Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!
Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.
Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.
Sekian ....
*****
Adeline memang keras kepala dan tidak tahu malu, begitulah yang dipikirkan Fedro. Dia masih saja bersikeras menarik perhatian Fedro, seperti ucapannya bulan lalu.
Ada saja rencana gadis itu untuk menarik Fedro mendekat.
Fedro bertopang dagu, menatap keluar jendela. Dari ruang pribadinya, dapat dia lihat halaman depan kediamannya.
Di sampingnya, ada Alan yang menunggu jawaban dari Fedro. "Bagaimana Tuan, apakah Anda bersedia menghadiri undangan dari putri Duke Axelo?"
"Menurutmu sendiri bagaimana, Alan?" Fedro meminta pendapat.
Alan meraih amplop yang baru saja Fedro buka dan baca isinya. Itu adalah surat yang datang pagi tadi, pengirimnya Adeline. Adeline mengundang Fedro untuk menghadiri acara makan malam. Bukan acara formal, hanya untuk saling mengenal lebih dekat.
Jika saja surat itu sejak awal langsung Fedro terima, bukan lewat Callisto terlebih dahulu, Fedro tidak akan berpikir ulang untuk menolak. Bahkan tanpa pikir panjang pasti Fedro tolak. Tapi lain lagi jika Callisto sudah tahu tentang surat undangan tersebut, setidaknya Fedro harus mempunyai alasan kuat untuk menolak.
Alan membuka surat tersebut dan membacanya. Dia manggut-manggut. Seolah paham dengan apa yang sedang membuat tuannya bingung, Alan dan Fedro bertukar pandang.
"Saya tidak menemukan alasan yang tepat agar tidak menimbulkan kecurigaan Duke Joseon." Alan meletakkan kembali surat tersebut di atas meja Fedro.
"Akan lebih mudah jika aku langsung berterus-terang." Fedro menyeringai.
"Maksud Anda?"
"Mengatakan kepada ayah jika putri Duke Axelo benar-benar tidak aku sukai."
Sangat terang-terangan dan tanpa pikir panjang. Blak-blakan.
Alan geleng-geleng kepala. "Tapi saya yakin Anda tidak akan melakukannya, Tuan."
Fedro mengangguk, membenarkan. Pandangannya kembali teralih ke luar jendela.
Akhir-akhir ini Fedro baru menyadarinya, dia curiga Callisto tengah merahasiakan sesuatu tentang pertunangannya dan Adeline. Entah apa itu, pastinya bukan sesuatu yang biasa hingga Callisto merahasiakannya dari Fedro.
"Ayah menyembunyikan sesuatu dariku, Alan."
Alan menghela nafas panjang. "Saya pikir Anda tidak menyadarinya, ternyata saya salah." Berbeda dengan Fedro yang cenderung cuek, Alan lebih peka terhadap keanehan Callisto.
Callisto sempat meminta pendapat Alan mengenai bagaimana baiknya hubungan Fedro dan Adeline. Tidak banyak yang Alan ceritakan, dia juga tidak berterus-terang. Bukan kehendaknya untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Alan tidak ingin membuat Fedro disalahkan. Lagipula Alan tahu, sepupunya itu sejak awal tidak pernah menyetujui pertunangannya dengan Adeline.
Seingat Alan, Callisto pun tidak pernah menunjukkan tanda-tanda persetujuan atas perjodohan antara Fedro dan Adeline. Callisto hanya sering mengatakan bahwa mereka Adeline adalah calon tunangan Fedro. Belum pula ada tanda-tanda kapan acara resmi pertunangan Fedro dan Adeline digelar.
Alan melihat sebuah keraguan di balik mata Callisto. Sejak kecil tinggal dan dibesarkan oleh Callisto membuat dirinya mengenal baik sang paman yang menjabat menjadi Duke itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy, Take Me!
FantasyChiyo terbangun dari kematian. Padahal, Chiyo ingat jelas jika dirinya terjatuh dari tebing kala melakukan pendakian bersama teman-teman kampusnya. Jatuh dari tebing, seharusnya dia sudah mati. Namun ... kenapa dia justru bertransmigrasi?! Chiyo, se...