2.5 [Sssst!]

4.1K 430 22
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

Seusainya pesta debutante, kediaman Duke Joseon kembali seperti biasa. Semua melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada sesuatu yang terlampau istimewa.

Pagi hari, Chiyo meminta ijin untuk pergi ke pasar. Tidak lupa, Chiyo mengajak Lurius yang hampir setiap detik berada di samping nona mudanya.

Hari ini Chiyo sedang tidak ada kelas, guru sejarahnya tengah ada urusan mendesak dan meminta maaf atas ketidakhadirannya. Alhasil Chiyo memutuskan untuk ke pasar, ingin jalan-jalan.

"Hanya sebentar, karena kau masih ada kelas di siang hari." Fedro berucap demikian, dia mengingat jelas jadwal putri kecilnya.

Chiyo mengangguk lucu. "Iya Dad, janji tidak akan terlambat."

"Aku akan menghukummu, dan kali ini tidak ada ampun untuk sebuah keterlambatan." Fedro memperingati. Dia juga berkata untuk tidak membuat Lurius kesusahan, kemudian dibalas helaan nafas panjang oleh Chiyo.

Lurius, pria itu usianya sepantaran dengan Alan, pemilik mata teduh yang menenangkan hati. Pria yang dengan sabar meladeni ketidakjelasan sang nona muda.

Chiyo dan Lurius bisa dibilang sangat kompak, Lurius selalu berusaha mengimbangi sang nona. Bersama Lurius, Chiyo menemukan suatu kegiatan yang menyenangkan, juga, sebuah minat baru yang belum dia utarakan kepada sang ayah angkat.

Lurius pun tidak berani angkat bicara setelah nonanya memintanya untuk diam. "Sssst, bantu aku menemukannya dulu, nanti baru kita bicarakan dengan Daddy, okay?"

Setelah mendapat ijin dari Fedro,  Chiyo bergegas pergi. Dia menarik tangan Lurius, mengajak pengawal pribadinya berlarian seperti anak kecil. Chiyo, bahkan sekalipun jiwanya tidak lagi muda, dia tetap saja kekanakan.

"Ayo Kakak Liu, aku tidak sabar menemuinya!" Chiyo memekik tertahan, dibalas senyum oleh Lurius.

"Ya, aku akan mengantarkan Anda ke tempatnya, Nona."

*****

Pasar di ibu kota selalu saja ramai, tidak berbeda saat Chiyo pertama kali menginjakkan kaki di sana.

Pertama-tama, Chiyo lebih dahulu mendatangi salah satu stand yang sangat dia kenali. Chiyo tersenyum lebar melihat seorang wanita paruh baya yang menatapnya tidak percaya.

"Bibi Tal!" sapa Chiyo, dia berlari dan memeluk tubuh wanita baik hati yang berjasa di hidupnya.

Lurius tampak kebingungan melihat keakraban Chiyo dan bibi Tal. Siapa wanita itu?

"Astaga, ini kau … Chiyo? Bagaimana bisa, ah aku tau kau memang cantik, tapi lihatlah kau sekarang. Kau seperti seorang tuan putri!"

Bibi Tal menatap Lurius, baru menyadari kehadiran pria tampan pemilik senyuman yang menyejukkan mata. "Astaga, jangan bilang kau menikahi seorang bangsawan?"

Bukannya menjelaskan, Chiyo justru tertawa, membiarkan bibi Tal menerka-nerka. Hingga Lurius memperjelas hubungan antara dia dan Chiyo. "Maaf, saya hanyalah seorang pengawal pribadi Nona Chiyo."

"Apa? Pengawal pribadi?"

Dan begitulah, Chiyo menghabiskan waktu satu jam bersama bibi Tal. Melepas kerinduan, sedikit menceritakan tentang kemana dia menghilang selama ini. Bibi Tal tampaknya tidak percaya, tetapi tahu jika Chiyo tidak main-main dengan ucapannya.

Bibi Tal hendak menyerahkan uang yang dititipkan Chiyo, dan dibalas senyuman oleh gadis tersebut. "Bibi simpan saja."

Setelah selesai melepas kerinduan, Chiyo melanjutkan ke tujuan selanjutnya. "Dimana rumahnya, Kak Liu?"

Lurius menggenggam tangan Chiyo, tentu dia sudah meminta ijin sang nona untuk melakukannya—takut Chiyo terpisah. "Di ujung jalan, ada gang sempit. Di sanalah rumahnya."

"Benarkah di sana rumah guru Kakak Liu?"

Lurius mengangguk.

"Bahkan beliau juga merupakan guru dari Tuan Fedro dan Tuan Alan."

Mata Chiyo berbinar-binar. "Benarkah? Aku sangat ingin bertemu dengannya!"

*****

Chiyo terus-menerus tersenyum, membuat Lurius turut tersenyum. "Selamat Nona, Anda telah memilih seorang guru yang tepat."

Chiyo mengangguk mantap, dia sangat yakin dengan pilihannya. "Itu atas rekomendasi dari Kakak Liu, terimakasih, Kak."

"Bukan hal besar, Nona."

Chiyo mendelik dan berkacak pinggang, membuatnya terlihat menggemaskan. "Aku ingin mendengar jawaban 'sama-sama' atau 'terimakasih kembali'," protes Chiyo.

Lurius tertawa kecil. "Baiklah, sama-sama Nona."

Chiyo mengangguk, puas atas jawaban Lurius.

Chiyo dan Lurius hendak kembali ke kediaman Duke Joseon, urusan mereka sudah selesai.

"Kak Liu, kira-kira apa Daddy akan marah ketika tau keinginanku?" tanya Chiyo ketika teringat dirinya belum memberitahu Fedro tentang rencananya yang ingin belajar seni bela diri.

Chiyo terpikir, dirinya harus memiliki kemampuan bela diri, setidaknya dia mampu menjaga diri. Chiyo tidak ingin hal buruk yang menimpa Lurius terulang kembali. Chiyo ingin menjadi seorang gadis kuat dan mandiri.

Melihat keraguan Chiyo, Lurius berjongkok di hadapan nonanya. Lagi-lagi, Lurius memberikan senyuman kesukaan Chiyo. Tatapan lembut itu menenangkan kegelisahan hati Chiyo.

"Nona, saya pastikan Tuan Fedro akan senang mendengar permintaan Anda kali ini." Lurius berujar dengan serius.

Chiyo tersenyum. Untuk kedua kalinya dia berterimakasih. "Terimakasih telah membantuku menyampaikan maksud kepada Maha Guru."

Lurius terkekeh, merasa lucu dengan julukan yang Chiyo berikan untuk gurunya. "Ya, beliau bahkan terlihat antusias mendengar permintaan Anda. Sejujurnya, ini kali pertama guru Frey memiliki murid perempuan. Beliau memang sudah pensiun dari dunia militer, tetapi jangan meremehkannya. Sekalipun terlihat seperti kakek-kakek tua renta, Guru Frey sangat hebat, Nona."

Chiyo manggut-manggut. Dia meminta Lurius terus bercerita tentang Frey, hingga mata dua insan itu terpaku kala melihat seseorang yang berdiri kaku di hadapan sebuah toko bunga.

"Kakak Alan?"







[To be continued ….]

Hayooo, Alan ngapain tuh berdiri di depan toko bunga?

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang