3.0 [About]

3.6K 442 7
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

"Bagaimana latihan Anda hari ini, Nona?" Lurius bertanya.

Saat ini, Lurius tengah berlatih di taman, sembari menunggui nonanya yang menyiram tanaman milik Alan. Chiyo menemukan kegiatan baru yang cukup menyenangkan di sore hari. Tanaman Alan memiliki daya tarik yang memikat perhatian Chiyo.

Chiyo menjawab sembari bersenandung kecil. "Menyenangkan seperti biasa. Aku diajari bagaimana posisi kuda-kuda yang tepat. Aku belum benar-benar mendapatkan posisi terbaik yang tidak mudah goyah. Aku masih sering terjatuh hanya karena satu tendangan." Chiyo mengedikan bahu.

Ya, belajar bela diri tidak semudah itu. Tetapi Chiyo menyukainya. Seberapapun sering Chiyo terjatuh, dia akan terus berdiri, tekadnya sudah bulat. Ingin menjadi sosok kuat yang setidaknya mampu menjaga diri, bagusnya lagi jika dia bisa membalas budi pada mereka yang telah berjasa baginya.

Mata Chiyo menatap Lurius. Termasuk pria itu, Chiyo ingin membalas budi. Tetapi, bagaimana caranya?

"Kakak ... apa kau memiliki suatu keinginan yang sampai saat ini belum tercapai?" tanya Chiyo tiba-tiba.

Lurius yang sedang berlatih mengayunkan pedang seketika pergerakannya terhenti. Kembali ke sikap tegap, Lurius berbalik menatap Chiyo. "Ada apa Nona?"

Chiyo tersenyum. "Aku ingin melakukan sesuatu untuk Kak Liu."

"Untuk apa, Nona? Tidak perlu melakukan sesuatu untuk saya, bisa menjaga Nona saja saya sudah sangat senang."

Pipi Chiyo bersemu, kemudian tawanya mengudara. Selalu saja Lurius membuatnya merasa senang dan tenang dalam sekali waktu.

Melihat tawa Chiyo, Lurius tersenyum hingga matanya menyipit. "Nona cantik," batin Lurius.

*****

Adeline Amalia Axelo benar-benar berniat untuk melakukan pendekatan. Setidaknya dua Minggu sekali Adeline mengunjungi kediaman Duke Joseon.

Walaupun tidak mendapatkan sambutan baik, Adeline tidak menyerah. Adeline sempat memiliki niat untuk mengadu ke Callisto, sayangnya Duke yang satu itu terlalu sibuk. Tidak terjangkau.

Kedatangan Adeline disambut dengan ramah oleh Chiyo, berakhir dengan dirinya dikerjai habis-habisan oleh bocah di bawah umur itu. Pada akhirnya Adeline pulang dengan wajah suntuk, menahan kekesalan yang ditahan saat menghadapi Chiyo.

Adeline tidak selalu dapat menemui Fedro, pria itu sibuk, tidak ingin diganggu-apalagi oleh Adeline. Sebenarnya Adeline selalu mengirimkan surat sebelum kedatangannya, tetapi tidak satupun dia mendapat balasan surat dari Fedro. Alhasil dia nekat berkunjung tanpa memberi kabar, lagipula itu tidak ada bedanya.

Tidak sekali dua kali Adeline berakhir dengan terjebak dalam lingkup ruang yang sama dengan Chiyo, hal itu menguras emosi Adeline.

Mengadu kepada Fedro sangat percuma. Bahkan pria itu akan membela putri satu-satunya, entah putrinya benar atau salah.

Kadangkala kedatangan Adeline tidak sengaja bersamaan dengan Hendrick. Ini yang membuat Adeline kian pening, tidak bisa memikirkan solusi.

Rasa-rasanya Hendrick dan Chiyo bekerja sama mengusik Adeline. Memang Hendrick tidak terang-terangan seperti Chiyo, tetapi pria itu ikut campur dengan caranya sendiri.

Adeline tidak habis pikir. Kenapa semua berusaha menjauhkannya dari Fedro? Apa salahnya?

Dan lagi ... kenapa Hendrick turut serta mericuh?

Adeline tidak bisa berpikir jernih mengingat pemberontakan dari pihak Fedro dan kawan-kawan.

Sebenarnya, siapa yang salah di sini?


[To be continued ....]

Double update hari ini! 🤗

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang