Mimpi

520 21 0
                                    

Wisuda sekolah DAR digelar begitu meriah. Para orang tua datang untuk menyaksikan keberhasilan anaknya ditingkat SMA

"Selamat pagi para hadirin bapak ibu semuanya, disini saya Muhaimin selaku pembawa acara pagi ini akan menyampaikan sedikit pidato"

'Selamat pagi, disini kita semua tau dan melihat perjuangan siswa siswi kebanggaan kita dari Sekolah DAR untuk mencapai titik ini. Titik usaha kerja keras mereka.
Saya sangat bangga kepada semuanya, suka duka mereka lalui, walau kadang mungkin sering bolos pelajaran bapak ya. Masa muda memang masa yang paling diingat dan tidak akan bisa terulang, betul apa benar?. Saya juga pernah muda, saya pernah merasa titik bosan dan jenuh dengan yang namanya masa sekolah. Tapi sekarang ini ketika saya ingat, waduh, saya jadi kangen masa masa itu. Masa dimana saya dimarahi guru saya, ditegur ketika tidur di kelas, membolos, tertawa bersama teman teman saya, saya pernah sebahagia itu dengan suasana sekolah. Sekolah adalah rumah kedua, guru adalah orang tua kalian saat disekolah, tetapi hari ini adalah hari terakhir kalian semua kelas dua belas ini, menginjakkan kaki disini. Mulai besok besok, kalian tidak akan lagi masuk lewat gerbang, kalian tidak akan lagi bertemu dengan bapak, diomeli oleh guru guru disini, kalian akan menjalani hidup dan mimpi kalian. Bapak doakan semuanya sukses, jadi anak yang membanggakan negara. Amiinn. Mungkin demikian sedikit banyaknya makna dan pesan yang bisa bapak bekali kalian, semoga kalian semua bisa meraih mimpi kalian'

Pidato dari bapak Muhaimin selesai, acara kembali berlanjut layaknya wisuda biasanya.

Hingga bertemu lah dengan sesi pemanggilan nilai tertinggi satu angkatan ini.

"Nilai tertinggi ketiga jatuh kepada Fania Estella, silahkan naik ke atas panggung bersama orang tuanya" ucap pak Muhaimin

Terus hingga sampai di nomor satu

"Kemudian ini yang paling kalian tunggu dan titik yang menegangkan, juara satu kita dengan nilai tertinggi jatuh kepada Farrel Deo Alghifariz, silahkan naik ke atas panggung dengan bersama orang tuanya"

Farel naik keatas panggung ditemani sang ayah dan bunda

"Saya Farrel Deo Alghifariz, berdiri disini memegang piala dan piagam yang menjadi saksi perjuangan saya selama dua belas tahun bersekolah ini. Saya sangat berterima kasih kepada guru dan orang tua saya yang mendidik saya, serta mengajarkan saya. Saya mungkin tidak perlu memperkenalkan orang tua saya, karena dari nama saya sendiri sudah banyak yang kenal ya? Saya disini mau memperkenalkan istri saya, istri yang selalu mendukung dan selalu ada untuk saya. Silahkan berdiri Kiyara Deo Alnera"

Farel berbicara panjang lebar dan dengan bangga memperkenalkan kedua orang tua dan istrinya didepan semua orang disitu.

Dia bahkan menyebut nama lengkapnya dan Kiyara beserta dengan marga kebanggaan keluarganya

Anak dari Ghani Deo Alfarizki dan juga istrinya Putri Deo Nindyaitu  kini sudah dewasa

Perut Kiyara yang sudah agak melembung itu menjadi saksi kerja kerasnya Farel menjaga Kiyara. Menjaga Kiyara dan menjadikannya ratu setelah bundanya

"Segala sesuatu ini sesungguhnya tidak akan berarti tanpa adanya Tuhan yang maha esa, saya bangga menjadi salah satu umatnya" ucap Farel

Semua terharu, begitupun Kiyara yang duduk di kursi penonton, ia hanya berdiri sejenak saja, Cila melihat abangnya dengan bahagia

Acara selesai dan dua minggu berlalu. Farel sudah terbang ke Paris sendiri, seperti ucapannya, Kiyara tidak ikut.

"Aku akan disana kurang lebih empat bulan, tunggu aku. Aku tidak bisa menjagamu dari sini, tetapi aku akan menjagamu dari sana. Jangan buat aku khawatir, kabari aku kapan saja" ucap Farel

Tuksedo dan kopernya sudah siap dan rapi. Berwarna senada dengan baju yang dikenakan oleh Kiyara saat ini. Berwarna hitam pekat

"Aku akan menunggumu mas, selalu. Jaga mata dan hatimu untukku dan anak ini" ucap Kiyara

"Aku akan pulang secepat mungkin begitu tugasku selesai" ucap Farel kemudian sedikit berjongkok, sejajar dengan perut Kiyara

"Ayah pergi dulu ya, jaga bundanya. Jangan nakal ya, sehat sehat, jangan bikin bundanya sakit ya? Bikin bundanya senyum oke? Ayah pulang empat bulan lagi" ucap Farel kemudian mengecup singkat perut Kiyara

"Itu perjanjian atau pernyataan?" tanya Kiyara
"Pernyataan, aku akan menjaga diriku disana, kamu juga harus menjaga dirimu disini. Libur semester ini jangan banyak keluar rumah, untuk keperluan bajumu, mintalah bunda untuk menemani. Keperluan uang dan lainnya, aku akan mentransfer setiap minggu" ucap Farel kemudian bangkit dan menatap Kiyara

"Setiap bulan aja cukup mas, ngapain setiap minggu"ucap Kiyara
"Loh kenapa? Kamu harus bahagia dan harus makan makanan yang banyak dan bergizi, jangan takut gendut, malah kamu makin cantik nanti"ucap Farel

"Berlebihan, aku bisa membatasi diri" ucap Kiyara

Farel tersenyum kemudian menarik tengkuk Kiyara, memejamkan matanya, dan yaa

Will Be Right Back

"Ini terakhir, sebelum aku benar benar pergi" ucap Farel
"Jangan lupa mengabari bila kau sibuk, aku kepikiran" ucap Kiyara

"Oke, kalau begitu aku tak akan membuatmu kepikiran" ucap Farel menyelipkan sedikit rambut Kiyara kebelakang daun telinga

Sepuluh menit kemudian Farel pergi dan bergegas naik ke dalam pesawat. Tidak lupa melambaikan tangannya, ia yakin bahwa disana nanti dia akan sangat amat merindukan istrinya itu

Siapa sangka Farel menjadi rindu rumahnya? Dimanakah Farel yang dulu selalu menginap di rumah temannya atau di apartemen?

Entahlah, itu adalah buku Farel yang pertama, sebelum dia bertemu dengan Kiyara, yang kini menjadi rumah ternyaman nya

~•~
|

Saya ngebut banget nulis ini, jadi tolong votenya😭

10/April/2022

KIYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang