Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!
Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.
Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.
Sekian ....
******
Fedro memacu kudanya lebih cepat, memasuki area hutan. Alan dan kudanya menyusul beberapa langkah di belakang.
Mereka berdua saling mendiamkan, tepatnya memang tidak ada sesuatu yang perlu dibahas saat ini.
Mata Fedro memicing, 500 meter dari tempatnya, seperti ada seseorang yang duduk di tepi jalan. Hari yang terang benderang memudahkan Fedro mengamati daerah sekitar, termasuk dari arah depan.
Benar saja, saat mendekat, Fedro bisa melihat dua orang duduk di tepi jalan yang melintasi hutan. Satu di antara dua orang tersebut kondisinya babak belur.
Fedro menghentikan laju kudanya, lalu melompat turun dan menghampiri dua orang itu.
Dua orang itu menyadari kehadiran Fedro, satu di antara mereka berdiri, dan dengan langkah terseok menghampirinya.
"Daddy!" Chiyo menghambur ke dalam pelukan Fedro.
Alan pun menghampiri Lurius yang duduk bersandarkan pada batang pohon. "Apa yang terjadi padamu, Riu?"
Lurius mendongak, berkedip menatap wajah Alan yang tampak kusut. "Saya berhasil melindungi Nona, Tuan!" kata Lurius melapor kepada Alan. Tidak menjawab pertanyaan.
Lurius hendak berdiri, namun ditahan oleh Alan. "Diam di tempat, ini perintah!"
Alan hanya mampu menebak-nebak apa yang terjadi. Lain dengan Fedro yang sibuk mengelusi punggung Chiyo, agar gadis itu tenang.
"Katakan, apa yang terjadi padamu, Chi," bisik Fedro berusaha menahan amarah.
Chiyo berkata bahwa dirinya dan Lurius dikeroyok oleh bandit, tidak menjelaskan lebih. Tetapi, Fedro telah mengambil kesimpulan dengan melihat kondisi Chiyo dan Lurius yang terlihat jomplang. Entah benar atau salah, Fedro tidak tahu. Tetapi akan tetap dia benarkan sekalipun salah.
Fedro menuntun Chiyo kembali ke samping Lurius.
Lurius mendongak, menyorot lurus Fedro. "Saya—"
Belum menyelesaikan kalimat, Fedro lebih dulu berkata. "Kerja bagus, Riu. Kau pengawal terbaik yang pernah ada, mulai sekarang kau akan menjadi pengawal pribadi Chi."
Lurius tidak mampu berkata-kata, terkejut jelas iya. Dia mendapatkan pekerjaan menjaga nonanya itu?
Chiyo pun tertegun, apa? Pengawal pribadi.
"Daddy, tapi—"
Fedro mengusap rambut Chiyo. "Jangan membantah, Chi."
"Alan, kau jaga mereka berdua, aku akan mengurus tikus-tikus kecil yang mengusik ketengan ku." Fedro berkata mutlak, tidak dapat dibantah.
Sebentar lagi, para bandit yang saat ini tengah bersantai akan menghadapi sesosok manusia yang tidak segan melampiaskan amarahnya. Fedro tidak akan menahan diri kepada para bandit yang berani menyentuh putrinya.
"Tunggu kedatanganku, tikus-tikus kecil." Fedro berbalik dan menyeringai.
*****
Para bandit berlari pontang-panting, tidak ada yang berani mendekat setelah lima di antara mereka mati dalam sekali tebas oleh Fedro. Sang pemimpin dicekik lehernya oleh Fedro. Fedro menatap bengis ketua bandit itu—yang tengah bergetar ketakutan.
"Lepaskan aku, ku mohon!"
Fedro menyeringai. "Heh? Setelah apa yang kau lakukan terhadap putriku?" tanya Fedro.
"Pu-putri? Saya tidak mengenal—akhh!" Fedro mengeratkan cekikan di leher bandit.
Fedro mendengus dingin. "Dia, yang pengawalnya kau buat babak belur. Apa yang kau lakukan? Menyandera putriku dan mengancam pengawalnya, begitukah?" Fedro menerka-nerka.
Muka sang bandit memucat, antara takut dan mulai kesusahan bernafas. Nafasnya mulai habis.
"Ma-af."
Fedro melemparkan tubuh bandit hingga membentur dinding. Tahu jika di hadapan adalah monster yang tidak kenal ampun, bandit berusaha kabur, sayang usahanya sia-sia. Dia tidak cukup gesit untuk menghindari tendangan keras dari Fedro.
"Kau pikir bisa kabur setelah apa yang kau perbuat?"
Fedro membuat babak belur ketua bandit itu, lantas membiarkannya terkapar dengan banyak luka di tubuh. Fedro tidak akan membunuhnya, tetapi sebagai ganti, Fedro akan memberikan sebuah pertunjukan mengesankan untuk ketua bandit.
"Hei, jangan pingsan! Lihatlah, aku akan membawakan mu hadiah." Fedro yang berada di ambang pintu menoleh, seringai mengerikan dia tunjukkan.
Fedro menunjuk hutan. "Aku hendak berburu, dan akan aku bawakan oleh-oleh untukmu nanti."
Fedro melakukan peregangan. "Ya … waktu bersembunyi telah habis, saatnya berburu kelinci."
Dan dimulailah aksi pengejaran Fedro, menangkap satu persatu bandit yang tersisa. Dia akan membawa mereka ke penjara, dan memberikan hukuman yang sepantasnya diterima. Beberapa dia buat mengalami keadaan yang sama dengan sang ketua, babak belur.
Fedro tidak peduli, dia sedang butuh pelampiasan emosi.
Selanjutnya, Fedro mengikat para bandit yang tertangkap, lantas turut membawa mereka ke dalam kereta. Fedro membawa mereka ke tempat salah seorang kenalannya, meminta bantuan untuk mengantar para bandit ke penjara, dia juga menuliskan sebuah surat pernyataan. Fedro tidak punya banyak waktu sebelum debutante sore nanti, dia masih harus mengambil barang untuk hidangan nanti.
Setelahnya, usai menyelesaikan masalah demi masalah yang ada, dengan kecepatan tinggi, Fedro melaju menuju kediamannya. Tentunya bersama Chiyo, Alan dan Lurius.
Mereka berkejaran dengan waktu, tetapi tetap saja, debutante diundur 3 jam. Dan itu membuat para tamu bertanya-tanya, terutama seorang gadis yang sejak tadi tidak bisa tenang menunggu hadirnya Fedro di aula kediaman Duke Joseon.
[To be continued ….]
Akhirnya clear masalah bandit. Next acara debutante, bakalan heboh sih.Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)Next?
See you next chapter!
With love,
Me Raa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy, Take Me!
FantasyChiyo terbangun dari kematian. Padahal, Chiyo ingat jelas jika dirinya terjatuh dari tebing kala melakukan pendakian bersama teman-teman kampusnya. Jatuh dari tebing, seharusnya dia sudah mati. Namun ... kenapa dia justru bertransmigrasi?! Chiyo, se...