Sah

5.1K 99 0
                                    

Gedung megah itu dihiasi oleh bunga dan diisi oleh para tamu tamu.

"Para saksi sah?" tanya bapak penghulu kepada para tamu
"Saaahh" teriak para hadirin bersemangat

"Alhamdulillah" ucap penghulu melepas jabat tangan kepada sang mempelai pria dan diganti dengan tepuk tangan

Selesai sudah acara menjadi pusat perhatian sehari. Kini kedua pasangan yang kini sudah terikat dalam muka agama itu sedang berada dikamarnya.

"Mulai besok, kamu sudah satu sekolah dengan saya. Tolong jaga sikap dan tingkah laku mu" ucap Farel melepas jas dan melemparkan keatas ranjang

"Apa mas gak keberatan kalau kita satu sekolah?" tanya Kiyara
"Jangan sampai orang tau, berpura puralah kamu tidak mengenal saya"jelas Farel dan berlalu masuk ke toilet untuk membersihkan diri

Kiyara menatap punggung lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu, lelaki yang begitu dingin.

"Non, ini ada pakaian dari nyonya" ucap ART
"Sebentar" ucap Kiyara bergegas membuka pintu, ia sudah mengenakan piyama berlengan panjang

Bi Arum memberikan dua pasang baju tidur dengan warna hitam dan merah marun.

"Buat saya bi?" tanya Kiyara menatap baju yang minim bahan itu
"Iya, saya kebawah dulu ya Non" ucap bi Arum pamit

Kiyara menatap baju itu dengan tatapan bingung. Kembali menutup pintu dan sudah mendapati suaminya berdiri didepan cermin.

Kiyara menaruh dua baju itu diatas kasur dan berlalu ke toilet. Berniat untuk membasuh muka dulu sebelum tidur.

"Mau ngapain?" tanya Farel
"Mau cuci muka, kenapa mas?" tanya Kiyara berbalik badan

"Gapapa, saya laper" ucap Farel memakai baju tidurnya
"Mas mau makan apa?" tanya Kiyara

"Saya bisa ambil sendiri, urus saja pekerjaanmu" ucap Farel keluar dan menutup pintu
"Iya" ucap Kiyara tersenyum pahit

Inikah suaminya? Begitu dingin, mungkin Kiyara harus lebih sabar dan jangan terlalu gampang ambil hati.

Kiyara sudah selesai dengan urusannya, ia kaget melihat Farel yang kembali masuk ke kamar.

"Udah selesai mas makannya?" tanya Kiyara
"Kamu mau makan apa?" tanya Farel

"Ha? Engga, aku udah kenyang" ucap Kiyara
"Beneran?" tanya Farel
"Iya, mas makan aja. Mau aku temenin?" tanya Kiyara menawarkan diri

"Terserah kamu aja" ucap Farel

Keduanya turun di lantai bawah.
Ohh ya, Farel, Kiyara, dan bi Arum tinggal beda rumah ya dengan orang tua Farel. Jadi mereka hanya tinggal bertiga saja.

"Malam non Kiyara" sapa bi Arum
"Malam bi, belum tidur?" tanya Kiyara menghampiri

"Sebentar lagi, tadi tuan Farel turun. Laper katanya" ucap bi Arum
"Iya, bibi kalau mau tidur gapapa. Biar saya yang layani" ucap Kiyara

"Ga apa apa non,ini tugas saya. Non mau apa?" tanya bi Arum
"Saya udah kenyang bi" ucap Kiyara

"Kiy, sini duduk. Gak cape apa berdiri terus?" tanya Farel
"Cuma berdiri doang mas" ucap Kiyara hendak menarik kursi yang berada di depan Farel

"Jangan didepan, saya males liat kamu" ucap Farel yang membuat mental Kiyara sedikit tercungkil

Farel bisa melihat perubahan raut wajah Kiyara. Senyumnya sedikit mengembang, namun hampir tidak terlihat

"Engga, saya bercanda" ucap Farel menarik kursi disebelahnya untuk Kiyara duduk

"Ini tuan makanannya, ada perlu apa lagi?" tanya bi Arum
"Udah, bibi istirahat aja"ucap Farel
"Iya tuan, perlu apa apa panggil aja" ucap bi Arum sebelum meninggalkan pasutri muda itu

KIYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang