2.4 [Dislikes]

3.5K 457 12
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

Sejak awal Chiyo menyadari sebuah kepalsuan di balik senyum Adeline. Memang benar, Adeline merupakan putri dari Duke yang jelas-jelas memiliki sebuah etika. Tetapi, tetap saja rasanya seluruh gerak-gerik Adeline serasa dibuat-buat bagi Chiyo.

Adeline berusaha mendekati Fedro, mengajaknya berbincang, walaupun selalu berakhir didiamkan atau bahkan tidak digubris. Fedro lebih memilih berbincang dengan Chiyo, menanggapi celotehan gadis kecil itu yang menurut Adeline sangatlah tidak penting.

Fedro kembali menjadi Joseon Fedro yang dingin tidak tersentuh.

"Bolehkah aku memanggilmu, Fedro?" tanya Adeline dengan logat manis.

Fedro diam, melirik dengan malas kepada Adeline. "Bisa diam?" tanya Fedro dingin.

Adeline membeku di tempat. Sekalinya berbicara, Fedro membuat hatinya sakit. Chiyo memalingkan muka, menahan tawa.

Adeline mendengus dingin, pelan dan kembali menetralkan raut wajah, bersikap manis seperti tadi. "A—"

"Selamat datang Pangeran Hendrick, selamat datang, Jun!" sapa Chiyo kepada Hendrick dan Jun yang menghampiri mereka.

Adeline gagal membuka suara, dia rasa-rasanya ingin marah, tetapi diurungkan karena tidak mungkin dia bersikap buruk di hadapan calonnya. Apalagi ada pangeran di hadapannya.

Adeline turut memberi salam kepada Hendrick, dan untuk kesekian kali dia diabaikan. Hendrick menghampiri Chiyo.

"Kau kenapa, Chi? Kenapa tadi kau digendong?" tanya Hendrick, matanya memicing, ingin tahu.

Chiyo yang posisinya tengah duduk di atas kursi lantas menunduk, menatap kakinya. "Kakiku keseleo, tidak terlalu sakit, hanya saja Daddy berlebihan dan seenaknya menggendongku tadi."

Adeline sepenuhnya diabaikan, keberadaannya seolah bagaikan hiasan yang tidak memiliki daya tarik.

Jun tersenyum sungkan, kemudian menggeleng, miris melihat Adeline yang tidak dianggap keberadaannya. Tetapi, Jun tidak peduli, dia ikut menyimak perbincangan Hendrick dan Chiyo. Itu jelas lebih menarik.

"Pangeran, bagaimana penampilan Chiyo hari ini? Semakin menggemaskan, bukan?" Chiyo berkedip.

Hendrick bergidik. "Biasa saja."

Chiyo terkekeh. "Ya, tetapi aku terlihat serasi dengan Daddy, bukan? Pakaian kami serasi," kata Chiyo dengan bangga. Dia menunjuk pakaian yang dia dan Fedro kenakan.

Hendrick menatap Fedro yang kebetulan tengah menatapnya, tatapan mereka bertemu, Hendrick berdehem, lantas memalingkan muka. "Ya, serasi." Hendrick berkata dengan nada tercekat.

Chiyo terkikik geli melihat Hendrick salah tingkah hanya karena tidak sengaja bersitatap dengan Fedro. "Ah iya, pakaian Anda dan Daddy juga tampak serasi," goda Chiyo yang hanya dipahami oleh Hendrick dan Jun.

Di pikiran orang lain, ucapan Chiyo sebatas formalitas, pujian biasa, tidak ada yang istimewa. Tapi tidak dengan Fedro dan Hendrick, bagi mereka ucapan Chiyo adalah sebuah godaan sekaligus ledekan. Entah ini sebuah kebetulan atau bagaimana, pakaian mereka nyaris sama persis.

Hendrick memperingati Chiyo melalui tatapan mata, sayangnya hal itu justru membuat si gadis kian merasa gemas. Ingin menggodanya lebih lama. Fedro pun tampaknya malas menegur putrinya, dia sendiri merasa risi dengan kehadiran Adeline yang bersemangat untuk melakukan pendekatan terhadapnya. Ingin mengusir, tetapi dirasa tidak sopan, Fedro mengurungkan niat.

Chiyo melirik Jun yang sejak tadi diam. "Jun, bagaimana menurutmu, serasi bukan?" Chiyo mengedipkan sebelah mata, ingin mengajak Jun bekerjasama.

Jun yang sejak awal memfokuskan perhatian pada Chiyo lantas tidak bisa berkata-kata. Diberikan kedipan mata oleh gadis yang disuka, Jun  tidak mampu menahan senyum. Pada akhirnya Jun mengangguk kaku, dia abai akan tatapan tajam Hendrick.

Dan perdebatan antara Chiyo dan Hendrick kian memanjang, tidak memiliki ujung. Mereka tidak terlihat canggung sama sekali, cukup mengherankan bagi Fedro dan Jun.

Sejak awal, Chiyo dan Hendrick tidak pernah akur, bahkan sampai sekarang. Tetapi, terlihat sebuah peningkatan cara berkomunikasi antara mereka. Tidak ada rasa canggung, seolah keduanya telah berteman baik. Sekali dua kali Chiyo mendapatkan cubitan dari Hendrick ketika gadis itu tidak henti-henti menggoda sang pangeran.

Adeline benar-benar menjadi patung, diam dan menyimak perbincangan mereka. Tangannya terkepal melihat empat orang itu asik berbincang tanpa mengindahkan kehadirannya.

Mata Adeline menyorot tajam, fokus matanya adalah Chiyo yang tertawa ketika rambutnya diusap oleh Fedro. Hendrick dan Jun terkekeh melihat gadis itu tertawa kesenangan telah membuat sang ayah angkat merasa gemas dengan celotehannya.

Hanya satu orang yang terlarut dalam pikirannya sendiri. Rasa tidak suka berkembang dengan cepat, walau tidak diperlihatkan secara jelas.

Gadis itu … Adeline tidak menyukainya!

Adeline tidak menyukai anak angkat dari calon tunangannya.


[To be continued ….]

Tercium bau-bau peperangan antara kubu Adeline dan Chiyo nih.

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang