1.5 [Incident]

4.2K 513 5
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

Dia salah satu anak bangsawan di daerah Utara, ksatria yang kabur setelah melakukan percobaan pembunuhan terhadap putri Duke penguasa daerah Utara. Sakit hati atas penolakan, dia nekat melakukan tindak kejahatan. Setelah tindak kejahatannya diketahui, dia kabur, menjadi buronan. Dengan rencana licik, dia memalsukan kematian, lalu kabur ke daerah kekuasaan Duke Joseon Callisto, menyamar sebagai seorang pedagang miskin.

Namanya Lio, awalnya dia tidak banyak bertingkah, hingga hatinya terjatuh kepada seorang gadis di desa yang kini dia tempati. Dia jatuh cinta untuk kedua kalinya, dan lagi-lagi penolakan mematahkan hatinya.

Pandangan Lio terhadap dunia berubah total, tidak ada lagi kewarasan di otaknya. Hanya ada berbagai rencana buruk, demi pembalasan dendam atas rasa sakit di hati.

Mulanya, Lio hanya berniat membalas dendam kepada keluarga gadis tersebut, tujuannya membuat sekeluarga jatuh miskin. Keluarga gadis tersebut mengelola sebuah peternakan, menjadi penghasilan utama. Langkah awal, dia menghancurkan bisnis keluarga gadis, mencuri satu per satu hewan ternak, kemudian menjualnya di sebuah pasar gelap. Lupa bagaimana mulanya, Lio sudah akrab dengan dunia mafia dagang.

Niat balas dendam Lio menjadi-jadi ketika menyadari pendapatan dari hasil mencuri hewan ternak ternyata besar. Lio tetap menjalankan drama pedagang miskinnya, yang kini menjadi pengusaha sukses tanpa diketahui penduduk bagaimana prosesnya.

Ulah Lio menjadi-jadi, tidak hanya milik keluarga gadis tersebut, bahkan dia mulai mencuri hewan ternak milik penduduk desa lainnya. Dia menebar teror, ancaman, dan melakukan penculikan terhadap para gadis yang tidak berdosa. Gadis-gadis itu, dia jadikan gundik, dia paksa melayaninya atau para pria berhidung belang yang sudah membayar uang sewa padanya. Tidak jarang dia melakukan kekerasan, menorehkan luka fisik dan batin. Setelahnya, dirasa gadis-gadis yang dia culik mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan, akan dia kembalikan mereka ke rumahnya dalam keadaan mengenaskan.

Tetapi, itu tidak akan terjadi lagi, karena Lio telah berada dalam jeratan Fedro sejak dirinya menjejakkan kaki di tujuan pencurian.

Mata tajam Fedro tidak melepaskan pandangannya dari Chiyo yang saat ini telah dipojokkan oleh Lio.

"Kau akan aku hukum, atas kelancangan dan penolakanmu terhadapku, Gadis Muda!" Lio mencengkram kuat bahu Chiyo, kuku-kukunya menancap dalam, membuat darah merembes dari sana.

Chiyo meringis. "Pria tua sialan!" Chiyo mencekal tangan Lio, berusaha melepaskan diri.

Lio menyeringai. "Kita akan bersenang-senang, Gadis Muda."

"Ya, kau akan bersenang-senang di dalam penjara," bisik Fedro yang entah sejak kapan berada di belakang Lio. Fedro menendang tangan kiri Lio yang menggenggam pisau, hingga benda tajam itu terbang bebas. Pedang Fedro siap memenggal kepala Lio jika saja digerakkan oleh pemiliknya. Pedang itu nyaris mengiris leher Lio, berjarak satu sentimeter saja.

Lio menahan nafas. Jelas, bergerak sedikit saja lehernya siap terlepas. Melawan pun percuma, orang di belakangnya ini memancarkan aura pembunuh yang bukan main.

Siapa dia?

"Lepaskan gadis itu, tanpa perlawanan. Atau … pedangku tidak segan menggorok lehermu, Tuan." Fedro berkata datar, dingin, penuh ancaman. Matanya menatap Chiyo, meneliti penampilan anak gadisnya dari atas sampai bawah. Aman, tidak ada bagian yang kurang. Sedikit rasa lega Fedro rasa.

Lio mencari aman, melepaskan tangannya dari Chiyo.

Tetapi, Lio tidak bisa merasa lega  ketika dirasakannya benda dingin menggores leher, tidak dalam, tapi bukan berarti Lio tidak merasa sakit. Lio meringis, benda dingin itu diam di tempat, lehernya terancam.

Mata Fedro berkilat marah karena melihat luka di pundak Chiyo, sedangkan gadis itu sendiri telah berpindah tempat. Chiyo berdiri di samping Fedro, menggenggam ujung kemeja Fedro.

"Seharusnya kau mendapatkan lebih lagi, tetapi hukum memaksaku untuk tidak berbuat lebih buruk lagi." Sebelum memukul tengkuk Lio dan membuatnya pingsan, Fedro berbisik merdu.

"Seharusnya kau mendapatkan luka berlipat-lipat ganda dari apa yang telah kau perbuat pada gadis kesayanganku itu."

*****

Kasus Lio telah tuntas, pagi ini kereta utusan Duke Joseon Callisto menjemput Lio. Pria itu memberontak dalam keadaan terikat rantai. Apalah daya, sekuat apa dia berteriak untuk membela diri, tidak ada yang memperdulikan. Bukti-bukti dikumpulkan, Lio akan mendapatkan sidang langsung dari raja.

Di sisi lain, Chiyo terlelap dalam pelukan Fedro. Semalam, setelah mengobati luka, Chiyo terlelap begitu saja. Lelah sudah pasti, semalam Chiyo telah membantu Fedro menuntaskan tugasnya.

Fedro yang terbangun beberapa saat lalu memilih kembali memejamkan mata. Wajah damai Chiyo menenangkan hatinya, Fedro ingin berdiam diri lebih lama. Setidaknya, sebelum beberapa jam kemudian dirinya dibuat pusing dengan keantusiasan Chiyo ketika berbelanja di pasar.



[To be continued ….]

Niatnya mau triple update hari ini, update pertama!

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang