05

6.4K 520 11
                                    

    Di dalam sebuah ruangan tanpa jendela yang lumayan luas, ada tiga sosok pria yang duduk menghadap sebuah meja persegi. Di tengah meja itu, sebuah lilin menyala memberikan cahaya redup yang menguraikan penampilan ketiga pria itu dengan samar.

    "Bagaimana situasinya?" Pria yang duduk di ujung meja itu memulai perbincangan dengan suara dingin. Walaupun cahaya dalam ruangan sangat minim, hal itu tidak bisa menyembunyikan aura bangsawannya yang mendominasi.

    *Brak

    Ha ha ha ha

    Pria yang duduk di sebelah kanannya memukul meja dan tertawa terbahak-bahak. Pria itu memiliki tubuh yang sangat besar dan tingginya hampir dua meter.

    "Bos, kau tidak akan percaya jika tidak melihatnya sendiri. Wajahnya yang penuh nafsu itu terlihat lebih jalang daripada pelacur di rumah bordil. Ck ck ck." Setelah tertawa, pria besar itu berbicara dengan semangat. Dia menggelengkan kepalanya dengan heran, tapi matanya yang berbinar tidak bisa dia sembunyikan.

    "Cih.. sayangnya kau tidak melihat wajahmu sendiri yang terlihat lebih lapar dan hampir lepas kendali." Pria di sisi kiri itu mengejek setelah mendengarkannya.
Suaranya terdengar lebih muda dari dua orang lainnya.

    *Srekk

    "Apa? Kau juga melihat wajahmu?! Jangan berbicara seolah hanya aku yang menikmatinya!!" Pria besar itu merasa tidak terima. Dia langsung bangkit berdiri dan mencoba meraih pria muda itu sambil berteriak.

    "Cukup."

    Suara sang 'Bos' tidak keras, tapi penuh tekanan yang sangat ampuh menghentikan tindakan pria besar itu.

    "Huh" pria besar itu mendengus pada pria muda itu dan kembali duduk.

    'Bos' itu tenggelam dalam pikirannya sejenak lalu berkata, "Lanjutkan tugas kalian. Beri laporan setiap kali setelah kalian bertemu dengan dia, dan jangan sampai menimbulkan kecurigaan, mengerti?!"

    "Ya Bos!"

    "Baik Tuan!"

    Kedua pria itu mengangguk dan menjawab secara bersamaan.

.

.

    Danau dengan air jernih yang memantulkan cahaya matahari sore memancarkan warna keemasan yang cantik. Ditambah hamparan bunga teratai seputih salju yang sedang mekar menciptakan ilusi, bahwa pemuda yang sedang duduk bersandar di paviliun tepi danau itu adalah lukisan yang menjadi nyata.

    Pemuda itu adalah Yuze, yang sudah sebulan terakhir hidup sebagai Pangeran Mahkota. Dia yang sudah lama tidak merasakan kehidupan senyaman dan sedamai ini, tidak bisa tidak memikirkan kehidupan sebelumnya. Setiap hari dia harus memastikan memiliki makanan yang cukup, tempat tinggal yang aman, dan tidak menjadi makanan zombie.

(Jeng jeng... Tidak terduga? Sebenernya sih di chapter 1 dah ada clue seiprit)

    Yuze bertahan selama lebih dari 4 tahun di hari kiamat zombie. Dia yang sepanjang hidupnya kesepian, selalu bermimpi jika suatu hari ia akan membentuk keluarganya sendiri.

    Bahkan pada masa kiamat dia belum menyerah. Yuze berpikir bahwa kelak dia akan bertemu seseorang untuk hidup bersama dan saling menjaga satu sama lain.

    Namun, waktu berlalu dan kepedulian terhadap sesama makin memudar. Bahkan orang tua akan rela menukar anak mereka untuk sekaleng daging.

    Harapan Yuze juga akhirnya melemah. Apalagi sebelum kematiannya, dia dijadikan perisai daging oleh 'teman temannya' agar bisa lari dengan selamat.

[BL] Crown Prince?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang