SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA💕
HAPPY READING
Setelah acara makan tadi, Bintang segera mengantarkan Bulan pulang. Tetapi tiba-tiba hujan turun dengan deras, beserta suara petir yang sangat besar. Terpaksa Bintang menurunkan motornya di halte.
Bintang menghentikan motornya tepat di depan halte, lalu membantu Bulan turun dari motornya.
"Pelan-pelan," ujar Bintang seraya menutupi kepala Bulan agar tak terkena air hujan, walaupun sudah terkena sih.
Mereka berdiri di depan halte sambil menatap hujan yang turun dengan deras.
"Lo pulang ya? Gue pesenin taksi." Bintang mengambil ponselnya yang berada di saku.
"Eh jangan!" cegah Bulan membuat Bintang mengerutkan keningnya. "Kalo gue pulang lo nya gimana? Nunggu di sini sampe hujan reda gitu?" tanya Bulan.
Bintang mengangguk. "Iya lah. Gue mah gampang, yang penting lo pulang dulu."
Bulan langsung menggeleng keras. "Gamau. Gue mau pulang bareng lo aja, kan kita tadi berangkatnya bareng."
Bintang menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyum yang lebar. Ia mengelus puncak kepala Bulan. "Jangan gini terus, Bul."
Gadis itu mendongak menatap wajah Bintang. "Gini gimana?"
"Lo kalo gamau balikan, jangan bikin gue baper mulu," ujarnya sambil mencubit hidung Bulan.
"Awshh... Sakit!" Bulan mengelus hidungnya. "Bukannya gue gamau... Tap---"
Jdarrr!
Suara petir tiba-tiba muncul Bintang reflek menarik Bulan ke dalam pelukannya. Tubuh Bulan bergetar hebat, ia sangat terkejut, untungnya Bulan tak memiliki trauma apapun tentang hujan.
Bintang mengelus punggung Bulan untuk menenangkan gadis itu. "Gapapa, jangan takut. Ada gue."
Kemudian Bulan melepaskan pelukannya. Ia menatap hujan dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Kenapa?" tanya Bintang.
Bulan menggelengkan kepalanya lalu maju dari posisinya untuk memainkan air hujan yang turun dari atap halte. Ia memainkan dengan tangannya, sesekali ia usap-usap ke wajahnya.
Bulan sampai melupakan rutinitasnya jika hujan turun, biasanya dia akan memainkannya hingga bajunya basah. Tidak, Bulan tidak hujan-hujanan, karena ayahnya melarang Bulan, jadi untuk penggantinya Bulan cukup memainkan air hujannya saja sudah membuat dirinya senang.
Bintang berdecak. Kemudian ia tarik baju belakang Bulan untuk berdiri di sampingnya.
Bulan menatap Bintang terkejut dibalas dengan tatapan tajam dari Bintang. "Ga usah mainin air."
"Kenapa?"
"Nanti baju lo basah," jawab Bintang lembut.
Bulan menghentakan kakinya kesal.
"Ga di rumah, ga di sini, tetep aja gue dilarang main ujan," gerutu Bulan pelan
"Kenapa sayang? Gue ga denger," saut Bintang jahil. Ia mendengar ucapan Bulan itu.
"Gak usah sayang-sayang! Lo pelit!"
"Astaga." Bintang terkekeh, ia menarik Bulan ke dalam pelukannya lagi. "Suka banget gue meluk lo."
"Gue engga."
"Kok engga?"
"Karena engga suka."
"Bohong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Absurd Ex [END]
Teen Fiction‼️FOLLOW SEBELUM MEMBACA Belum direvisi. HIGH RANK: • 2 #persahabatan [21/03/2022] • 1 #mostwanted [03/04/2022] • 2 #fiksiremaja [03/04/2022] • 3 #taruhan [03/04/2022] • 2 #teen [18/06/2022] ••• "Kita putus." "Soalnya kemarin gue nembak lo karena ta...