1.4 [Village]

4.1K 496 3
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

"Pelajaran hari ini telah usai, selamat bertemu akhir pekan depan, Nona Chiyo."

Hari ini hari terakhir Chiyo bersekolah, seminggu sebelum acara debutante Fedro, dia memutuskan untuk meliburkan diri. Dia ingin membantu mempersiapkan acara penting sang daddy.

Chiyo melihat orang mondar-mandir di koridor, repot mengerjakan tugas masing-masing. Saat memalingkan wajah ke depan, Chiyo melihat Alan yang melambai padanya.

Chiyo lantas menghampiri Alan. "Ya, ada masalah, Kakak?"

Alan mengedikan bahu. "Anda dipanggil oleh Duke ke ruangannya."

Chiyo mengerutkan kening. "Duke?"

*****

"Kita berangkat saat ini juga, Dad?" Chiyo mensejajarkan langkahnya dengan Fedro.

Baru saja Chiyo dan Fedro keluar dari ruang Callisto. Rupa-rupanya, Fedro mendapatkan tugas menyelesaikan masalah yang ada di desa dekat perbatasan timur kekuasaan Duke Callisto. Masalah yang mengharuskan Fedro pergi ke desa tersebut hari ini juga, harusnya hanya itu. Tetapi, Chiyo turut serta dalam tugas dikarenakan gadis tersebut mengambil tugas berbelanja—untuk kebutuhan acara debutante—yang kebetulan tempatnya berdekatan dengan desa yang sedang mengalami masalah. Alhasil, Chiyo turut serta membantu Fedro nantinya.

"Daddy sudah memiliki rencana?" Chiyo lagi-lagi bertanya, kali ini dirinya dan Fedro sudah naik kereta kuda menuju desa tersebut.

Fedro menyenderkan punggungnya, menggeleng. "Belum. Akan ku pikirkan setelah mendengar penjelasan dari pengurus desa setempat."

Desa yang mereka tuju sedang disibukkan mencari dalang pencurian hewan ternak dan penculikan para gadis muda. Ada yang menduga-duga, pelakunya orang yang sama. Gadis yang hilang tidak meninggalkan jejak, sekalinya kembali setelah sekian hari menghilang, mereka kembali dalam keadaan menyedihkan, mengalami luka fisik dan batin. Beberapa bahkan mengalami gangguan jiwa.

Apa motifnya? Siapa tersangkanya? Para penduduk resah bukan main, apalagi akhir-akhir ini pelakunya kian gencar melakukan kejahatan. Ada satu keluarga yang dikejutkan dengan mayat putrinya—yang nyaris tidak bisa dikenali—tergeletak di depan pintu rumah kala menjelang pagi.

Mereka ingin melapor sejak awal-awal masalah terjadi, tetapi takut akan ancaman yang diberikan sang pelaku. Alhasil, mereka membungkam mulut, menderita dengan teror, bayangan jika sang pelaku menginjakkan kaki ke tempat mereka.

Hingga akhirnya salah satu penduduk desa nekat mengajukan permohonan kepada Duke Callisto, memohon bantuan. Lelah dengan teror-teror yang mereka dapatkan beberapa bulan ini. Callisto tidak tinggal diam mendapat keluhan dari rakyatnya, walaupun kediamannya sedang dalam keadaan sibuk, dia tetap mengirimkan Fedro sebagai perwakilannya.

Fedro sampai di desa beberapa jam kemudian, tidak membuang-buang waktu dan meminta penjelasan dari penduduk setempat, tidak lupa meminta keterangan jelasnya dari pengurus desa. Setelah memahami keadaan, Fedro meminta mereka tetap tenang, dia yang akan mengurusnya.

"Malam ini juga, jalankan rencananya, Chi. Dia aktif di malam hari." Fedro meminta bantuan Chiyo, dia gunakan anak angkatnya sebagai umpan. Awalnya Chiyo menolak, tetapi apalah daya, dia kalah dengan Fedro pada akhirnya.

Pasrah, Chiyo mendengarkan baik-baik rencana yang dibuat ayah angkatnya. Misi dijalankan malam hari nanti, dan Chiyo memutuskan untuk istirahat. Dua jam kemudian, Chiyo harus menghadapi sesuatu yang sebelumnya tidak terbayang akan datang di kehidupannya.

*****

Chiyo memakai dress sederhana, tidak mencolok, dengan riasan tipis. Chiyo cantik, menawan dan mengesankan.

Tugasnya mudah saja, Chiyo berpura-pura memergoki sang pelaku sedang melakukan pencurian di salah satu peternakan—melihat dari polanya, mereka memperkirakan dimana pencuri itu muncul. Ketika aksinya dipergoki, secara otomatis dia akan membungkam mulut sang saksi, dengan cara menculiknya, apalagi Chiyo adalah gadis manis yang menawan.

Chiyo dengan percaya diri melaksanakan misi, tetapi, hal yang tidak diduga terjadi.

Ketika Chiyo melakukan perlawanan terhadap sang pencuri, pencuri tersebut hendak melecehkan Chiyo di tempat.

Chiyo bergerak mundur, ketakutan kala diancam dengan sebilah pisau. Sial, Chiyo bukan ahlinya adu kekuatan. Otak liciknya pun tidak memberi solusi. Chiyo tidak bisa berpura-pura tenang ketika nyawanya terancam.

"Hei gadis cantik, kau sangat nakal. Karena itu, mari bermain bersamaku."

Chiyo mendesis, jijik. "Menjijikkan!" Bahkan disaat ketakutan pun, Chiyo tidak bisa menahan umpatannya.

"Dasar tua bangka berotak mesum!"

Orang itu maju, mendesak Chiyo hingga tidak bisa kabur. Tubuhnya terdesak hingga menempel pada tembok, Chiyo tidak bisa kabur!

Chiyo memejamkan mata, yang dia harapkan adalah, kedatangan sang Daddy. "Daddy, datanglah," bisik Chiyo dalam hati.

[To be continued ….]


Umpan cantik, siapa yang ga minat?

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang