Pertentangan

1.3K 43 1
                                    

Makan malam sudah siap santap di meja, Kiyara kembali ke atas untuk memanggil suaminya.

Dilihatnya kamar kosong dan pintu balkon terbuka, udara malam berhembus masuk menelusuri kulit.

"Mas ayo makan" ucap Kiyara
"Iya sebentar, lagi telfon" ucap Farel yang diangguki Kiyara

Sambil menunggu Farel selesai dengan telfonnya, Kiyara memilih membenarkan sprei. Kamar yang cukup luas itu tersusun dengan rapi meski hanya Kiyara yang membersihkannya.

Asisten rumah tangga atau orang asing dilarang masuk kesini.

Kiyara membawa cucian baju kotor kebawah dengan keranjang, karena besok libur dia akan bantu bi Arum untuk menyelesaikan pekerjaannya

Malam itu mereka makan sambil berbincang, selesai makan Kiyara mengerjakan tugas sekolahnya yang tadi belum terselesaikan

"Kiy" panggil Farel dari atas kasur
"Hm, kenapa mas?" tanya Kiyara

"Kapan aku bisa mendapat hak ku?" tanya Farel

Deg

Kiyara hening sejenak

"Bukankah mas sendiri yang bilang kalau usiaku masih belasan tahun untuk hamil?" tanya Kiyara

"Aku lelaki normal yang mempunyai nafsu Kiy, sulit sekali menahannya saat tidur denganmu" ucap Farel berterus terang
"Aku bisa pisah ranjang atau kamar bila mas mau" jawab Kiyara

"Bukan jawaban itu yang ingin kudengar" balas Farel
"Lalu?"

"Aku hanya ingin memilikimu, tidak bisakah kita berbuat tanpa harus sejauh itu?" tanya Farel
"Apa menurut mas nikah hanya sebagai pemuas nafsu secara sah? Aku masih sekolah menengah pertama mas, masih harus ujian dan terpaku pada tugas, aku belum ingin menggendong anak dan putus sekolah seperti Salma" ucap Kiyara sedikit menyindir

"Aku ingin merasakan masa remaja ku, aku ingin mengejar impianku, aku ingin berpendidikan" jelas Kiyara

"Maaf jika aku terlihat seperti hanya menginginkan tubuhmu" ucap Farel
"Menikahlah dengan Salma jika mas mau, atau ceraikan saja aku" ucap Kiyara yang membuat Farel terkejut

"Kiyara, apa yang kamu bicarakan? Jangan pernah mengucapkan kata itu lagi" ucap Farel, ia sangat membenci perceraian

"Bukankah selama ini mas menafkahi Salma dan anaknya? Bukankah mas yang menemani Salma disaat masa yang ia perlukan? Dan bukankah mas pula yang menjadi ayah untuk Neta? Lalu apa salah jika aku menduga seperti itu?" tanya Kiyara

"Kenapa kamu membandingkan dirimu dengan Salma? Kamu ya kamu, sebagai Kiyara, aku menyukaimu karena sifatmu, dan aku menafkahi Salma dan anaknya hanya karna kasihan, gak lebih Kiyara. Sudah kubilang kan, sejak aku menikahimu dan mengumandangkan namamu dalam kehidupanku, kamulah tanggung jawabku, kamu dan anak kita saja yang akan aku nafkahi lahir batinku" ucap Farel

Farel menghampiri Kiyara dimeja belajarnya, memeluk gadis itu dari belakang

"Hanya kamu Kiyara, hanya kamu" ucap Farel terdengar begitu tulus ditelinga Kiyara

Kiyara lagi lagi hening, kali ini bukan karena bingung ingin menjawab apa, tetapi karena kaget akan setiap kata yang Farel ucapkan

"Mas, maaf sudah menduga duga hal yang buruk tentangmu" ucap Kiyara
"Hentikan aktifitasmu dan tidurlah bersamaku" ucap Farel mengurai pelukan singkat itu

"Iya" balas Kiyara kemudian bangkit dari kursinya

Farel mematikan lampu dan ikut berbaring disebelah Kiyara.

Tiba tiba tangan Farel berada di perut rata Kiyara, ya Farel memeluk gadis itu

Kiyara pura pura memejamkan matanya seolah tidur dan tidak tahu apa apa

KIYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang