Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!
Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.
Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.
Sekian ....
*****
Chiyo menoleh ke kanan-kiri, kemudian cengiran lebar dia berikan.
"Aku merasa seperti seorang putri yang diperebutkan oleh pria-pria tampan," kata Chiyo sembari menangkup kedua pipinya. Kemudian gadis tersebut memekik tertahan.
Chiyo tersipu-sipu membayangkan tengah direbutkan oleh pria-pria tampan nan hot. Chiyo histeris dalam imajinasinya sendiri.
Saat ini Chiyo memang berada di tengah-tengah sekumpulan pria tampan. Di sisi kanannya, ada Alan dan Lurius. Di sisi kirinya ada Jun. Kemudian jangan lupakan Fedro dan Hendrick yang ada di hadapan Chiyo.
Bagaimana bisa ada Hendrick pula?
Rupanya setelah mendapatkan surat dari Fedro, bukannya memberi balasan, Hendrick langsung saja menuju ke kediaman Duke Joseon. Meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Masih ada tangan kanan raja yang bisa diandalkan, pikirnya. Hendrick tidak ingin melewatkan kesempatan bersenang-senang malam ini. Dia juga akan menginap.
"Chi, jangan membuatku merasa takut," bisik Jun pada Chiyo.
Chiyo menoleh, cengirannya semakin lebar. "Jun, aku ingin menjadi queen harem," balas Chiyo dengan berbisik pula.
Jun diam, berpikir. "Garam?"
"Harem, Jun. Bukan garam," bisik Chiyo dengan nada gemas.
"Apa itu harem?" tanya Jun dengan wajah lugu.
Akhirnya mau tidak mau Chiyo berbisik panjang lebar menjelaskan maksud ucapannya.
Karena dua sejoli itu tampak asik berbisik, Fedro berdehem keras. "Jadi, apa yang akan kita lakukan? Tidak mungkin kita hanya akan duduk-duduk dan melihat kalian berdua asik berbisik, bukan?" Fedro menatap tajam Jun, tampak sekali tidak rela melihat putrinya lebih tertarik dengan Jun dibandingkan dirinya. Padahal Fedro rasa, dirinya jauh lebih tampan dibandingkan Jun.
Chiyo menoleh, menatap sekeliling. "Hehehe, maaf."
Jun menunduk sungkan, antara malu dan segan dengan tatapan Fedro. Dia serasa sedang diincar oleh singa ganas.
"Chi, kau tidak punya rencana?" Giliran Hendrick yang bertanya. Dia juga kesal jika hanya didiamkan. Padahal niatnya datang untuk bersenang-senang dan menghilangkan perasaan suntuk karena tugasnya yang menggunung. Tapi Hendrick tidak mampu mengelak jika dirinya sedikit merasa senang karena bisa duduk dekat dengan Fedro. Sekalipun Hendrick merasa ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya saat ini.
Chiyo menjentikkan jari. Benar juga! Tidak mungkin kan jika mereka hanya saling mendiamkan sampai malam hari, padahal Chiyo sudah merancang kegiatan yang akan dilakukan semalaman nanti.
"Karena ini masih sore, ayo bertanding memasak!" usul Chiyo dengan senyum merekah.
"Chi, apakah tidak ada kegiatan selain itu?" tanya Fedro.
Chiyo mengangguk. "Tentu, dan acara selanjutnya tidak akan dimulai sebelum pertandingan memasak berlangsung."
"Memangnya apa kegiatan setelahnya?" Hendrick mengajukan pertanyaan, agaknya dia tertarik.
"Piknik! Kita akan berpiknik di halaman depan kediaman, sambil memandangi langit berbintang. Menyenangkan bukan?" Chiyo memberi penjelasan dengan semangat menggebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy, Take Me!
FantasyChiyo terbangun dari kematian. Padahal, Chiyo ingat jelas jika dirinya terjatuh dari tebing kala melakukan pendakian bersama teman-teman kampusnya. Jatuh dari tebing, seharusnya dia sudah mati. Namun ... kenapa dia justru bertransmigrasi?! Chiyo, se...