3.2 [Statement]

2.2K 289 14
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

Jun menunduk hormat kepada Adeline, bagaimanpun dia merupakan seorang putri Duke. Mau tidak mau Jun harus menghormatinya.

Adeline menatap Jun lamat-lamat. Ah, dia pelayan sang pangeran.

"Apa pangeran Hendrick berada di sini?" tanya Adeline agaknya was-was.

Jun dengan wajah datarnya menggeleng. "Tidak. Pangeran tidak sedang berada di sini, Nona."

"Begitukah?" Wajah Adeline tampak lebih cerah mendengar jika Hendrick tidak berada di sana. Masalahnya, Adeline sangat merasakan aura permusuhan dari Hendrick. Apalagi pangeran satu itu bersekongkol dengan Chiyo.

Jun tersenyum tipis, dalam hati menghina Adeline. Jun tahu kurang lebih apa yang Adeline pikirkan. Gadis tersebut mendapati ketidakpedulian Fedro, penolakan dari Chiyo, dan terakhir Hendrick yang berada di pihak Chiyo secara tidak langsung juga menunjukkan penolakan terhadapnya.

Jun sendiri secara pribadi tidak terlalu menyukai Adeline. Si putri Duke Axelo yang bermuka tebal—tidak tahu malu. Sudah jelas mendapatkan penolakan, tetap saja nekat menerobos masuk ke dalam kehidupan Fedro.

Jun merasa kasihan, tetapi tidak berniat membantu. Dia ... diam-diam menikmati tontonan menyenangkan ketika Adeline yang berusaha mendekati Fedro selalu berakhir dijahili Chiyo. Sekali dua kali melihat secara langsung, Jun menikmatinya. Wajah sengsara Adeline yang berusaha menahan emosi tampak lucu. Tetapi, wajah bahagia Chiyo selepas menjahili Adeline lebih lucu dan menggemaskan, tidak terelakkan.

Ah ... Jun merindukan gadis manis itu. Setelah pekerjaannya selesai dia akan menyempatkan waktu untuk menemui Chiyo. Bercakap-cakap sebentar sebelum kembali ke kerajaan untuk melapor kepada Hendrick.

Setelah berbasa-basi sebentar, Jun pamit untuk menemui Alan, dan Adeline menyusuri lorong menuju ruangan Fedro. Beberapa kali berkunjung, dirinya mulai hafal dengan seluk-beluk kediaman Duke Joseon, walau belum sepenuhnya hafal, tetapi setidaknya Adeline tahu dimana letak ruangan Fedro.

Sayangnya, dua penjaga di depan pintu lebih dahulu menghadang Adeline. Keduanya saling bertatapan mata, kemudian serentak berkata kepada Adeline.

"Mohon maaf, Anda tidak bisa memasuki ruangan. Tuan Muda Fedro sedang sibuk dan tidak bisa diganggu."

Adeline tercekat, lagi?!

Pikiran Adeline blank. Apakah ini berarti dirinya lagi-lagi berakhir dengan Chiyo? Dijahili habis-habisan oleh gadis kecil itu?

Di saat Adeline termenung dan memikirkan rencana selanjutnya, tibalah Jun dan Alan. Keduanya dengan mudah melewati para penjaga, lantas pintu ruangan Fedro kembali tertutup setelah dua pria itu masuk.

Adeline menggeram kesal. "Kenapa mereka bisa masuk sedangkan aku tidak?!" sentak Adeline pada para penjaga. Dia tidak bisa menahan rasa kesalnya. Apalagi sempat dia lihat tatapan miris dari Jun dan Alan tadi. Harga dirinya hancur lebur.

Dengan ekspresi datar, salah seorang penjaga menjawab. "Karena Anda tidak berkepentingan dengan Tuan Muda Fedro."

Adeline yang terlanjur kesal menghentakkan kaki layaknya anak kecil yang merajuk. Dua penjaga itu saling pandang, lantas mengedikan bahu. Membiarkan Adeline pergi dengan wajah masam.

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang