"Cherry, jangan ganggu?"
Cherry memutar bola mata malas, ia kembali menghadap depan dan membanting bukunya ke meja dengan kesal. "Gue kan cuma bahas materi." Dumalnya jengkel.
Remmi yang duduk di sebelah Cherry meringis kecil, ia menoleh ke belakang dan mendapat kode dari Davin untuk diam. Senja sedang dalam mode senggol bacok sekarang.
Semenjak kemarin sore, mood Senja belum juga membaik. Davin sudah mencoba menghibur, tapi tetap saja gagal.
Mereka menunggu kekosongan jam pelajaran hingga bel istirahat berbunyi. Senja meninggalkan bangkunya tanpa membereskan alat tulisnya yang tergeletak di atas meja. Davin melakukan hal yang sama, anak itu berlari mengejar Senja hingga tanpa sengaja menabrak beberapa teman sekelasnya.
"Yang bener Daviiinnnn."
"Sorry sorry!" Davin mengatakannya tanpa menoleh, ia masih terus berlari.
"Eit." Davin memperlambat jalannya setelah bersisian dengan Senja. "Mau ke kantin?"
Senja mengangguk, rasanya energinya terkuras habis karena emosinya yang meluap-luap tanpa bisa ia salurkan atau hilangkan. Meski dengan amat sangat terpaksa ia membalas sapaan beberapa siswi yang berpapasan dengannya dan Davin di sepanjang koridor menuju kantin.
Davin menggandeng Senja sesaat setelah memasuki pintu kantin, pandangannya terfokus pada Pras yang duduk bersama Gemma dan Julian, teman sekelas anak itu. Mereka satu kelas semenjak kelas sebelas, sangat beruntung menurut Davin.
"Duduk di sini, gue yang pesenin. Lo mau apa?" Davin mengatakannya setelah mendudukan paksa Senja di sebelah Gemma dan tepat di depan Pras.
"Salad buah aja sama air mineral kecil."
Senja merebahkan kepalanya ke meja dan menutup mata setelah Davin berlalu, ia berusaha mengisi energinya untuk makan nanti.
"Kenapa." Gemma bertanya pada Pras tanpa suara.
"Lagi pusing, biasa." Jawab Pras dengan tanpa suara juga.
Pras, Gemma, dan Julian kembali mengobrol seperti biasa. Davin bergabung dalam obrolan setelah kembali, hanya Senja yang terdiam. Tidak lama, Remmi dan Cherry ikut bergabung di sana.
Senja menatap Cherry yang duduk di sebelah Davin. Gadis itu menyadari dan menaikkan sebelah alis tanda bertanya. "Ntar ke perpus." Ucap Senja singkat.
"Gue semalem nganter bokap ke bandara, ketemu sama Arka sama bokap nyokapnya juga. Sweet banget anjir bokapnya pakein jaket, udah kaya ke anak sepuluh tahun."
"Loh gue denger bokap nyokap Arka cerai? Bokapnya Januar Winarta yang lumayan terkenal itu kan?"
"Hah? Ngga tau gue, tapi gue denger Arka manggil papa kok."
Haha, papa ya.
"Ekhem." Davin berdehem. Sayangnya, dua siswi yang duduk di bangku belakangnya tidak peka dan masih saja mengobrol.
Senja berdiri, ia menatap Davin. "Gue mau ke perpus sama Cherry, ngerjain tugas kelompok." Setelahnya anak itu pergi tanpa menunggu jawaban, hanya sekedar memastikan agar Davin tidak mengikutinya.
Cherry menyambar susu kotaknya dan berlari mengejar Senja, mengabaikan makanannya yang masih tersisa.
Perasaan Senja benar-benar semakin keruh hanya dengan mendengar Arka memanggil papa pada papanya, padahal kemarin juga dia sudah mendengarnya sendiri. Senja membiarkan Cherry menahannya dan menyeretnya ke sisi koridor, anak itu meminum susunya dengan tergesa.
"Bentar hah.. hh."
Senja memperhatikan Cherry yang sedang berusaha mengatur nafas dan kembali meminum susunya. Gadis di depannya sangat manis dan cantik. Cherry terlihat lembut namun anggun saat terdiam, meski kenyataannya gadis satu ini lumayan barbar. Senja jadi teringat Ayu, kakak kelasnya dulu yang ia kagumi.
"Dari pada ke perpus, mending lo ikut gue."
Cherry menariknya, mereka berlari sepanjang koridor hingga ke area belakang sekolah. Cherry membawanya ke arah barat, tempat yang Senja tidak pernah kunjungi. Mereka sampai beberapa menit kemudian.
"Wow."
Cherry tersenyum melihat binar mata Senja kembali, "suka?"
"Iya. Gue baru tau danaunya udah sebersih ini."
Mereka duduk di batu besar tepi danau. Senja masih meneliti danau kecil di depan mereka, ia bisa melihat ikan kecil berenang kesana kemari di bawah permukaan air.
"Pas liburan kemaren anak osis berhasil ajuin ke kepala sekolah buat dana sewa pembersih danau. Udah bertahun-tahun juga danaunya di diemin. butuh waktu lumayan lama sampe bisa keliatan bersih lagi, meskipun danaunya kecil."
Senja rasa, dia punya tempat favorit lain sekarang. Danau kecil di sebelah barat sekolah lumayan mengasikan untuknya. Ia menikmati semilir angin yang lewat tanpa menyadari Cherry sedang bermain ponsel sekarang, mengirim pesan pada Davin.
"Senja."
"Iya?"
"Keluarin aja marah lo, jangan ditahan kalo ngga bisa ilang. Lo perlu nyalurin emosi, Senja."
Tidak lama, Davin dan Pras sampai di sana, Cherry tersenyum pada keduanya. Tanpa menunggu jawaban Senja, gadis itu bangkit berdiri membuat Senja reflek menoleh.
"Gue masih laper, mau balik kantin. Lo sama mereka ya." Setelahnya gadis itu benar-benar pergi.
"Gue baru tau sekolah kita punya danau."
Davin menatap Pras aneh, padahal Pras yang paling sering membolos, tapi tidak hafal ada apa saja di sekolahnya.
Pras duduk di rerumputan di bawah senja duduk, sementara Davin di tempat Cherry duduk tadi.
"Gue marah sama Arka."
Senja memulai, tangannya mengepal tanpa disadari. "Gue seneng bisa sama kalian, bisa sama Sirkel B. Gue seneng ada Arka di sana, tapi ngeliat dia bahagia, gue takut. Gue takut kebahagiaan dia berasal dari hal yang nyakitin gue dan mama. Dan kemaren udah cukup jadi jawaban."
Mata Senja berkaca-kaca, tangannya yang terkepal Davin tepuk pelan untuk kembali rileks. Berusaha menguatkan Senja yang kesekian kalinya.
"Arka berhak bahagia gue tau, begitupun papa. Tapi.. gue ga suka mereka lebih bahagia dari gue dan mama." Senja terkekeh, mengusap pipinya kasar. "Bahkan kita masih tersiksa."
"Kita coba tanya ke Arka kalo dia pulang ya?"
Senja menggeleng, tidak menyetujui usulan Pras. "Gue ngga mau ngrusak Sirkel B lagi, Pras."
Senja tau, andai ia dan Arka berbicara kembali, hanya akan ada keegoisan yang mengakhiri hubungan keduanya dan kembali merusak persahabatan mereka.
"Sampe kapan lo mau diem?"
"Sampe gue nyerah."
■ S E N J A ■
Siapa tau ada yang lupa atau ngga baca Sirkel B, aku ingetin lagi.
Senja - Jungkook
Davin - Taehyung
Pras - Jimin
Arka - Seokjin
Geo - Yoongi
Rama - Hoseok
Afkar - Namjoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
FanfictionCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...