lima meter lagi dirinya sampai, Aleysa melihat jam tangannya 7.12 yang artinya upacara dihari senin akan segera dimulai.

Perlahan langkahnya cepat lama makin lama Aleysa lari sekuat tenaga menuju ke sekolahnya.

"Plis jangan dulu bel, Aku gak mau kena hukuman!" ucapnya di tengah-tengah larinya.

Setelah beberapa menit Aleysa sampai di sekolahnya, tapi gerbang sekolahnya sudah ditutup dan upacara sedang berlangsung. Aleysa hanya menghela nafasnya.

Aleysa berdiri di dekat gerbang dengan nafas yang masih ngos-ngossan setelah lari tadi, Tak sengaja matanya melirik kearah pak satpam di sekolahnya.

"Pak?" panggil Aleysa dengan badan yang menempel di gerbang dengan kedua tangan yang memegang gerbang sekolahnya.

Pak satpam menoleh kearah sumber suara dia melangkah mendekati Aleysa, "Kenapa neng Aley?" Pak satpam di sekolahnya memang tahu siapa Aleysa cewek ramah dengan segala kebaikannya.

"Pak tolong bukain gerbangnya Aley mau masuk,"

"Aduh neng Aley, bapak sebenarnya mau bukain tapi tadi pak mat nyuruh bapak kalo ada murid telat gak usah dibukain."

Aleysa hanya menghela nafas, Setelah itu dia menganggukkan kepalanya dengan senyumannya yang menghiasi wajah cantiknya.

"bapak minta maaf ya neng?"

"Gak papa pak, ini juga salah Aley" Ucapnya dengan senyuman yang masih terbit di wajahnya.

"Lagian neng, tumben banget telat biasanya juga enggak."

"Tadi Aley kesiangan." Bohongnya.

"Jangan diulangi lagi neng!" Nasihatnya.

"Iya pak,"

"Bapak tinggal dulu ya neng, bapak mau ke toilet sebentar."

Aleysa hanya mengangguk, matanya tak sengaja menangkap Arlan yang sedang berbaris. Arlan tersenyum mendengar ucapan teman cowoknya entahlah Aleysa tidak tahu siapa nama teman Arlan itu yang jelas aleysa sering melihat Arlan dengan tiga cowok itu.

ARLAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang