Operasi

715 23 0
                                    

"Jadi suami saya bisa dioperasi dok?" tanya Kiyara
"Iya betul bu,tetapi mungkin akan cukup beresiko jika operasinya gagal" ucap dokter itu memperingatkan

"Saya mohon lakukan yang terbaik dok, saya serahkan semuanya kepada anda"ucap Kiyara
"Kami pasti akan berusaha sebaik dan semaksimal mungkin"ucap dokter itu

"Percayakan pada Tuhan yang maha kuasa bu, kami hanya perantara saja" ucap dokter muda berjas putih itu, dokter Gara namanya

"Jika operasi ini berhasil,tolong jangan ceritanya kepadanya. Bisakah kamu menolongku?" tanya Kiyara
"Tentu, tetapi mengapa? Bukankah anda istrinya?" tanya dokter Gara

"Aku mempunyai masalah yang tidak bisa kuceritakan, maaf" ucap Kiyara tersenyum berharap dokter Gara bisa mengerti

"Maaf juga jika pertanyaan ku lancang"ucap dokter Gara
"Aku permisi"ucap Kiyara pamit menggendong Cila

"Tunggu" tahan dokter Gara
"Ini ada permen untuk anakmu, kasihan dia" ucap dokter Gara

Keesokannya, Farel dioperasi. Keluarga Farel, Kiyara, bi Arum serta Cila hadir disana.

Kiyara sengaja melarang Dilan hadir, melarang keras karna Dilan lah penyebab Farel seperti ini.

"Bunda yang sabar, mas Farel pasti kuat. Dia lagi berjuang untuk bisa pulih seperti semula" ucap Kiyara menenangkan bunda Farel

"Bunda selalu do'ain dia" ucap bunda Farel terus berdoa
"Ayah, Farel mungkin mau ngomong sesuatu ke ayah setelah dia dioperasi nanti" ucap Kiyara

"Ngomong apa?" tanya lelaki paruh baya itu
"Mungkin mas Farel mau ngomong secara langsung, Kiyara cuma menyampaikan aja" ucap Kiyara

Mereka menunggu berjam jam disana hanya untuk memastikan Farel tidak sendiri. Farel takut akan kesepian, itulah mungkin alasan dia dijodohkan dengan Kiyara.

Gadis ramah yang bisa membuat orang disekitarnya merasa nyaman dan gembira.

"Bunda sama ayah gaboleh sedih,mas Farel juga pasti gak mau ngeliat kalian khawatir" ucap Kiyara menyemangati

Operasi selesai, Farel kembali dipindahkan ke kamar rawat.

"Operasi sudah selesai bapak/ibu, tetapi mohon pengertiannya untuk tidak menjenguk dahulu. Pasien masih dalam pengaruh obat bius" jelas dokter Luna, dokter khusus untuk menangani operasi organ organ tubuh yang sangat dipercaya

"Terima kasih dokter, kami sangat berterima kasih kepada anda" ucap ayah Farel

"Bunda sama ayah udah makan?" tanya Kiyara sambil menyusui Cila, maksudnya ngegendong yaaa

"Belum, nanti aja" ucap bunda Farel

Suster keluar dari ruangan Farel sekitar lima belas menit kemudian.

"Pasien sudah bisa dijenguk, jika ada perlu silahkan panggil saya ya pak/bu" ucap suster tersenyum ramah

"Terima kasih" ucap mereka bersamaan

"Bunda mau liat mas Farel sekarang?" tanya Kiyara
"Setelah kamu, mungkin Farel mau ngomong sama kamu dulu" ucap ayah Farel

"Aku? Oh oke" ucap Kiyara
"Cila disini aja sama bunda"ucap bunda Farel mengambil alih

"Kiyara masuk dulu ya" ucap Kiyara

Pintu ia buka, Farel menyambutnya dengan senyum hangat seperti biasa. Ia hendak duduk tapi Kiyara dengan cepat melarang

"Eh baring aja" ucap Kiyara
"Gapapa, lebih enak duduk" ucap Farel

"Pelan pelan mas" Kiyara membantu Farel untuk duduk menyender

"Aku senang kamu datang dan masih mau khawatir padaku, oh sorry. Gue mau ngomong sesuatu" ucap Farel
"Apa?" tanya Kiyara canggung

"Jika kamu keberatan untuk tetap tinggal bersamaku, aku tak apa. Dan jika kamu mau pisah, aku juga tak apa. Akan kubicarakan dengan ayah dan bunda nanti, aku akan melepasmu jika kamu mau. Aku tak akan memaksamu" jelas Farel dengan berat hati

"Bukannya mas sendiri yang bilang untuk aku tetap tinggal? Ataukah mas sudah punya penggantiku dan berfikir aku hanyalah beban?" tanya Kiyara

"Kapan aku pernah bilang begitu? Justru aku tidak ingin berpisah, perceraian? Aku sungguh benci perkataan itu, dan sekarang aku pelakunya" ucap Farel memalingkan wajahnya

•••

Kiyara sudah rapi dengan seragam sekolah putih birunya, hari ini ia akan berangkat kesekolah seperti biasanya. Namun agak berbeda karna ia dijemput oleh Tara.

"Makasih banget lo udah mau jemput"ucap Kiyara membenahi poninya sebatas mata

"Santai aja, kalau mau gue bisa jemput lo tiap hari" ucap Tara tanpa keberatan sedikitpun

"Aww makasih,lope deh buat kamuu" ucap Kiyara membentuk jari tangan seperti 'saranghae'

"Untuk kamu juga" balas Tara ikut membentuk jarinya juga

Pulangnya Kiyara diantar oleh tetangganya yang kebetulan lewat

Dua minggu berlalu sudah, selama itu Kiyara masih tidur dirumah Farel,masih satu kamar tetapi dengan suasana yang berbeda.

"Eh udah siap berangkat tuan?non?" tanya Bi Arum yang baru menyelesaikan sarapan

"Iya bi, oh ya nanti Kiyara mungkin pulang sore atau malam. Tolong jagain Cila ya, susu udah aku siapin di kulkas, kalau mau cemilan juga udah ada. Jangan lupa juga kasih obat flu,dia bersin bersin terus semalam" ucap Kiyara bak seorang ibu

"Cila sakit, kenapa kamu malah keluar?" tanya Farel
"Aku ada urusan, lagian aku percayain dia sama bi Arum. Bukankah mas juga ada dirumah?" tanya Kiyara

Bi Arum merasa tidak enak akhirnya berlalu pamit, ia tahu mereka berdua sedang butuh ruang dan sedang ada masalah.

"Aku mau berangkat" ucap Kiyara hendak berlalu sambil memakai jaketnya
"Tunggu" cekalan tangan Farel menahannya

"Apa sih?" tanya Kiyara terlihat begitu ketus
"Aku adopsi Cila karna aku percaya sama kamu, kalau kamu gini aku harus percaya ke siapa untuk jaga Cila? Kamu pikir bi Arum tugasnya hanya menjaga Cila? Dia harus menjaga rumah tetap rapi, mengerjakan pekerjaan lainnya" ucap Farel menjelaskan

"Ck,mas pikir aku gak sibuk? Sudah urus saja dia sendiri" ucap Kiyara menepis tangan Farel lalu berlalu

"Kiyara, aku belum selesai bicara" ucap Farel yang tidak Kiyara hiraukan

Farel hendak mengejar tetapi pandangannya melihat Kiyara ikut bersama Dilan.

Ia menyunggingkan senyum

"Oh"

"Bi, Cila ikut aku sekolah" ucap Farel

"Tuan serius?" tanya Bi Arum kurang yakin
"Iya, siapin aja apa yang harus kubawa" ucap Farel

Bi Arum menyiapkan semua perlengkapan yang Cila butuhkan nanti didalam tas.

"Makasih bi, aku berangkat" ucap Farel menggendong Cila

|•


28/Maret/2022

KIYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang