Part 38

18.6K 2.2K 121
                                        

Hari berikutnya Bulan diajak makan siang bersama keluarga Bintang. Tentu saja Bulan tidak bisa menolaknya, karena jika dia menolaknya tetap saja Bintang memaksa untuk ikut.

Sekarang Bulan tengah menunggu Bintang menjemputnya sambil memainkan ponsel. Siang-siang seperti ini rumah pasti akan sepi, Angkasa yang pergi kuliah dan Anggara yang bekerja. Jika sepi seperti ini biasanya Bulan menyibukkan dirinya dengan mengurung diri di kamar.

Entah itu membaca novel, menonton drakor dan lain-lain. Tetapi karena sekarang ia diajak makan siang bersama, sepertinya siang ini Bulan tidak merasa sepi.

Tokk... Tokk...

"Pasti Bintang," gumam Bulan. Ia segera mengambil tasnya dan membuka pintu. Sebelum itu Bulan mengirim pesan kepada Anggara untuk meminta izin.

Ceklek

"Hai!" sapa Bintang yang dibalas senyuman oleh Bulan.

"Kok senyum doang sih?"

Bulan menghela nafas kasar. "Hai juga Bintang."

"Pasti terpaksa," ucap Bintang kecil.

"Emang," ceplos Bulan.

Bintang memanyunkan bibirnya. Setelah pintu rumah Bulan terkunci Bintang langsung menarik tangan Bulan dan berhenti di depan mobilnya.

"Loh? Tumben bawa mobil?" tanya Bulan.

"Motor gue abis bensin. Jadi pinjem mobil papi," ujar Bintang.

Bulan mengangguk. Saat ia ingin membuka pintu mobil buru-buru Bintang mencegatnya. "Eh! Biar gue aja yang buka."

Bintang membukakan pintu mobil sambil tersenyum, ia mempersilakan Bulan masuk. Sedangkan Bulan menatap Bintang aneh, tapi karena tak mau banyak berpikir, akhirnya ia ikuti saja apa yang diinginkan Bintang.

Bintang menutup pintu mobil Bulan lalu berjalan ke arah pintu pengemudi sambil berkata. "Gak sia-sia gue baca di google, pasti gue udah jadi cowok romantis," ucapnya sambil cekikikan.

Ternyata sebelum sampai di rumah Bulan, Bintang menyempatkan dirinya membaca di google 'Cara menjadi cowok romantis' dan beberapa yang ia baca, ia praktikkan kepada Bulan. Berharap gadis itu menganggapnya romantis.

Tidak ada percakapan di dalam mobil. Yang ada hanya suara musik yang merdu, membuat Bulan memejamkan matanya sambil menikmati alunan musik. Sebelum ia tertidur buru-buru ia membuka matanya.

"Bintang!" panggil Bulan.

"Hm?"

"Mampir ke supermarket dulu ya," pinta Bulan.

Bintang melirik Bulan. "Mau ngapain?"

"Mau beli buah-buahan buat Tante sama Om."

"Ga usah."

"Ya tapi gue pingin beli!"

"Ga usah, besok-besok aja ya," ujar Bintang lembut sambil mengelus kepala Bulan.

Bulan lagi-lagi terdiam. Dadanya sedikit berdesir hangat, jantungnya berdetak tak karuan. Ia meremas tangannya guna menahan mulutnya yang ingin menjerit, biasanya jika Bulan baper dengan adegan-adegan di drakor Bulan akan menjerit senang. Kadang juga ia menggigit bantalnya sebagai pelampiasan rasa bapernya. Ada yang sama?

Sedangkan Bintang, ia tersenyum senang. Benar, tak sia-sia ia membaca google, Cara kedua agar seperti cowok romantis berdasarkan dengan yang ia baca adalah 'harus bersikap manis dengan wanita, seperti berkata lembut dan lainnya' seperti itulah yang ia baca.

Sesekali Bintang melirik Bulan. Kemudian ia mengerutkan keningnya, apa ada yang salah dengan dirinya? Kenapa Bulan terlihat sangat gelisah.

Bintang memberhentikan mobilnya. Ia menarik wajah Bulan dan menangkup pipinya. "Bul, lo sakit? Muka lo merah banget!" ucap Bintang panik.

My Absurd Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang