Allo! Welcome to my story!
Hope you enjoy! Happy reading, guys!
Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.
Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.
Sekian ….
*****
Chiyo mengerjap, menatap linglung sekitarnya.
Gedung-gedung tinggi, orang-orang yang membentuk lingkaran besar dengan dia sebagai pusatnya. Orang-orang itu tersenyum senang, kemudian bertepuk tangan meriah. Satu per satu mendekati Chiyo yang masih berusaha memahami keadaan.
Mereka memasukkan koin ke dalam sebuah kaleng yang berada tak jauh dari kaki Chiyo. Satu dua dari mereka berdecak kagum seolah tidak percaya dengan apa yang beberapa saat lalu mereka dengar.
"Gadis muda, seperti biasanya suaramu sangat indah!" puji seorang nenek-nenek dengan wajah ramah. Seorang lelaki di sebelahnya—cucunya—ikut memuji.
"Benar, suaramu memang indah." Kemudian mereka berlalu, digantikan dengan wajah-wajah asing lainnya. Orang-orang itu mengatakan hal yang tidak jauh berbeda, memuji suaranya.
Chiyo tidak mampu berkata-kata. Dia hanya menatap bingung dengan apa yang terjadi. Keadaan membingungkan itu berlangsung beberapa menit, hingga tersisa Chiyo yang terduduk di tepian air mancur pusat kota.
Chiyo menatap kosong kaleng yang terisi penuh dengan koin, itu dipegangnya di tangan kanan. Tangan kirinya memegang sebuah biola.
Chiyo berusaha mencerna keadaan. Otaknya berpikir keras, memutar ulang kejadian yang beberapa saat lalu dialaminya.
Seingat Chiyo, dia tengah melakukan camping bersama teman kuliahnya. Tetapi dalam acara pendakian, Chiyo yang berniat membantu temannya yang terpeleset justru jatuh ke arah tebing yang curam. Hal terakhir yang diingat Chiyo adalah teriakan serta wajah teman-temannya yang banjir air mata.
Tersentak. Chiyo menutup sebelah wajah dengan tangan. Kedua benda yang semula dipegang dia lepaskan. Dia letakkan di masing-masing sisi tubuhnya.
Chiyo shock berat.
Jadi … Chiyo sudah mati? Tapi ….
Pandangannya beralih menatap ke sekitar. Kehidupan kota yang cukup ramai, orang berlalu-lalang tanpa ada henti.
Mata Chiyo membelalak. Jangan-jangan?!
"Aku … bereinkarnasi?" gumam Chiyo. Mulutnya terbuka, mengaga tidak percaya.
Chiyo menatap teliti tubuhnya sendiri. "Tubuhku mengecil?!" pekik Chiyo tanpa sadar. Beberapa orang sejenak mengalihkan pandangan, namun kembali acuh seolah tidak pernah melihat tingkah aneh gadis itu.
Sebuah senyum terbit di wajah Chiyo. "Wow! Tidak bisa dipercaya," katanya seketika kembali biasa saja, seolah rasa shock beberapa saat yang lalu tidak pernah terjadi. Kini, Chiyo terpukau sepenuhnya. Rasa antusias dan ingin tahu seketika meradang.
Chiyo harus banyak-banyak mencari informasi tentang dunia yang dia tinggali saat ini.
Setidaknya, ada beberapa hal yang mulai Chiyo pahami. Dia bereinkarnasi menjadi seorang pengamen jalanan yang memiliki suara emas, juga ahli memainkan biola. Bukannya memuji diri, Chiyo mengambil kesimpulan dari ucapan orang-orang tadi. Penampilannya tidak terlalu buruk, tapi jelas tidak bisa dibandingkan dengan orang-orang yang berlalu-lalang. Dia hanya memakai kaos kebesaran, dan celana selutut, juga sebuah topi lusuh.
Chiyo meraih rambutnya. "Wow, perak!" Rambutnya begitu halus, sangat tidak mencerminkan seorang pengamen jalanan.
"Baiklah, tugas pertama! Mencari informasi. Paling tidak aku mengetahui nama tempat ini." Chiyo berdiri, kemudian meraih kaleng berisi koin, serta biolanya, membawa pergi dua benda itu. Tujuannya adalah sebuah kedai makanan yang menurutnya standar dan tidak menguras kantong. Jadi, Chiyo memutuskan untuk pergi ke pasar. Mengisi perutnya sebelum mencari informasi sebanyak-banyaknya adalah pilihan tepat.
Pasti di pasar dia dapat menuntaskan rasa lapar yang sedari tadi dia tahan.
Wajah cerah Chiyo seketika memucat begitu menyadari sesuatu.
Dimana letak pasarnya?
*****
Setelah perjalanan yang penuh perjuangan—tersesat, dikejar anjing liar, bahkan terjembab ke dalam got hingga kakinya sebatas betis kotor—akhirnya Chiyo sampai di pasar. Kejadian-kejadian tidak mengenakkan yang dilaluinya membuat nafsu makan Chiyo meningkatkan drastis. Dia makan dengan lahap.
Tidak butuh waktu lama makanan yang dia pesan tandas.
Chiyo yang kekenyangan memandang penuh kagum sekitarnya. Bangunan-bangunan di sekitarnya bernuansa Eropa, sangat indah untuk dilewatkan.
Mata Chiyo beralih pada koran yang sempat dia beli. Untung saja pemilik tubuh yang Chiyo tempati ini bisa membaca, setidaknya itu tidak membebankan Chiyo yang jelas-jelas sangat asing dengan huruf-huruf di koran tersebut.
"Hurufnya mirip cacing, tidak jelas," Chiyo geleng-geleng, mengomentari huruf yang tertera di koran.
Chiyo dengan wajah serius membaca satu demi satu lembar koran, kepalanya manggut-manggut, memahami isi koran tersebut dengan baik.
Chiyo menghela nafas panjang. Dia menutup koran, lalu melipatnya rapi. Dia mengemasi barang bawaannya, kemudian keluar dari kedai dengan tenang. Tetapi, itu tidak berlangsung lama. Setelahnya, teriakan nyaring terlepas begitu saja dari mulut mungilnya. Teriakan penuh suka cita yang mendatangkan tanda tanya besar di benak orang-orang di sekitar.
"DEMI APA INI DUNIA NOVEL 'LOVE OF HENDRICK'?"
"KYAAA, AKHIRNYA AKU BISA MELAKUKAN LIVE STREAMING ANTARA DUO HOT DADDY FAVORITKU!!!"
"HOT DADDY, AKU DATANG!!"
Chiyo berteriak gila, mengabaikan pandangan aneh orang lain terhadapnya. Sumpah, ini adalah mimpi paling indah seorang Chiyo Nanase. Bisa melihat adegan duo hot daddy favoritnya, Fedro dan Hendrick. Kurang beruntung apalagi hidup Chiyo?
Hanya saja, bagaimana cara agar dia bisa bertemu dan mengamati dua orang itu dari dekat?
Chiyo menggeleng pelan, kemudian lanjut berjalan sambil bersenandung. Kali ini dia berusaha lebih mengontrol rasa bahagia yang membeludak.
Soal cara, itu bisa dipikirkan nanti. Yang terpenting, sekarang Chiyo ingin menikmati hari-hari damai sebelum turun tangan ke dalam sebuah medan perang. Ya, setidaknya Chiyo paham benar, jika berniat mendekati kedua hot daddy-nya itu, berarti Chiyo harus siap berperang dengan segala hal. Banyak kemungkinan bisa terjadi jika dia berurusan dengan dua orang penting itu.
[To be continued ….]
Fujo memang meresahkan, hm.
Next?
See you next chapter, guys!
With love,
Me Raa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy, Take Me!
FantasyChiyo terbangun dari kematian. Padahal, Chiyo ingat jelas jika dirinya terjatuh dari tebing kala melakukan pendakian bersama teman-teman kampusnya. Jatuh dari tebing, seharusnya dia sudah mati. Namun ... kenapa dia justru bertransmigrasi?! Chiyo, se...