Matahari sudah mulai naik, hari pun sudah semakin siang yang tandanya Devita dan Karel harus segera mengantar Ivano ke rumah mama Karel -mama Ina.
"Vano nanti di rumah oma jangan nakal ya, nanti sore mama jemput bareng sama papa." ucap Devita memberi wejangan seperti biasa kepada putranya jika akan ia tinggal pergi.
"Iya ma." jawab Vano, ia memang tergolong anak yang tidak banyak bicara tapi aktif bergerak, apalagi jika sedang bermain dengan anak Elvira, Devita sudah sangat kewalahan untuk mengikuti pergerakan Vano yang sangat aktif.
Tak lama Karel turun sambil memasang jam tangan di pergelangan tangan kirinya.
"Ayo sayang ke mobil." titah Karel sembari menggendong Vano dan merangkul Devita.
Setelah keluarga kecil itu berada di dalam mobil. Karel langsung menjalankan mobil untuk membelah jalanan Kota Jakarta dengan kecepatan sedang.
"Ma, mau ini." pinta Ivano tiba-tiba yang berada di pangkuan Devita, sambil menunjuk dada Devita.
Melihat respon Devita yang diam sambil berfikir bagaimana caranya untuk menolak, Karel pun menjawab permintaan putranya tersebut.
"Vano, Vano kan udah gede udah 2 tahun, minum susu yang ada di dot aja ya." ucap Karel memberi pengertian sembari mengelus kepala putranya dengan tangan kiri karena tangan kanannya di gunakan untuk menyetir.
Devita pun langsung menimpali, "Iya sayang minum susu ini aja nih, enak juga kok, mau ya?." bujuk Devita sambil menunjukan botol dot warna biru yang ada di tangannya.
Vano langsung menggeleng di ikuti matanya yang berkaca-kaca sambil menatap kedua orang tuanya.
Devita dan Karel pun saling berpandangan seolah berkata 'gimana nih?'."Kasih aja kali ya, kasian." ucap Devita pelan kepada Karel. Karel pun mau tidak mau hanya mengangguk saja.
"susah banget dah ngebujuk bocah." batinnya.
"Yaudah sekarang boleh tapi nanti Vano harus belajar minum pakai botol dot ya." ucap Devita sembari mengambil apron menyusui dari kursi belakang mobil.
Vano yang mendengarnya langsung buru-buru menyusu sambil menganggukan kepalanya.
Tak terasa perjalanan sudah 30 menit dan mobil Karel telah memasuki pekarangan rumah orang tuanya, berbicara tentang Vano, anak itu sudah tertidur di pangkuan Devita tak lama sejak menyusu pada Devita.
Karel yang peka sang istri kesulitan untuk turun pun langsung keluar memutari mobil untuk membukakan pintu Devita dan segera menggendong Vano.
"Ayo masuk." ajak Karel sembari menggandeng tangan kiri Devita.
Setelah menemukan mamanya di ruang TV, Karel dan Devita langsung salim dan oma Ina sangat antusias dengan kedatangan cucunya, lalu oma Ina langsung mengambil alih cucunya dari gendongan anaknya dengan pelan.
"uluh uluh, cucu oma masih pagi udah bobo aja." ucap oma Ina sembari menyiumi wajah Vano. Devita yang melihat mama mertuanya yang sangat menyayangi anaknya pun langsung tersenyum geli, sudah tak heran jika mama Ina ini memang selalu heboh jika cucunya datang.
"Yaudah mah aku sama Devita jalan dulu ya, nanti Vano di jemput kaya biasa." ucap Karel
"Iya, udah sana nanti keburu telat." Setelah mama Ina menjawab, Karel dan Devita pun salim Kembali kepada mama Ina, lalu keluar dan masuk mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju kampus.
......
Beberapa menit kemudian mobil Karel berhenti di Halte dekat kampus. Mereka berdua memang sepakat untuk masuk kampus secara terpisah, sebenarnya ini juga ide gila dari Devita agar teman-teman Devita tidak ada yang curiga. Karel pun mau tak mau harus menuruti permintaan istrinya. Karena jika Devita marah, tamat lah riwayatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia DeKa
Teen FictionDevita, Karel dan Ivano Sebuah keluarga kecil yang bahagia, namun siapa sangka, tidak ada yang tau mereka adalah sebuah keluarga, karena memang se-epic itu mereka menyembunyikan pernikahan mereka dari hadapan publik. Jangan ada yang plagiat, dosa!