0.8 [Daddy]

6.9K 725 3
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ….

*****

Chiyo tidak bisa menghentikan senyumnya. "Tuan Fedro tidak sedang dalam rencana membodohi si Gadis Muda ini, kan?" tanya Chiyo.

Fedro menggeleng. "Aku bukanlah seseorang yang mengingkari setiap ucapan. Aku akan membicarakan soal ini kepada ayah, kau istirahatlah." Fedro memanggil asistennya, meminta untuk mengantarkan Chiyo.

"Beri dia kamar tepat di samping kamarku. Biarkan dia istirahat, turuti permintaannya asalkan tidak merepotkan atau membahayakan." Fedro memberi perintah. Asisten Fedro—Alan—mengangguk patuh, melaksanakan perintah dari tuannya.

"Baik, Tuan." Alan berbalik menatap Chiyo ketika Fedro berlalu pergi. "Mari saya antarkan, Nona."

Chiyo mengangguk bersedia. "Chiyo, namaku Chiyo." Dia berinisiatif memperkenalkan diri. Sekali lihat, Chiyo langsung tahu bahwa Alan orang yang pendiam. Tidak mungkin pria itu bertanya lebih dahulu jika tidak merasa penting untuk ditanyakan.

Alan mengangguk, wajahnya datar. "Saya Alan, Nona Chiyo, asisten pribadi Tuan Fedro."

Chiyo manggut-manggut, dia mengekor di belakang Alan, mengikuti langkah pria itu.

Dilihat-lihat, Alan juga tampan. Dia tidak terlihat suka melakukan hal yang neko-neko seperti Jun—hobi menguntit. Alan tidak banyak bicara, atau menanyakan sesuatu yang tidak seharusnya—lagi-lagi berbeda dengan Jun. Chiyo bersyukur, lagipula dia tidak sedang ingin banyak bicara.

"Kamar Nona tepat berada di samping kamar Tuan Fedro. Dan ini kamar Anda, silahkan masuk, Nona." Alan membuka pintu kamar—yang katanya merupakan kamar Chiyo.

Chiyo berkedip, tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Sebuah kamar yang luas dan dekorasi elegan. Tidak berlebihan, dan yang pasti nyaman ditempati.

Chiyo mendongak, menatap Alan yang berdiri di ambang pintu mempersilahkan. "Ini kamarku?"

Alan mengangguk. "Benar, sesuai permintaan Tuan Fedro."

Chiyo melangkah dengan ragu memasuki kamar barunya. Tiba-tiba Chiyo merasa dirinya tidak pantas menempati kamar sebagus ini. "Tuan—"

"Panggil saja Alan," sahut Alan cepat.

"Kakak Alan?" Panggilan itu muncul begitu saja tanpa diperkirakan. "Umurmu pasti tidak jauh berbeda dengan Tuan Fedro, kan?" tebak Chiyo.

Alan tersenyum tipis. "Dua puluh tahun, Nona."

Chiyo membuka mulutnya tanpa sadar. "Dua puluh?"

Alan mengangguk. "Sudahlah Nona, sangat tidak penting membahas usia saya. Lebih baik Anda masuk dan istirahat di dalam." Alan menyela sebelum Chiyo memperpanjang perbincangan mereka.

Chiyo menurut, dia masuk. Alan berbalik dan menutup pintu. Sebelum pintu tertutup sepenuhnya, Chiyo bertanya kepada Alan. "Tidak keberatan aku panggil, Kakak, kan?"

Alan diam, berpikir. "Terserah Anda, Nona."

Chiyo mengacungkan jempol, tersenyum lebar. "Siap, Kak Alan!"

*****

Fedro menghela nafas, dia melepaskan kacamata, lalu meletakkannya di atas meja. Buku yang dibaca pun Fedro tutup, perhatiannya teralih.

"Alan, berhenti memandangku seperti itu. Katakan apa maumu, aku merasa seperti diawasi oleh serigala yang kelaparan." Fedro mengeluh.

Sebenarnya Fedro sadar, sejak tadi dia dipandangi oleh Alan. Awalnya tidak berdampak apapun, hingga rasa risi datang setelah sekian menit terlewatkan. Dan Alan masih saja memandang Fedro tanpa jeda, dalam diam.

Alan berdehem, sembari memikirkan rangkaian kata yang tepat. "Soal Nona Chiyo—"

Fedro ingat, dia belum menjelaskan apapun kepada asistennya ini. Pantas saja rasanya seperti ada yang kurang.

"Dia … calon anak angkatku, bagaimana menurutmu, Alan?"

Alan terdiam, terpaku tidak percaya. Apa dia salah dengar?

"Anak angkat Anda?" Ini bahkan di luar dugaan Alan. "Anda bercanda?"

Fedro mendengus dingin. "Aku serius. Ceritanya panjang, Alan. Aku sendiri masih tidak percaya saat meminta ijin kepada ayah untuk mengadopsi Chiyo, ayah setuju karena alasan yang menurutku tidak jelas. Padahal aku asal menjawab!"

Fedro memijit pelipisnya, pusing dengan keadaan membingungkan yang menimpanya semenjak menerima surat dari Chiyo.

Mengingat pembicaraan dengan ayahnya pun semakin menambah beban. Esok hari Fedro akan mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk mengadopsi Chiyo.

Alan masih diam di tempat, mencerna penjelasan Fedro. Anak angkat? Padahal usia Fedro di bawahnya.

"Bagaimana menurutmu, Alan?"

Alan mengangguk hormat. "Saya tidak bisa berkomentar, Tuan."

Fedro menatap Alan serius. "Ayolah, sebagai sahabat sekaligus sepupu, bagaimana menurutmu?"

Alan berdehem, lantas tersenyum. "Sebagai sahabat, aku hanya bisa mendukungmu. Sebagai sepupu, aku ingin bertanya, apa kau yakin dengan keputusanmu, Fed?" Alan tidak lagi berkata dengan formal.

Fedro tidak menjawab. Fedro masih ragu, tetapi melepaskan Chiyo bukanlah pilihan tepat.

Alan menepuk pundak Fedro. "Bercerita kepada sepupumu ini mungkin sedikit membantumu, Fed."

Alan pamit kepada Fedro, hanya diangguki oleh si tuan. "Jangan memendam seorang diri, aku siap mendengarkan ceritamu. Sebagai sepupu, sahabat, sekaligus asistenmu, Fed."

*****

Fedro mengangguk tidak ikhlas. Dia memejamkan mata saat mendapat tatapan antusias dari Chiyo.

"Benarkah?" Chiyo menatap Fedro penuh harap. Lagi-lagi dijawab anggukan kepala.

"Anda benar-benar akan mengadopsi saya?"

Chiyo tersenyum lebar, dia tertawa bahagia. Chiyo mengusap sudut matanya yang basah, dia sangat bahagia.

Chiyo mendongak, dia menunjukkan senyuman tulus untuk pertama kali. "Terimakasih Tuan."

Fedro mengangguk, balas tersenyum. "Besok aku akan mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk mengadopsimu."

Chiyo mengangguk. "Jadi, bagaimana saya harus memanggil Anda, Tuan? Ayah, Papa, atau Daddy?"

Fedro mendesah panjang, pasrah. "Terserah kaulah."

"Baiklah, saya akan memanggil Anda, Daddy! Hot Daddy!"

[To be continued ….]


Chiyo adalah Cheater handal.

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang