Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!
Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.
Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.
Sekian ….
*****
Fedro terusik dengan gerakan-gerakan random yang dirasakan tubuhnya. Yang terakhir tidak dapat ditoleransi, Fedro merasa nyawanya hampir melayang karena kesulitan bernafas.
"Selamat pagi, Daddy!" sapa Chiyo begitu menyadari Fedro terbangun karena tingkah usilnya di pagi hari. Dia duduk di atas dada bidang ayah angkatnya, sengaja menekan dada bidang Fedro kuat-kuat, membuatnya sesak nafas.
Sungguh, tidak tercermin rasa bersalah dalam wajah Chiyo. Justru, tersirat rasa puas di dalamnya.
Memang gadis yang berbahaya!
"Pagi, Chi," balas Fedro dengan suara serak. Sebenarnya dia ingin marah dan mengayunkan pedangnya, andai saja tidak mengingat Chiyo merupakan calon aset berharga. Anak angkatnya.
Chiyo tersenyum. Dia turun, kemudian duduk di samping Fedro yang masih setia berbaring.
"Hot Daddy-ku memang selalu tampan, tiada duanya!" Chiyo senyum-senyum menatap wajah Fedro yang masih mengantuk. Memang, dalam keadaan apapun Fedro selalu terlihat tampan.
"Aku ingin bertanya padamu, sebenarnya apa itu Hot Daddy?" Fedro geleng-geleng kepala, menurutnya panggilan itu aneh. Dan cukup mengusik Fedro.
"Hot Daddy itu kau, kau itu Hot Daddy!" Chiyo menjawab antusias.
Fedro mengibaskan tangannya, malas. "Terserah kau sajalah, Chi."
Chiyo ikut berbaring di samping Fedro. Dia tidak henti mengamati wajah tampan Fedro. Pemandangan favoritnya. "Ngomong-ngomong Dad, hari ini Daddy sibuk atau tidak?"
Fedro diam, mengingat-ingat kesibukan apa yang harus dia lakukan hari ini. "Tidak terlalu, hanya melakukan kontrol militer. Aku turun tangan untuk mengawasi langsung, dan mungkin ikut latihan juga."
Chiyo mengangguk paham. "Chi boleh ikut?" tanya Chiyo.
Semenjak resmi menjadi anak angkat Fedro, Chiyo menunjukkan sifat aslinya—heboh dan tidak bisa diam, terlampau antusias, nyaris hiperaktif. Fedro tidak mempermasalahkan bagaimana Chiyo bersikap, asalkan gadis kecil itu tidak melakukan tindak pidana atau sesuatu yang merepotkan.
Chiyo dengan mudah berbaur di lingkungan barunya. Chiyo terkenal sebagai gadis kecil yang cantik dan manis, selain itu Chiyo ramah dan gemar menyanyi. Chiyo kerap bernyanyi sambil menunjukkan kemampuan bermain biolanya kepada para pelayan ataupun penjaga.
Meski terkejut dengan berita Fedro mengadopsi seorang anak gadis, dan anehnya lagi Duke menyetujuinya, para bawahan Fedro tidak banyak berkomentar, hanya berusaha menerima keputusan majikannya. Lagipula, sekalipun mereka protes tidak akan berdampak pada Fedro.
Berita ini masih dirahasiakan, semua orang diminta menutup mulut rapat-rapat.
"Boleh saja, tapi jangan melakukan sesuatu yang berbahaya, Chi," tegur Fedro seolah tahu Chiyo akan melakukan sesuatu di luar dugaan.
Chiyo nyengir. "Tidak janji, Dad."
Fedro menghela nafas. "Jadilah anak baik Chi, atau aku akan menghukummu." Fedro berusaha bersikap sebaik mungkin kepada Chiyo, tapi jika gadis itu bebal, maka tidak ada keputusan terbaik selain memberikan hukuman.
"Chi menantikan hukuman dari Daddy!" balas Chiyo dengan wajah sumringah.
Fedro menyeringai. "Kau yakin?"
*****
Chiyo mengusap wajah Fedro yang dibanjiri keringat setelah melakukan serangkaian latihan. Pandangannya tidak teralih sedikitpun dari wajah Fedro, sampai-sampai Fedro menegur.
"Awas, nanti matamu terlepas jika melihatku sampai sebegitunya."
Chiyo cengengesan. Dia mundur setelah wajah Fedro bersih dari keringat. "Daddy ingin makan? Chi membawa buah yang dipotong kecil oleh kepala koki, eum siapa ya namanya, Chi lupa." Chi menunjukkan kotak bekal yang dia bawa.
Fedro mengangguk, melakukan latihan lumayan menguras tenaga. Dia jadi lapar. Dan pada akhirnya dia dan Chiyo makan sembari mengawasi latihan yang kembali berjalan.
Fedro melirik Chiyo yang terlihat antusias mengamati gerakan demi gerakan saat latihan berlangsung. Masih tidak bisa Fedro percaya, di usianya yang belum genap tujuh belas tahun, dia sudah memiliki anak. Anak angkat tepatnya.
Fedro kerap merasa geli dengan panggilan 'Daddy' dari Chiyo. Lucu saja, seorang remaja sudah dipanggil seperti itu.
"Chi, bagaimana kelasmu? Kau bisa mengikutinya?"
"Kelas berjalan dengan lancar, Dad! Chi mampu menaklukkan segala bidang!" Chiyo menepuk dada, bangga dengan kemampuannya.
Fedro mengangguk. Dia sendiri mendengar pernyataan bahwa Chiyo adalah anak pandai yang mudah menangkap materi.
"Baguslah, tidak sia-sia aku mencari guru terbaik, kau tau bayaran mereka sangat mahal."
Wajah Chiyo lesu ketika terpikir sesuatu. "Dad, Chi tidak mampu mengganti biaya guru privat itu."
Fedro mencubit hidung Chiyo. "Aku tidak memintamu membayarnya. Itu semua tanggungjawab ku sebagai ayah angkatmu."
Wajah Chiyo kembali ceria, dia memeluk Fedro dari samping. "Dad memang yang terbaik!" Dan momen itu disaksikan oleh banyak orang. Mereka terkagum-kagum melihat keakraban Fedro dan Chiyo.
Jarang sekali mereka melihat wajah bahagia Fedro, biasanya remaja itu hanya akan memasang tampang datar, tanpa ekspresi.
Namun, kebahagiaan Chiyo tidak berlangsung lama setelah mendengar ucapan Fedro selanjutnya. "Besok kau ada kelas memasak, kepala koki yang akan mengajarimu."
"Dad, tidak bisakah kelas memasak dilewati saja? Jujur, Chi payah dalam hal memasak."
Fedro menggeleng dengan tegas. "Tidak, Chi."
"Hah … Chi tidak bertanggungjawab jika bencana terjadi. Itu akan sepenuhnya menjadi salah Daddy!"
[To be continued ….]
B
erusaha supaya bisa triple update, atau paling tidak double update hari ini.
Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)Next?
See you next chapter!
With love,
Me Raa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy, Take Me!
FantasyChiyo terbangun dari kematian. Padahal, Chiyo ingat jelas jika dirinya terjatuh dari tebing kala melakukan pendakian bersama teman-teman kampusnya. Jatuh dari tebing, seharusnya dia sudah mati. Namun ... kenapa dia justru bertransmigrasi?! Chiyo, se...