Part 10

32.9K 3.3K 85
                                    

Pukul sepuluh malam Bintang tiba didepan indoapril. Sebelum sampai rumah tadi maminya memberi pesan untuk membelikan Rafa ice cream. Malam-malam begini Rafa menangis meminta dibelikan ice cream sebab ia habis melihat video asmr ice cream di YouTube.

Bintang menggelengkan kepalanya mengingat ditelepon tadi Rafa menangis sesegukan hanya karena ingin ice cream.

Bintang mendekati tempat ice cream lalu mengambilnya dua. Sedangkan Bintang, ia membeli susu kotak rasa coklat, kegemarannya.

Setelah selesai memilih apa yang mau dibeli Bintang berjalan kearah kasir dan membayarnya.

"Ini mba uangnya," ujar Bintang sambil memberi uangnya.

"Maaf mas uang ny--"

"Gapapa mba, kembaliannya ambil aja. Saya buru-buru," ucap Bintang hendak pergi.

Sebelum membuka pintu indoaprilnya, mba-mba tadi langsung berteriak.

"MAS UANGNYA KURANG, BUKAN KELEBIHAN!"

Semua pengunjung indoapril langsung mengalihkan pandangannya ke arah Bintang yang sedang membuka pintunya.

Bintang tersadar menjadi pusat perhatian, ia menunduk malu, Bintang membalikkan badannya lalu menuju ke arah kasir.

"Mba jangan teriak-teriak, saya malu nih diliatin."

"Lah salah mas nya dong, saya belum selesai ngomong pakai dipotong segala," ujar mba kasir itu kesal.

"Ya maap, nih kekurangannya." Bintang menyerahkan uang berwarna merah lima lembar, "kali ini pasti kelebihan kan? Nah ambil aja." Bintang buru-buru keluar, ia takut diteriaki lagi.

Bintang berjalan ke arah motornya sambil mengecek belanjaan nya tadi, Bintang tak sadar bahwa ada orang didepannya.

Bruk.

"Eh anjing! Untung aja gak jatoh belanjaan gue," gumam Bintang. Yang tak tahu didengar orang didepannya atau tidak.

"Siapa sih? Jalan kok gak lihat-lihat." Bintang mendongakkan kepalanya, lalu menelan ludahnya kasar. Ternyata didepannya ini adalah ayah dari mantannya.

Ya, didepannya ini adalah Anggara, ayahnya Bulan.

Anggara menatap Bintang datar, dengan ekspresi dinginnya. Inilah sifat Anggara yang menurun pada Angkasa, sifatnya akan dingin ke orang yang belum dekat dengannya.

Bintang menormalkan ekspresi wajahnya, "ekhm, om apa kabar?" Tanya Bintang dengan senyum semanis mungkin diwajahnya, tetapi senyum itu tampak mengerikan dimata Anggara.

"Saya baik,"

"Kamu sendiri?" Tanya Anggara dingin.

Bintang mengangguk, "baik om! Baik banget hehe,"

"Setelah putus dengan anak saya kelihatannya kamu semakin baik ya?"

"Hah?" Bintang terkejut mendengarnya.

Sedetik kemudian ia tersadar, Bintang menepuk bahu Anggara, "ya enggak lah om, aslinya sih Bintang sedih banget, malem-malem suka ngegalau mikirin Bulan," ujar Bintang dengan muka sedihnya.

"Kamu nepuk bahu saya?!"

"E-eh enggak om! Maaf maaf aduh tangan saya reflek banget suer," ucap Bintang gelagapan.

Anggara menghela nafasnya panjang.

'Semoga Bulan gak bakal balikan sama nih anak' batin Anggara berdoa.

"Om? Om masih sadar kan? Maafin saya ya om, kalau gak potong aja nih tangan saya." Bintang menyerahkan kedua tangannya ke Anggara.

Anggara menggeleng, "gak usah, kamu pulang saja sana. Saya masih ada urusan,"

My Absurd Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang