"Saya ngga nglakuin ini bu."
Bu Alena, guru BK muda SMA Nusa Bang
sa yang baru menatapnya penuh selidik. "Jadi, kamu pulang tepat setelah pelajaran selesai kemarin?""Iya, saya memang langsung pulang. Saya ngga bohong."
Pintu ruang BK di buka paksa, Pras si pelaku masuk tanpa permisi. Sedangkan Leon tersenyum kikuk dan menutup pintunya dari luar.
"Senja ngga mungkin lakuin itu bu."
Bu Alena menggelengkan kepala, memijat keningnya lelah. "Salam dulu Pras, mana sopan santunnya. Lagian, emang kamu tau masalahnya apa?"
"Oh maaf bu, permisi ibu Alena cantik. Saya dihubungin Leon tadi makanya saya kesini. Saya boleh liat rekaman cctv nya ngga bu?"
Bu Alena menunjukkan layar laptopnya, di parkiran, seseorang dengan perawakan mirip Senja tengah menggembeskan salah satu ban mobil milik kepala sekolah.
'Anjir, ampe sepatunya sama.'
"Bu, disini tertera jam empat sore kan. Tapi jam setengah empat sore kemarin saya ke rumah Senja, dan dia pergi ke kafe buat kerja. Kalo perlu cek cctv rumahnya atau sekalian cctv kafenya." Pras menyenggol Senja, "jam berapa lo nyampe kafe?"
"Jam empat kurang dua atau tiga menitan."
"Nah." Pras menggebrak meja tanpa disengaja. "Eh maaf ibu cantik hehe."
"Iya, ibu percaya. Ibu hanya memastikan. Lagian ibu udah cek cctv parkiran siswa, Senja ninggalin sekolah emang pas jamnya pulang dan ngga ada balik lagi. Ibu cuma heran, siapa pemuda yang mirip Senja ini, ngga kerekam dia masuknya mukanya juga ngga." Menghela nafas lelah kesekian kalinya, bu Alena mempersilahkan dua muridnya keluar. "Kalian boleh keluar."
"Makasih ibu cantik."
Bu Alena melempar tisu pada Pras yang malah tambah tertawa, ia menyeret Senja keluar ruang BK. Leon sudah tidak ada di sana.
"Pras, jangan kasih tau Davin sama yang lain."
"Kenapa?"
"Udah selese juga masalahnya. Thanks, udah bantuin."
Pras mengangguk mengerti, lalu merangkul Senja dan membawanya kembali berjalan menyusuri koridor.
"Mau ke kantin ngga?"
"Gila lo, ini jam pelajaran. Balik kelas lu sana."
Pras cemberut, melihat pada Senja yang kini menjauhinya. "Lo sendiri mau kemana?"
"Ada urusan!"
Senja berjalan ke arah parkiran, Cherry bilang ingin berbicara dan menemuinya disana. Agak sedikit aneh karena ini sangat tidak jelas, untuk apa bertemu di parkiran. Lebih aneh lagi, Cherry menghubunginya lewat telegram. Biasanya anak itu menggunakan Whatsapp atau line.
Tidak ada siapapun disana, Senja menunggu hampir sepuluh menit. Ponselnya bergetar, Cherry mengirimnya pesan kalau ia sudah ada di tempat loker. Merubah tempat pertemuan tiba-tiba.
"Cherry kenapa sih?" Tanya Senja pada dirinya sendiri.
Dengan berlari, Senja memotong jalan lewat lapangan dan langsung ke koridor menuju tempat di mana loker berada.
Baru saja Senja menapakkan kaki di ujung koridor tempat loker berada, seseorang dengan wajah tertutup masker memberikan Pylox cat padanya. Orang itu berlari bahkan saat Senja memanggil.
Senja melihat pada tangannya sendiri, mengamati Pylox cat yang di pegangnya. Lalu pandangannya beralih pada loker yang sudah sangat kotor dengan berbagai macam warna cat di setiap pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
FanficCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...