1.6 [Busyness]

4K 490 2
                                    

Allo! Hope you enjoy! Happy reading, guys!

Makasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk mampir dan baca ceritaku. Semoga betah sampai akhir.

Jangan lupa vote, komentar, dan bantu share cerita ini ke teman-teman kalian. Biar ramai.

Sekian ....

*****

Setelah kejadian di desa dua hari lalu, Chiyo dan Fedro kembali disibukkan dengan persiapan debutante Fedro.

Seluruh penghuni kediaman Duke Joseon sibuk bukan main, berbagai pekerjaan dikerjakan. Membersihkan kediaman, mendekorasi aula dan beberapa ruangan, merenovasi dan menata ulang ruangan, dan banyak lagi.

Callisto, sebagai wujud kepeduliannya, dia yang mondar-mandir memerintahkan ini itu, semua di bawah kendalinya. Alan, pria itu selalu mengikuti kemanapun Callisto pergi, bersama Fuu, asisten Callisto. Dua pria itu siap diperintah kapan saja oleh Callisto.

"Chiyo, kau temani Fedro memilih pakaian untuk acara debut-nya. Bantu dia memilih yang terbaik," perintah Callisto pada Chiyo. Gadis itu baru selesai menata ulang kamarnya dan kamar Fedro dengan bantuan beberapa pelayan.

"Aku meminta desainer terbaik untuk membuatkan beberapa pakaian terbaik yang dia bisa, lantas hari ini dia akan datang membawa mahakaryanya. Kau temui dia bersama Fedro," kata Callisto melanjutkan penjelasan.

Tidak membuang-buang waktu, Chiyo lekas pamit dan mencari keberadaan ayah angkatnya. Kemana perginya seorang Joseon Fedro?

Setelah bertanya kepada beberapa pelayan, Chiyo menemukan keberadaan Fedro. Dia hampiri Fedro dengan langkah riang. Fedro tengah berbincang dengan salah seorang ksatria, memintanya memilih beberapa orang yang akan diberi tugas berjaga di sepanjang acara.

Perbincangan usai, tepat ketika Chiyo datang dengan wajah penuh semangat. "Daddy, akhirnya aku menemukanmu!"

Ksatria berpamitan mendapati kedatangan Chiyo. Dirinya memberi salam kepada gadis muda itu, dibalas ramah oleh Chiyo.

Seperginya orang itu, Fedro baru mengalihkan atensi kepada Chiyo. "Ada apa, Chi?" tanya Fedro.

Chiyo menjelaskan perintah Callisto, Fedro memahaminya. Diperkirakan, desainer tersebut akan datang setengah jam lagi. Chiyo dan Fedro memutuskan menunggu di ruang tamu.

"Daddy, Chi akan bantu memilihkan pakaian terbaik!" Chiyo berkata lantang, menarik perhatian beberapa pelayan yang bekerja di ruang tamu. Pandangan mereka tidak bertahan lama, karena tatapan tajam Fedro terlihat ingin menerkam siapapun yang berani menatap Chiyo lebih dari satu menit.

Berbanding terbalik dengan sikap Fedro ketika bersitatap dengan Chiyo. Dia melembut, tersenyum tipis. "Baiklah, mohon bantuannya, Chi."

Chiyo tersenyum lebar, menunjukkan rentetan giginya. Dia mengacungkan jempol. "Dengan senang hati!"

Kedatangan sang desainer disambut ramah dan antusias oleh Chiyo. Desainer tersebut sempat bingung, dia tidak mengenali Chiyo. Melihat kedekatan Chiyo dan Fedro, dia penasaran. Siapakah gadis yang mampu akrab dengan si manusia dingin itu?

Mulutnya memilih bungkam, tidak berani bertanya. Bersikap profesional, dia meladeni segala ocehan Chiyo. Desainer tersebut sesekali tersenyum, gadis ceria di hadapannya menarik. Tetapi, yang mampu dia lakukan hanya memendam rasa penasaran yang meronta-ronta menginginkan sebuah jawaban.

Sampai akhir, ketika Chiyo memilih tiga pakaian terbaik untuk Fedro kenakan, yang desainer itu tahu, gadis ceria di hadapannya bernama Chi. Hanya itu, cukup, namun menyisakan rasa penasaran yang tidak terpuaskan.

*****

Kesibukan tiada henti hingga menjelang hari debutante tiba. Namun, masalah itu datang sehari sebelum pesta.

Kereta yang mengirimkan persediaan minuman untuk acara esok hari mengalami kendala. Alhasil pengiriman tertunda karena kereta harus mengalami perbaikan, sedangkan tidak ada kereta lain selain itu.

Alan yang mendapatkan kabar lantas memijit pelipisnya, pening. Ada-ada saja masalah ketika mendekati hari berlangsungnya acara.

Bagaimana ini?

"Apa aku harus mengambilnya sendiri?" gumam Alan. Dia diam di tempat, memikirkan solusi sebelum melapor ke Callisto. Alan tahu, Callisto cukup dipusingkan mengatur segalanya. Alan ingin sedikit membantu.

"Aku bisa membantu, jika Kakak tidak keberatan." Tiba-tiba Chiyo datang. Gadis tersebut tidak sengaja mendengar perbincangan Alan.

Chiyo dengan entengnya berkata "Aku akan mengambilnya, cukup sediakan kereta dan satu pengawal, akan Chi selesaikan masalah ini dalam sekejap."

Alan menggeleng dengan tegas. "Tidak! Biar saya yang melakukannya!" Alan berbalik, menuju ruangan Callisto hendak melapor.

Chiyo mengejar Alan. "Kakak, Chi mohon! Chi hanya ingin membantu!"

"Tidak, Nona. Itu berbahaya, Duke pasti tidak setuju, apalagi Tuan Muda." Alan memberi alasan.

"Lantas, Kakak ingin melakukannya? Meninggalkan segala pekerjaan ini? Tidak ingin membantu Duke Joseon di kediaman ini? Meninggalkannya?"

Langkah Alan terhenti, sontak Chiyo ikut berhenti. Mereka berpandangan. "Lantas, apakah dengan mengirim Anda menjadi solusi terbaik, Nona?"

Chiyo mengangguk mantap. "Tentu saja, aku bisa diandalkan."

Alan menghela nafas. "Jika saja terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap Anda, apa yang harus saya katakan kepada Tuan Muda? Anda ingin saya mati muda?"

Chiyo menggeleng gemas. "Maka dari itu aku meminta seorang pengawal, Kakak. Agar ada yang menjagaku nanti, cukup satu. Lagipula, pekerjaan ini tidak memakan waktu lama."

Dan dimulailah perdebatan panjang antara Chiyo dan Alan di sepanjang jalan menuju ruangan Callisto. Yang jelas, pada akhirnya Chiyo yang memenangkan perdebatan panjang tersebut.



[To be continued ….]

Update kedua, yey!

Kediaman Duke Joseon lagi sibuk banget, mendekati hari debut ayang Fedro ganteng. Eh, lagi-lagi datang problem.

Follow for support:
Wattpad: @MeRaa-
Instagram: @jst.sweetch (Sweetcho)

Next?

See you next chapter!

With love,
Me Raa

Hot Daddy, Take Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang