Aleysa sedang memasak, untuknya dan tentu untuk Arlan juga. Ngomong-ngomong Arlan dari kemarin malam belum pulang juga. Niat hati Aleysa ingin menelpon atau chat, tapi Aleysa tak punya keberanian sebesar itu. Dia takut Arlan akan marah.
Dengan baju piyama warna pink bergambar cooky, dengan rambut yang dijepit oleh jepitan bintang itu sedang mengadukan masakannya. Aleysa memasak sayur bayam dan ayam goreng. Masakan Aleysa hampir matang tapi tiba-tiba pintu utama terbuka menampilkan sosok cowok jangkung, berjalan kearahnya.
"Baru pulang kak?" Tanya Aleysa pada sosok cowok tersebut. Yaps cowok tersebut adalah Arlan.
"Hmm" Arlan membalas ucapan Aleysa dengan gumaman. Arlan mendudukkan tubuhnya di meja makan dan meraih gelas lanjut mengisinya dengan air putih, setelah terisi penuh Arlan meneguknya sampai habis.
Aleysa memperhatikan Arlan yang sedang minum, membuat jakun Arlan naik turun. Cepat-cepat Aleysa mengalihkan pandangannya pada masakannya yang sudah matang, dengan cepat Aleysa mematikan kompornya.
"Makan dulu kak?!" Aleysa sebenarnya ingin bertanya kemana Arlan kemarin pergi tapi ya sudahlah.
Arlan melirik kearah masakan a
Aleysa yang sudah berada di atas meja makan, "Hmm" Akhirnya Arlan mengangguk, sudah sedari tadi dia lapar.Tentu saja hal itu membuat Aleysa tersenyum, dengan cepat Aleysa mengambilkan piring untuk Arlan, dan menaruh nasi di atas piring tersebut, "Segini kak?" Tanya Aleysa kepada Arlan saat dirinya menaruh satu centong nasi. Arlan mengangguk mengiyakan.
"Yang ini!" Arlan menunjuk ayam goreng. Saat Aleysa hendak menaruh sayur bayam tadi keatas piring Arlan, Arlan dengan cepat mencegahnya.
"kenapa?"
"Gak suka." Aleysa hanya mengangguk saja. Dia pun mendudukkan badannya di kursi sebrang Arlan dan mengambil nasi serta lauk pauknya.
Mereka makan dengan hening, hanya suara garpu dan sendok yang saling beradu dengan piring. terlihat arla6n sudah selesai makan. tiba-tiba Arlan merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah benda dari sana dan menyodorkan nya pada Aleysa.
Aleysa mengernyit, tak urung dia menerimanya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, membuat perasaannya kepada Arlan semakin besar. Aleysa membukanya, terpampang lah sebuah kalung berliontin bintang.
"Kalung? Buat Aley kak?" Aleysa memastikan.
Arlan mengangguk "iya buat lo, kemarin gue ke mall sama Rini terus liat kalung itu, iya udah gue beli,"
Aleysa yang awalnya tersenyum kini senyuman itu perlahan pudar dan menatap Arlan sendu, ia sudah senang bukan main saat Arlan memberikannya kalung tapi setelah ia dengar Arlan kemarin jalan dengan Rini, membuat jantungnya terasa sakit. Walau begitu Aleysa tetap tersenyum kepada arlan.
"Makasih kak." Arlan hanya mengangguk. Tiba-tiba Arlan berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Aleysa, Aleysa yang melihat itu sudah ketar ketir.
"Kenapa kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anda ingin plagiat? il tuo cervello è solo per la visualizzazione? Translate: ( Otak anda hanya untuk pajangan? ) -- Singkat saja cerita ini. Menceritakan tentang Sulthan Arlan Damarez ketua geng motor RAVLOSKA, yang d...