Part 17

25.8K 3K 249
                                    

••• Happy Reading •••

•••

"Gue pengen balikan sama Bulan!"

Ucap Bintang yang ke sekian kalinya. Tadi ia tak sengaja melihat Bulan yang sedang tertawa bersama dengan Rizky, Bulan selalu berbicara lembut dengan ketos itu, tetapi jika berbicara dengannya cewek itu selalu menggunakan otot, 'kan Bintang jadi cemburu.

"Tang, tugas lo yang kemarin udah?"

"Bintang?"

"Tang?"

"WOI BINTANG!" Teriak Galang sambil memukul Bintang menggunakan buku yang ada di tangannya.

Bintang mengaduh kesakitan. "Aduh.. shhh gila, sakit anjir!" Ia mengusap tangannya yang dipukul.

"Ya, lagian lo dari tadi gue panggil kagak nyaut-nyaut!"

"Kenapa emang? Ada butuhnya aja lo manggil gue."

Galang memutar bola matanya malas. "Gue liat catetan matematika yang kemarin dong, gue belum sama sekali nih, mana bentar lagi masuk."

"Jangan dikasih! Mau-mau aja lo nyontekin Galang mulu." ujar Deon yang sedang bermain game di ponselnya, entahlah cowok satu itu sudah mengerjakan pr nya atau belum.

"Tapi kata bundanya Ziel itu harus saling berbagi tau!" Celetuk Ziel yang tengah mengunyah yupi.

"Tapi bukan berbagi contekan juga Zi." ujar Sagara pelan.

Bintang tertawa. "Ziel oon sih!"

Ziel mendelik kesal. "Ih Bintang jahat banget ngatain Ziel oon!"

"Udah deh! Berisik lo semua." ucap Galang yang sedang mencatat, ternyata ketika mereka sedang berdebat Galang mengambil kesempatan untuk mencuri buku Bintang, untuk si pemilik buku tak menyadarinya.

"Eh tadi Ziel liat Bulan berangkat bareng Rizky." ucap Ziel tiba-tiba.

"Serius lo Zi?" Tanya Deon.

"Seriusan! Malah tadi Ziel liat Rizky gandeng tangan Bulan."

"Waduh tang, lo ga bisa balikan nih, kayaknya si Bulan mau jadian sama Rizky," ucap Deon jahil, cowok itu berniat memanas-manasi Bintang.

Bintang mengepalkan tangannya, ini tidak bisa dibiarkan, bagaimana jika Bulan benar-benar jadian sama Rizky? Nasibnya bagaimana? Ah, Bintang tak ingin dirinya menjadi sadboy, ia harus mendapatkan Bulan kembali!

•••

"Thanks ya Ky, udah nganterin gue." ujar Bulan sambil tersenyum.


Rizky mengangguk. "Pulangnya mau bareng gue?"

"Boleh?"

"Boleh lah," ucapnya sambil mengacak rambut Bulan.

Bulan mengerutkan bibirnya dan merapikan sedikit rambutnya. "Jangan di acakin ih, padahal tadi udah rapih."

Rizky tertawa gemas. "Sini-sini gue rapihin deh," ia melangkah maju lalu merapihkan rambut Bulan. Setelah selesai ia menepuk kedua pipi gembul Bulan untuk menyadarkan Bulan yang terdiam kaku.

My Absurd Ex [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang