Senja turun dari rooftop dengan langkah ringan. Kedua tangannya masuk ke dalam masing-masing saku. Senyuman ia berikan pada dua orang siswa yang berpapasan dengannya di anak tangga, mereka akan ke rooftop tentu saja.
Tepat di anak tangga terakhir, Senja baru menyadari kehadiran Pras di koridor, bersandar pada dinding dan menggigit kecil jarinya. Wajahnya terlihat khawatir, membawa Senja pada rasa penasarannya. Sebelah alisnya terangkat, ia berdehem pelan untuk menyadarkan Pras akan eksistensinya.
"Anjir, kok udah turun aja."
Senja semakin dibuat bingung. "Apa sih? Lo nungguin gue?"
Pras menatap kesana kemari, sebelum menepuk bahu Senja dan berlari menaiki tangga. "KAGA NYARI LO, GUE MAU BOLOS DI ROOFTOP HEHE."
Senja menatap heran, lalu mengedik tidak peduli dan berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke bawah.
Panas hari ini sangat menyengat, Padahal jelas sudah memasuki musim penghujan. Pras mengusap lelehan keringatnya di dahi dengan punggung tangan, lalu ia gesekkan ke baju.
Satu kata, jorok.
Napasnya tercekat, matanya membola, Pras segera berlari menghampiri Cherry di sudut timur rooftop.
"Heh ngapain lo ngedokrok dimari? Tadi Senja ngomong apa aja?"
Pras benar-benar terlihat seperti ibu-ibu kehilangan cincin, heboh dan sangat amat khawatir. Dia menoel-noel bahu Cherry, tapi tidak juga mendapat respon.
"Wey jangan diem dong Cher, elah Senja ngapain lo?"
Cherry masih terdiam.
"Weh Cherry serius anying."
Kali ini, Pras memilih duduk di depan cherry, memegang kedua sisi bahu gadis itu dan menatap mata Cherry yang masih terlihat shock.
"Weh kesurupan jurig rooftop ya lo?"
"Pras..."
Akhirnya, akhirnya Cherry bersuara. Gadis itu ikut terduduk seperti Pras. Matanya menatap Pras. Pras yakin dia tidak salah, mata Cherry terlihat bersinar dan lebih ceria.
'Loh?'
"Pras. Gue bersyukur banget."
'Loh?'
"Aaaa Prasss lega gue. Prasss Love u."
'Hah?'
Cherry membawanya ke pelukan singkat, setelahnya Cherry berdiri dan berlari meninggalkan Pras yang masih memproses apa yang sebenarnya terjadi.
"Naon sih anying? Kan harusnya dia sedih abis ketemu si Senja?"
Pras berdiri, menatap pintu yang sebentar lagi Cherry lewati. "CHERRY, LO KESURUPAN YA?!"
Tidak ada jawaban, Cherry hanya memberinya kiss bye menggelikan. "Beneran kesurupan nih anak."
Pras mengambil ponselnya, mendial nomor Davin. Dia tau Senja menemui Cherry disini juga karena Senja bilang pada Davin. Karena Davin ada urusan dengan klub dramanya, jadilah ia yang kesini.
"Woy pin, wah gila lo harus tau. Kaga ada apa-apa anying."
"Hah? Maksud?"
"Si Cherry malah cengar cengir, kesurupan tu anak. Gue kira bakal ada adegan nangis nangis bombay."
"Lah Senja jadi ngomong sama Cherry ngga sih?"
"Jadi pin jadi, tapi kaga ada apa-apa. Jangan tanya gue, gue aja heran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
FanfictionCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...