Asik

842 30 0
                                    

Keduanya memutuskan untuk berbagi cerita. Farel yang tadinya mau mengetik pun ditunda, cerita istrinya terlalu seru untuk dilewatkan.

"Terus kamu marahin?" tanya Farel serius
"Engga, gak berani aku waktu itu" ucap Kiyara

"Yah, kenapa gak dimarahin? Biar dia kapok, mampus tu si jalang" ucap Farel terbawa suasana

"Iya kan? Nyesel juga sih waktu itu gak ngegampret dia, jadi seneng kan dianya" ucap Kiyara ikut menyesal

"Eh bikinin kopi dong, bawa ke halaman depan ya" ucap Farel membawa laptopnya ke gazebo yang berada di depan rumahnya sambil menikmati langit malam

Siang berlangsung seperti biasanya.
Kiyara menyelesaikan tugas rumahnya dan menyempatkan waktu untuk menuliskan impiannya dalam sebuah karya cerita dibuku usangnya

Ia membuka satu persatu halaman buku itu hingga kala bertemu dengan bagian yang kosong, penanya akan ia goreskan disana

Dua bulan kemudian, Kiyara baru menyadari bahwa ia telat haid.
Apa dia akan hamil? Atau dia penyakitan?

Berjuta pertanyaan terus muncul hingga membuat Farel ikut overthinking.

"Gapapa, kita cek dulu ke dokter" ucap Farel
"Kalau aku hamil gimana?" tanya kiyara

"Ya bagus, meskipun kecil kemungkinan" ucap Farel
"Kenapa kecil kemungkinan? Orang yang berbuat tentu akan hamil mas" ucap Kiyara

"Pertama, aku melakukannya hanya sekali. Dan yang kedua, aku tidak keluar didalam Kiyara. Ya meskipun gak pakai pengaman" ucap Farel menjelaskan

"Pengaman? Maksudnya?" tanya Kiyara
"Iya, aku melakukannya langsung. Ya mungkin karena itu"ucap Farel

"Mas Fareeeel, mas aku belum mau gendong anak mas" ucap Kiyara
"Tapi kamu sudah menikah, ya meskipun mungkin umurmu belum pantas mendapatkannya" ucap Farel

"Bagaimana dengan sekolahku?" tanya Kiyara
"Pikirkan itu nanti,sekarang mari kita cek dulu kondisimu" ucap Farel

Mereka pergi ke rumah sakit. Sepanjang jalan Kiyara terus memilin milin jarinya. Gugup

Mereka mengecek dan menunggu hasil akhirnya. Dibawa pulang dan baru membukanya, kata Kiyara dia belum siap.

Oke, sekarang keduanya sedang berada di ruang tamu.

Duduk di kursi sofa sambil melihat hasilnya.

"Kata dokter apa mas?" tanya Kiyara, pasalnya dokter hanya bicara dengan Farel saja

"Kamu belum hamil, itu cuma karna hormon aja. Mungkin pola hidup yang kurang sehat, banyak pikiran atau lainnya" ucap Farel

"Jadi gak ada dedenya?" tanya Kiyara
"Engga, kata dokter juga diumur yang kamu capai sekarang, mentalmu belum siap. Nikmati masa mudamu dulu" ucap Farel

"Syukurlah" lega Kiyara

Namun Farel nampak kecewa, ia sudah berharap akan menggendong seorang bayi hasil kerja kerasnya

"Mas gapapa? Keliatannya kecewa banget" ucap Kiyara
"Gapapa kok" ucap Farel menggeleng

"Maaf" ucap Kiyara merasa bersalah
"Gapapa, aku mengerti. Memang aku terlalu berharap dan egois, aku tidak memikirkan resikonya jika kamu isi diumur segini" ucap Farel

"Maaf ya mas, tapi aku janji, kapan mas pengen, aku siap nanti" ucap Kiyara

"Pengen dalam maksud apa ni? Punya anaknya? Atau bikinnya?" tanya Farel
"Menurutmu?" tanya Kiyara sambil berjalan ke kamarnya, dia agak lelah

"Untuk punya anak nanti saja, tapi untuk pernyataan kedua, bolehkah?" tanya Farel
"Emm, pikir pikir lagi deh" ucap Kiyara mengolok

"Gaboleh gituu, kan tadi kamu udah janji"ucap Farel tidak terima
"Iya iyaaa janji" ucap Kiyara terkekeh melihat tingkah Farel

KIYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang